2 Eks Mahasiswa Simpan 40 Kg Ganja Kering di Atap Gedung UIN di Riau

- RS sudah menjadi pengedar sejak 2015, dibantu oleh S untuk menyimpan dan mengendalikan peredaran barang haram
- RS dan S menyimpan ganja di kampus karena dianggap tempat yang aman
- Ganja berasal dari Penyabungan, Sumut, akan dikirim ke Palembang dan Tangerang Selatan
IDN Times, Pekanbaru - Dua mantan (eks) mahasiswa Universitas Islam Negeri (UIN) Sultan Syarif Kasim (Suska) di Kota Pekanbaru, ditangkap oleh Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNN) Riau di loket pengiriman Indah Cargo, yang berada di Jalan Garuda Sakti KM 1. Kedua orang itu berinisial RS dan S.
Mereka berdua itu, terlibat dalam peredaran Narkoba jenis daun ganja kering. Dari tangan tangan mereka, BNNP Riau mengamankan 63 kilogram daun ganja kering.
Plt Kepala BNNP Riau Kombes Pol CP Sinaga mengatakan, pengungkapan ini berawal dari laporan masyarakat yang diterima pihaknya. Atas laporan itu, tim Berantas BNNP Riau yang dipimpin Kombes Pol Berliando, melakukan pengintaian.
"Di TKP (tempat kejadian perkara), tim memergoki RS dan S tengah bersiap mengirim satu kardus berisi 23 paket ganja kering (23 kilogram)," kata Kombes Pol CP Sinaga, Rabu (13/8/2025).
Dari penangkapan itu, dilanjutkannya, pihaknya kembali melakukan pengembangan ke kampus UIN Suska Riau. Dimana, dari hasil pemeriksaan yang dilakukan pihaknya, RS dan S mengaku masih ada menyimpan daun ganja kering dalam jumlah yang banyak.
"Ternyata mereka (RS dan S) ini masih ada menyimpan daun ganja kering di kampus itu, tepatnya di atap gedung PKM (Pusat Kegiatan Mahasiswa)," lanjutnya.
"Setelah di kampus itu, tim langsung berkoordinasi dengan pihak kampus dan menemukan satu kardus dan satu karung di atap gedung PKM. Satu kardus berisi 30 paket ganja (30 kilogram) dan satu kardus berisi 10 paket ganja (10 kilogram)," sambung Kombes Pol CP Sinaga.
Atas pengungkapan itu, RS dan S dijerat dalam Pasal 114 ayat (2) Jo Pasal 112 ayat (2) jo Pasal 132 ayat (1) Undang-undang RI 35 Tahun 2009 tentang Narkotika.
"Ancaman pidana untuk mereka," hukuman maksimal pidana mati," tutur Kombes Pol CP Sinaga.
1. Alasan RS dan S, kampus tempat yang aman simpan ganja

Kombes Pol CP Sinaga menerangkan, pihaknya terkejut saat mendengar alasan RS dan S menyimpan puluhan kilogram daun ganja kering di UIN Suska Riau.
Yang mana, menurut RS dan S, kampus merupakan tempat yang aman untuk menyimpan puluhan kilogram daun ganja tersebut.
"Jadi alasan mereka menyimpan daun ganja di kampus itu cukup mengejutkan juga. Kata mereka, kampus itu dianggap aman dan jarang terpantau aparat," terangnya.
Atas alasan tersebut, ombes Pol CP Sinaga menegaskan, bahwa kampus adalah tempat mencetak generasi masa depan, bukan sarang Narkotika.
"Mari kita jadikan kampus sebagai zona aman, bersih dan bebas Narkoba," tegasnya.
2. RS sudah jadi pengedar sejak 2015

Dijelaskan Kombes Pol CP Sinaga, RS diketahui berperan sebagai pengedar. Peran itu dilakoninya sejak tahun 2015. Sedangkan R, perannya membantu RS untuk menyimpan dan mengendalikan peredaran atau pengiriman barang haram tersebut.
"RS ini pengedar, sudah main sejak 2015. Diatas RS ini masih ada lagi, inisial A dan M. Mereka (A dan M) yang selalu memberi perintah ke RS," jelas Kombes Pol CP Sinaga.
"Kalau S ini perannya membantu RS untuk menyimpan barang di kampus dan juga ikut mengendalikan atau mengirimkan barang ke pemesan atau pembeli," sambungnya.
3. Ganja dari Penyabungan di Sumut, mau dikirim ke Kota Palembang dan Tangerang Selatan

Lebih lanjut dikatakan Plt Kepala BNNP Riau itu, daun ganja kering tersebut berasal dari Panyabungan, Provinsi Sumatera Utara (Sumut). Daun ganja itu dibawa dengan sebuah mobil merk Daihatsu Terios berwarna hitam.
Setibanya di Kota Pekanbaru, daun ganja itu diterima di dalam area kampus, lalu disimpan di atap Gedung PKM UIN Suska Riau.
"Jadi barang dari Penyabungan ini totalnya ada 70 kilogram atau 70 paket. Sama pelaku RS ini, membagi paket tersebut untuk dikirim ke beberapa kota. 23 paket dikirim ke Tangerang Selatan (Provinsi Banten) dan 40 paket mau dikirim ke Kota Palembang (Provinsi Sumatera Selatan). 4 paket upah untuk kurir dan 3 paket dijual langsung seharga Rp1,5 juta per paket," katanya.