Parkir Liar di Kawasan Danau Toba, Pemkab Simalungun Diminta Berbenah

Sebelumnya 13 jukir liar ditangkap

Simalungun, IDN Times - Ditahannya  13 orang juru parkir (jukir) liar di Parapat, Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara atas dugaan pengutipan liar terkait harga patkir mencapai Rp 60 ribu mendapat perhatian dari sejumlah kalangan. Praktek ini dinilai menjadi penghalang peningkatan jumlah pengunjung ke kawasan Danau Toba khususnya daerah Parapat.

Pemerintah setempat didorong untuk tidak berdiam diri. Pemkab harus berperan memberikan arahan kepada elemen masyarakat, mulai dari pedagang, penyedia jasa, masyarakat lainnya yang bersentuhan langsung maupun tidak langsung kepada pengunjung. Hal ini tidak lepas dari persoalan yang selama ini dikeluhkan terjadi di kawasan Parapat.

Baca Juga: Kutip Parkir Rp60 Ribu di Kawasan Danau Toba, Jukir Liar Diamankan

1. Selain parkir, harga makanan juga mahal

Parkir Liar di Kawasan Danau Toba, Pemkab Simalungun Diminta BerbenahDok.IDN Times/istimewa

Beberapa masalah kadang muncul adalah rentetan mobil yang mengantri panjang di pelabuhan Ajibata kerap dibebani biaya parkir seharga Rp10 ribu. Ada juga dikeluhkan soal harga makanan yang tak wajar dan hal lainnya. Belum lagi persoalan kebersihan lingkungan yang kurang diperhatikan.

"Selama ini, khususnya saat libur pengunjung kerap merasa kecewa karena perlakuan tidak terpuji segelintir orang. Ada yang baik jadi ikut terimbas," kata Indah Batubara, salah seorang pengunjung.

2. Camat janji melakukan pembinaan kepada elemen masyarakat

Parkir Liar di Kawasan Danau Toba, Pemkab Simalungun Diminta BerbenahDok.IDN Times/istimewa

Mengenai adanya keluhan pengunjung soal pelayanan yang didapatkan di Parapat tidak disangkal Camat Girsang Simpangan Bolon, Boas Manik. "Itu semua tergantung kesadaran masyarakat. Kadang masyarakat ini (memanfaatkan) sekali ini nya libur. Tidak dipikirkan bagaimana menarik masyarakat untuk besok nya," kata Boas Manik.

Masalah ini tentu butuh perhatian serius agar kedepannya jumlah pengunjung wisata di Parapat bisa meningkat. Menurutnya, salah satu cara untuk dilakukan adalah pembinaan dan sosialisasi kepada masyarakat. Ia mengakui ada orang tertentu kadang membuat harga naik karena imbas dari sepinya pendapatan sebelum hari libur besar.

"Nanti kita kasih pembinaanlah pada saat hari raya besar kepada masyarakat. Kadang-kadang masyarakat selama ini sudah mengeluh  (sepinya pengunjung sebelum libur), begitu hari libur dimanfaatkan. Kepada kita akan sosialisasikan kepada masyarakat agar kedepannya peduli untuk peningkatan kawasan Danau Toba," bebernya.

3. Mengundang tokoh masyarakat dalam mensosialisasikan pentingnya tata krama

Parkir Liar di Kawasan Danau Toba, Pemkab Simalungun Diminta BerbenahDok.IDN Times/istimewa

Boas Manik berjanji bahwa dalam waktu dekat direncanakan mengumpulkan toko-toko masyarakat mensosialisasikan pentingnya bertata krama yang baik kepada setiap orang yang datang ke Parapat.

"Bukan hanya pedagang kita minta ikut berperan, semua harus terlibat. Pedagang ini kita dorong memperhatikan standar harga. Jangan terlalu mahal, kalau bisa ada kesamaan," ucapnya.

Baca Juga: Kunjungan ke Samosir Membludak, Arus Penyeberangan Danau Toba Lancar

Topik:

  • Doni Hermawan

Berita Terkini Lainnya