19 Desa dan 1 Kecamatan Masih Terisolir, Tapteng Banjir Lagi

- 110 korban jiwa meninggal dunia, 33 orang dalam pencarian, dan 18.331 warga mengungsi di berbagai lokasi pengungsian.
- Listrik hanya menyala di beberapa kecamatan, sementara instalasi air bersih masih dalam perbaikan.
- Diperlukan tambahan alat berat untuk menormalisasi sungai yang dipenuhi tumpukan gelondongan kayu dan sedimen tanah akibat banjir bandang.
Medan, IDN Times- Tapanuli Tengah menjadi kabupaten yang kondisinya paling parah dihantam banjir bandang dan longsor sejak 25 November 2025 lalu. Dari data BNPB, Selasa (9/12/2025), sebanyak 110 orang meninggal dunia ..
Selain itu 94 orang masih dalam pencarian. Pemerintah Kabupaten Tapanuli Tengah memperpanjang masa tanggap darurat hingga 14 hari ke depan mulai 8-21 Desember 2025.
Hal itu dikatakan Bupati Tapteng Masinton Pasaribu Saat ini kondisi Tapteng masih cukup parah dengan banyaknya desa terisolir.
"19 desa dan 1 kecamatan masih terisolir. 110 korban jiwa meninggal dunia, 33 orang korban dalam pencarian, 18.331 warga mengungsi di berbagai lokasi pengungsian dan menumpang di rumah-rumah warga," kata Masinton dari akun instagram resminya, Senin (8/12/2025).
Selain itu listrik hanya menyala di beberapa kecamatan. Sinyal internet juga masih lumpuh. "Kondisi listrik sudah menyala namun masih terbatas di beberapa kecamatan (masih dalam pengerjaan sambungan instalasi jaringan tiang listrik banyak yang tumbang," katanya.
Selain itu instalasi air bersih diungkapnya masih dalam perbaikan. Saat ini masih menggunakan pengiriman air bersih melalui mobil tangki air.
"Diperlukan tambahan berbagai jensi alat berat untuk menormalisasi sungai yang dipenuhi tumpukan gelondongan kayu dan sedimen tanah di dasar sungai akibat banjir bandang," katanya.
Selain itu BMKG juga memperingatkan potensi cuaca ekstrem hingga 15 Desember 2025 mendatang. Pada Selasa (9/12/2025) sore tadi sempat terjadi banjir lagi karena hujan deras yang mengguyur. Salah satu daerah terdampak ada di Kecamatan Tukka, Tapanuli Tengah. Daerah ini merupakan salah satu yang masih terisolir.
Selain itu masyarakat harus berjalan kaki hingga berjam-jam hingga berhari-hari demi mendapatkan sumber makanan. Mereka berjalan kaki selama 3-8 jam dari desanya masing-masing. Kecamatan Adiankoting, Tapanuli Utara menjadi yang terdekat untuk dicapai warga. Daerah ini juga terdampak banjir dan longsor.
Saat ini Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumut masih mengebut pembukaan akses longsor di jalan-jalan utama. Terutama jalur Tarutung-Tapteng yang masih tertutup longsor. Masih ada 30 kilometer lagi yang harus dibersihkan titik lumpurnya untuk membuka akses.

















