Tahun Ketiga Ramadan Tanpa Bubur Pedas Melayu di Masjid Raya Al Mashun

Salat tidak lagi berjarak tapi harus tetap prokes

Medan, IDN Times- Menjelang bulan suci Ramadan 1443 H pihak pengelola Masjid Raya Al Mashun melakukan berbagai persiapan. Persiapan itu dilakukan agar maksimal dan melayani umat Islam yang akan melakukan ibadah di masjid ikon kota Medan tersebut.

Pengurus BKM Masjid Raya Al Mashun mengaku sudah melakukan berbagai persiapan. Untuk salat nantinya sudah tidak dilakukan lagi pembatasan jarak. Meski begitu, pihak pengelola mewajibkan jemaah tetap menerapkan protokol kesehatan. Seperti memakai masker, menjaga jarak dan mencuci tangan sebelum memasuki masjid.

1. Bersih-bersih masjid dilakukan

Tahun Ketiga Ramadan Tanpa Bubur Pedas Melayu di Masjid Raya Al MashunBersih bersih Masjid Raya Al Mashun (IDN Times/Yurika Febrianti)

Hamdan selaku pengelola Masjid Raya Al Mashun mengatakan sudah sepekan mempersiapkan menyambut bulan suci Ramadan.

“Jelang Ramadhan ya kita bersih-bersih masjid, memeriksa seluruh komponen yang berkepentingan seperti seperti soundsystem, genset kita servis, pemeriksaan lampu penerangan di masjid,” katanya.

Baca Juga: Sejarah Masjid Raya Al Mashun, Bukti Eksistensi Kesultanan Deli

2. Tahun ketiga tanpa bubur pedas khas Melayu

Tahun Ketiga Ramadan Tanpa Bubur Pedas Melayu di Masjid Raya Al MashunMasyarakat berebut bubur sop yang dibagikan di Pelataran Masjid Raya Al Mashun Medan pada Ramadan 2019 lalu. Bubur Sop adalah tradisi rutin yang dilakukan setiap tahun (IDN Times/Prayugo Utomo)

Menghindari kerumunan masyarakat saat masa pandemi yang masih berlangsung, pihak Masjid Raya Al Mashun kembali tak menyediakan makanan khas Melayu bubur pedas  untuk berbuka puasa. Sudah memasuki tahun ketiga, pengelola masjid hanya menyediakan teh manis untuk jemaah yang ingin berbuka puasa di Masjid.

“Tahun ini belum kita buat karena perkembangan masalah yang ada (Covid-19), Insyaallah mungkin tahun depan.  Sudah 2 tahun tidak ada, ini tahun ketiga. Kita hanya sediakan teh manis untuk orang-orang berbuka puasa,”ucap Hamdan.

3. Tidak ada pembatasan pengunjung ke masjid

Tahun Ketiga Ramadan Tanpa Bubur Pedas Melayu di Masjid Raya Al MashunHamdan pengelola Masjid Raya Al Mashun (IDN Times/Yurika Febrianti)

Sebagai salah satu destinasi wisata religi, Hamdan pihak pengelola masjid menjelaskan tidak membatasi siapa saja yang ingin berkunjung selama jam operasional.

“Pokoknya sebatas masjid buka mereka mau berkunjung silahkan jam berapa saja. Ba’da isya kita tutup.  Kalau nanti Ramadan habis tarawihlah, kita buka dari pagi dari subuh sampai tarawih,”jelasnya.

4. Sahur bersama akhir-akhir Ramadan

Tahun Ketiga Ramadan Tanpa Bubur Pedas Melayu di Masjid Raya Al MashunIDN Times/Prayugo Utomo

Selain itu, pihak masjid juga tidak mengadakan sahur bersama di Masjid. “Sahur bersama belum ada, cuman nanti Insyaallah ada itikaf di akhir Ramadan. Di situ nanti baru ada sahur bersama. Mungkin bisa di malam ganjil atau di 10 akhir Ramadan,”tuturnya.

Untuk masjid yang dibangun tahun 1906 ini, salat tarawih tidak dilakukan berjarak dan dipasang karpet seluruhnya. Tapi masyarakat juga dianjurkan mematuhi protokol kesehatan.

Baca Juga: Jelang Ramadan, Gubernur Edy Pastikan Stok Bahan Pangan Aman

Topik:

  • Doni Hermawan

Berita Terkini Lainnya