Berkendara Ribuan Km Sendiri, Agam Rinjani Bawa Misi Kemanusiaan ke Aceh

Medan, IDN Times - Panasnya aspal dibelah dan disusuri ban tebal mobil jenis BAIC BJ40 Plus yang dikendarai Agam Rinjani. Dari Bogor ke Lampung, lalu Sumsel, Riau, Sumut, hingga berhenti di titik akhirnya yakni Provinsi Aceh, Agam Rinjani telah menempuh perjalanan ribuan kilometer demi menjalankan misi kemanusiaan.
Uniknya, aksi berkendara pemandu wisata paling tersohor itu dilakukan seorang diri! Tanpa didampingi siapa pun, Agam Rinjani membawa peralatan sanitasi, pakaian, dan makanan untuk korban banjir di Provinsi Aceh.
1. Dari Bogor ke Aceh bawa misi kemanusiaan, Agam Rinjani tempuh perjalanan ribuan kilometer seorang diri

IDN Times berkesempatan berjumpa dengan Agam Rinjani kala ia menepikan mobil gagahnya di Jalan Setia Budi, Medan Sunggal. Kala itu pria berumur 36 tahun ini curi-curi waktu istirahat sembari berbincang ria dengan sahabatnya di Medan.
"Awalnya waktu saya di Brazil, lihat berita ternyata ada banjir bandang. Mau cepat pulanglah saya ke Indonesia. Pas sudah di Jakarta, saya ada touring dulu sama wartawan dan dipinjami mobil BAIC BJ40 untuk pergi camping di Bandung. Pulang dari sana, lihat jadwal kosong, ternyata benar kosong!" seru Agam.
Karena baru saja dinobatkan sebagai Brand Ambassador BAIC, Agam segera berkeinginan untuk berkendara jauh. Sekaligus ia juga tak lupa menggendong misi kemanusiaan yang akan dibawa ke Aceh.
"Karena tidak lagi kegiatan yang betul-betul saya butuhkan. Kebetulan jadi ambassadornya BAIC, akhirnya bilang kalau saya mau berangkat ke Aceh. Saya bilang kalau saya mau perbaiki mobilnya agar banyak barang yang bisa naik ke atas. Saya juga pasang lampu sorot kalau umpamanya hujan badai dan tempat menaruh semua isi logistik. Akhirnya saya mantap menempuh perjalanan dari Bogor ke Aceh," lanjutnya.
2. Agam Rinjani menuju daerah yang membutuhkan puskesmas darurat dan akan bangun beberapa toilet untuk sanitasi

Hari Senin (8/12/2025) Agam beranjak dari Bogor. Pelan tapi pasti, kini ia sudah sampai di Medan dan sebentar lagi tiba di daerah terdampak banjir yakni Aceh Tamiang.
"Saya berangkat, khususnya saya mau buat pembangunan toilet, sanitasi, sama puskesmas darurat. Teman-teman dokter dan pencinta alamnya Universitas yang ada di Semarang, itu mau bantu juga, dokter semua isinya. Makanya mau ke sini," jelas Agam.
Baginya, upaya sanitasi di tengah banjir tak kalah pentingnya. Sebab jika dilakukan secara sembarangan, justru akan menimbulkan masalah yang baru.
"Saya akan ke daerah yang betul-betul membutuhkan puskesmas darurat dan bangun beberapa toilet sanitasi. Karena menurut saya pasca banjir bandang banyak bakteri yang bikin diare dan sakit lagi. Makanya butuh khususnya penanganan kesehatan. Nah, karena kalau di rumah sakit semua menumpuk lagi, agak crowded. Jadi itu yang rencananya, cari tempat air bersih, mencoba untuk bikin kayak filter air untuk mandi dan lain-lain, dan bangun toilet, khususnya buat MCK," beber pria 36 tahun ini.
3. Akan menetap di Aceh sampai situasi kondusif lagi

Menariknya, Agam menempuh perjalanan ribuan kilometer seorang diri. Saat bosan di perjalanan, ia beberapa kali terpantau sedang live streaming.
Agam tak urung menjelaskan barang-barang yang ia bawa. Ternyata bukan alat sanitasi saja, ada sejumlah makanan siap saji yang ada di sana.
"Total barang-barang beratnya sekitar 600 kg. Beberapa rescue, perahu, pelampung, beberapa makanan siap saji. Teman-teman Consina juga mau drop pakaian lagi, dikirim baju-baju Consina buat orang-orang di pengungsian," ungkap Agam.
Agam berencana menetap sementara di Aceh sampai situasi mulai membaik. Setelah selesai di Aceh, ia juga dijadwalkan akan terbang ke Thailand akhir Desember.
"Sampai kondusif, mungkin 3 minggu. Saya libur dulu tanggal 21, 22, 23 Desember karena ada meeting di Thailand. Jadi ke Thailand, baru kembali lagi ke sini lagi," pungkasnya.


















