Anak Hakim Jamaluddin Minta Ibu Tirinya Dihukum Mati
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Medan, IDN Times – Kematian Jamaluddin yang dibunuh oleh istrinya sendiri memberi pukulan keras bagi Kenny Akbari, putri Sulung Jamaluddin buah pernikahan dari istri pertama yang berakhir perceraian.
Kenny masih tak percaya ibu tirinya, Zuraida Hanum alias ZH ternyata merupakan otak pelaku pembunuhan berencana ayahnya.
Kenny berterima kasih kepada polisi yang berhasil mengungkap pembunuhan itu. Meskipun, polisi sendiri belum mengungkap motif pembunuhan itu secara utuh.
1. Minta penegak hukum berikan hukuman mati kepada pembunuh Jamaluddin
Kenny berupaya tetap tegar pasca ditinggal ayahnya. Selama empat bulan terakhir dia memang tinggal bersama ayahnya, karena sedang menjalani kegiatan co-ass kedokteran di RSUD Pirngadi Medan.
Dia berharap polisi memberikan hukuman setimpal. “Siapapun pelakunya gak pandang bulu harus dapat ganjaran seberat beratnya. Intinya kalau bisa hukuman mati juga,” kata Kenny, Rabu (8/1).
Baca Juga: Anak Hakim Jamaluddin: Kok Tega Ibu Membunuh Ayah
2. Hukuman mati dianggap paling setimpal bagi Kenny
Kenny tampaknya masih tidak terima dengan kematian ayahnya dengan cara yang begitu sadis. Dalam keterangan resmi polisi menyebut jika pembunuhan itu direncanakan begitu rapi.
ZH merekrut dua eksekutor, JP dan RF. Bahkan JP juga disebut-sebut sebagai kekasih gelap ZH.
“Dia menghabisi nyawa almarhum Abu (Panggilan Kenny pada Jamal). Seharusnya dia dapat ganjaranya kayak gitu juga. Karena ini sudah sangat terencana bagus sekali bersih,” ungkapnya.
3. Sempat ketakutan tinggal bersama ibu tiri setelah Jamaluddin meninggal
Usai kejadian itu, Kenny masih tinggal dengan ZH. Dia menuturkan punya sedikit ketakutan pasca kejadian itu.
Sampai-sampai, dia selalu mengunci pintu kamarnya saat keluar dan masuk ke dalam. Padahal biasanya dia tidak pernah mengunci pintu kamar.
“Biasanya gak pernah kunci ya karena merasa biasa aja aman gitu kan. Setelah itu jadi kalau pulang ke rumah rasa-rasanya itu ingin kunci pintu aja setiap hari. Keluar sebentar kunci pintu keluar bentar kunci pintu,” tukasnya.
4. Jamaluddin ditemukan tidak bernyawa di dalam mobilnya di kawasan perkebunan sawit
Sebelumnya, Jamaluddin ditemukan tidak bernyawa di dalam mobilnya di kawasan perkebunan sawit Desa Sukadame, Kecamatan Kutalimbaru, Kabupaten Deli Serdang, Jumat (29/11) tahun lalu. Jenazahnya ditemukan di baris kedua kursi penumpang.
Barang berharga seperti jam tangan, kalung dan cincin Jamaluddin tidak ada yang hilang. Dia ditemukan dalam keadaan mengenakan pakaian olahraga tanpa kaus dalam.
Kata polisi, Korban dibunuh dengan cara dibekap hingga kehabisan napas saat tidur di kamar rumahnya. Hal itu sesuai dari hasil laboratorium forensik yang menyatakan korban diduga meninggal dunia karena lemas.
"Jadi, tanda-tanda kekerasan tidak ada, korban hanya kehilangan oksigen sehingga mati lemas," jelas Kapolda Martuani.
5. Pelaku menggunakan alat-alat komunikasi yang tidak biasa
Penyelidikan kasus itu pun mendapat kesulitan. Martuani menjelaskan, masalah yang sempat dihadapi penyidik untuk mengungkap kasus ini yakni dukungan alat bukti. Alasannya, para pelaku menggunakan alat-alat komunikasi yang tidak biasa, sehingga penyidik kesulitan mendudukkan dan merekonstruksikan kasus ini.
"Tapi dengan bantuan Laboratorium Forensik dan Direktorat Cyber Crime Mabes Polri, penyidik mendapat informasi tambahan yang menguatkan kasus ini sebagai pembunuhan berencana," kata Martuani saat memaparkan kasus di Mapolda Sumut, Rabu (8/1).
Baca Juga: Bukan di Mobil, Hakim Jamaluddin Dibunuh di Kamarnya Sendiri