Cabai Merah Jadi Penyumbang Deflasi Tertinggi di Sumut

Sumut alami deflasi tertinggi 0,12 persen dipicu cabai merah

Medan, IDN Times - Badan Pusat Statistik Sumatra Utara (BPS Sumut) mencatat komoditas cabai merah menjadi penyumbang tertinggi deflasi secara mtm (month-to-month) pada Mei 2023.

"Pada Mei 2023 ini, Sumut mengalami deflasi tertinggi 0,12 persen dipicu cabai merah," kata Kepala Badan Pusat Statistik Sumatra Utara, Nurul Hasanudin, Senin (5/6/2023).

Selain dipicu turunnya harga cabai merah, penyumbang deflasi juga berasal dari angkutan udara 0, 06 persen, tomat 0,03 persen, kentang dan angkutan antar kota masing-maaing 0,02 persen.

Baca Juga: Dahnil Anzar Bawa Istri Naik Vespa Keliling Berastagi, Romantis Banget

1. Secara yoy penyumbang deflasi adalah minyak goreng

Cabai Merah Jadi Penyumbang Deflasi Tertinggi di SumutWarga mengantre saat membeli minyak goreng yang dijual di operasi pasar murah. (ANTARA FOTO/Mohamad Hamzah)

Sedangkan deflasi secara year on year (yoy), penyumbang utamanya adalah minyak goreng 0,17 persen disusul cabai merah 0,16 persen, tomat 0,15 persen, bawang merah 0, 14 persen dan ayam ras 0,08 persen.

Hasan juga memaparkan perkembangan Indeks Harga Konsumen (IHK) di lima kota di Sumut pada Mei 2023 ini secara umum menunjukkan kenaikan.

"Pada Mei 2023 terjadi inflasi year on year (yoy) sebesar 3,66 persen atau terjadi kenaikan IHK dari 109,18 pada Mei 2022 menjadi 113,18 pada Mei 2023. Pada tingkat inflasi month to month (mom) sebesar 0,27 persen dan tingkat inflasi year to date (ytd) sebesar 0,37 persen," kata Hasan. 

Dari gabungan lima kota di Sumut secara yoy, yakni Sibolga, Pematang Siantar, Medan, Padangsidimpuan, dan Gunungsitoli tercatat inflasi sebesar 3,66 persen dengan IHK sebesar 113,18.

2. Inflasi yoy tertinggi terjadi di Sibolga

Cabai Merah Jadi Penyumbang Deflasi Tertinggi di SumutIlustrasi pelabuhan. (Istimewa/Pelindo I)

Inflasi yoy tertinggi terjadi di Sibolga sebesar 4,39 persen dengan IHK sebesar 116,88 dan terendah terjadi di Gunungsitoli sebesar 3,54 persen dengan IHK sebesar 114,55.

"Inflasi yoy itu terjadi karena adanya kenaikan harga dan itu ditunjukkan naiknya seluruh indeks harga kelompok pengeluaran," sebut Hasan.

Kenaikan harga itu mulai dari kelompok makanan, minuman, dan tembakau sebesar 2,67 persen. Kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 3,67 persen, kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga sebesar 1,38

Dari kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 1,68 persen, kelompok kesehatan sebesar 1,95 persen, kelompok transportasi sebesar 14,48 persen dan kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 0,30 persen.

3. Bensin menjadi komoditas pertama penyumbang inflasi

Cabai Merah Jadi Penyumbang Deflasi Tertinggi di Sumutilustrasi mengisi bensin mobil (Pexels.com/Skitterphoto)

Kemudian kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya sebesar 7,55 persen, kelompok pendidikan sebesar 0,56 persen, kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran sebesar 3,19 persen dan kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 5,24 persen.

Sementara itu komoditas utama penyumbang inflasi yoy pada Mei 2023, antara lain bensin, sebesar 1.00 persen, beras 0,49 persen, rokok kretek filter 0,29 persen, angkutan dalam kota 0,20 persen dan ikan dencis 0,17 persen.

Komoditas yang dominan memberikan andil inflasi mtm pada Mei 2023, antara lain daging ayam ras 0,17 persen, ikan dencis 0,13 persen, rokok kretek filter dan bawang putih
masing- masing 0,03 persen serta ikan tongkol 0,02 peesen.

Baca Juga: Menelisik Panas Dingin Hubungan Edy dan Ijeck, Apa Sebabnya?

Topik:

  • Arifin Al Alamudi

Berita Terkini Lainnya