Bentrok Demo BBM di Aceh, Tiga Polisi dan Sejumlah Mahasiswa Luka-Luka

Banda Aceh, IDN Times - Demo menolak kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) di depan Kompleks Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA), Kota Banda Aceh, Aceh, pada Rabu (7/9/2022) berujung ricuh. Akibatnya, sejumlah personel kepolisian dan mahasiswa terluka.
Bentrok antara aparat keamanan dan ratusan mahasiswa Universitas Islam Negeri (UIN) Ar Raniry terjadi ketika massa coba memaksa masuk ke halaman kompleks gedung parlemen tingkat provinsi tersebut.
1. Polisi terpaksa bubarkan massa karena dinilai telah anarkis

Kepala Bagian Operasional (Kabag Ops) Kepolisian Resor Kota (Polresta) Banda Aceh, Komisaris Polisi (Kompol) Iswahyudi mengatakan, awalnya massa telah diminta untuk menunjuk 10 orang perwakilan untuk masuk dan bertemu dengan anggota dewan. Dalam hal ini, pihaknya selaku petugas pengamanan akan memfasilitasi.
Akan tetapi, massa tidak sepakat dan tetap bersikeras untuk memasukkan seluruh peserta aksi ke halaman gedung wakil rakyat Provinsi Aceh tersebut. Sehingga langsung dihadang oleh Pasukan Pengendalian Massa (Dalmas) Polresta Banda Aceh.
“Yang akhirnya mereka tidak terima melakukan perusakan pintu, yang akhirnya berhadapan dengan Dalmas dan aparat kepolisian,” kata Iswahyudi, pada Rabu (7/9/2022).
“Jadi tahap-tahap kami tadi, berdasarkan SOP yang ada. Berdasarkan Peraturan Kapolri Nomor 16 Tentang Pengendalian Massa,” imbuhnya.
2. Tiga polisi mengalami luka-luka akibat terkena batu lemparan massa

Iswahyudi menyampaikan, akibat kerusuhan yang terjadi, tiga personel menjadi korban. Salah seorang di antaranya merupakan Komandan Peleton (Danton) Dalmas Polresta Banda Aceh, Inspektur Polisi Satu (Iptu) T Chairul.
“Kemudian melemparkan batu yang mengakibatkan luka Danton Dalmas Polresta Banda Aceh, Iptu T Khairul, terkena di bagian wajah dan beberapa personel lainnya. Jadi yang luka ada tiga orang,” ucapnya.
3. Mahasiswa sebut polisi menyerang lebih dulu ke massa

Sementara itu, Koordinator lapangan (Korlap) Aksi, Agus Sri Wahyudi dalam sebuah rekaman video menyampaikan, jika kerusuhan bermula ketika massa ditembaki gas air mata oleh pihak kepolisian.
“Telah terjadi kekerasan dari aparat terhadap kawan-kawan mahasiswa Banda Aceh yang mengaspirasikan suara masyarakat terkait BBM di Gedung DPRA,” ujar Wahyudi.
“Belum sempat menyampaikan aspirasi, mahasiswa Aceh, mahasiswa UIN Ar Raniry telah lebih dahulu diserang dengan gas air mata dan terjadi kekerasan yang sangat jelas,” ucapnya.
4. Sejumlah mahasiswa dikabarkan terpaksa dibawa ke fasilitas kesehatan

Korban dari aksi yang berujung dengan bentrokan tersebut tidak hanya dari pihak kepolisian, namun juga dari massa mahasiswa. Para korban terpaksa dibawa ke Klinik Kesehatan DPRA untuk mendapat penanganan medis.
Pantauan IDN Times di lokasi, salah seorang mahasiswa tampak dibawa ke fasilitas kesehatan oleh rekan-rekannya menggunakan sepeda motor matik. Peserta aksi tersebut dikabarkan mengalami sesak usai bentrok dan terkena gas air mata.
“Sesak dia tadi, jadi dibawa ke rumah sakit bang,” ucap salah seorang peserta aksi.
5. Belum diketahui berapa jumlah mahasiswa yang ditahan maupun diamankan polisi

Sehubungan dengan itu, IDN Times juga memantau beberapa mahasiswa tampak ditangkap paksa oleh petugas berpakaian preman. Mereka kemudian dibawa masuk ke Kompleks DPRA.
Mengenai hal tersebut, Kabag Ops Polresta Banda Aceh, belum bisa memastikan berapa mahasiswa yang ditahan maupun diamankan oleh pihaknya.
“Untuk ditangkap, saya akan monitor, saya berada di lapangan, apakah diamankan atau bagaimana,” pungkas Iswahyudi.


















