Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Demo Sumpah Pemuda, Massa: Republik Ini Sedang Tidak Baik-baik Saja

IDN Times/Prayugo Utomo
IDN Times/Prayugo Utomo

Medan, IDN Times - Berbagai elemen di Kota Medan memperingati Hari Sumpah Pemuda dengan menggelar aksi damai di DPRD Sumatera Utara, Senin (28/10). Massa membuat mimbar bebas.

Mereka menyuarakan berbagai tuntutan. Mulai dari soal isu ketenagakerjaan hingga soal undang-undang berpolemik. Yang menjadi sorotan utama mereka adalah soal krisis demokrasi.

Orasi digilir ke perwakilan organisasi yang terdiri dari elemen buruh, mahasiswa, petani, pegiat lingkungan dan masyarakat adat. Mereka menyuarakan tuntutan dari masing masing sektor.

1. Elit politik dianggap tidak berpihak kepada rakyat

IDN Times/Prayugo Utomo
IDN Times/Prayugo Utomo

Ronal Syafriansyah salah satu orator memberi orasi tegas pada Sumpah Pemuda 2019. Kata Ronal yang juga aktivis buruh menyatakan, momentum Sumpah Pemuda harus menjadi pemesatu gerakan rakyat.

“Saatnya hari ini kita nyatakan ketidakpercayaan kita terhadap elit politik saat ini. Kita serukan kaum buruh dan kaum tani harus membuat alat politiknya sendiri. Sepakat kawan kawan,” tegasnya.

2. "Indonesia sedang tidak baik-baik saja, pemuda harus jadi obatnya"

IDN Times/Prayugo Utomo
IDN Times/Prayugo Utomo

Rangkaian peristiwa yang terjadi belakangan ini, kata Ronal menunjukkan Indonesia tidak dalam keadaan yang baik. Terbukti dengan berbagai kebijakan yang dinilai mereka tidak berpihak kepada rakyat.

Misalnya, Undang-undang KPK yang sarat polemik. Lalu kebijakan ketenagakerjaan yang dianggap semakin menyengsarakan buruh.

“Kita tegaskan sekali lagi. Republik ini sedang tidak baik baik saja. Republik ini sedang sakit. Maka kaum muda harus mengobati republik yang sakit ini,” tukasnya.

3. Demokrasi juga kian terancam

IDN Times/Prayugo Utomo
IDN Times/Prayugo Utomo

Sementara itu, Koordinator Aksi Aliansi Gerakan Rakyat Martin Luis mengatakan saat ini Indonesia mengalami krisis demokrasi. Terlihat dari berbagai upaya pembungkaman suara publik yang mengkritik kinerja pemerintah.

Sebut saja rangkaian aksi yang berujung pada represivitas aparat dalam penanganan massa di sejumlah daerah. Itu menjadi salah satu faktor, bahwa gerakan rakyat semakin terancam.

“Kita menuntut kasus-kasus kekerasan bahkan berujung kematian ini diusut secara terang benderang kepada publik,” pungkasnya.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Prayugo Utomo
EditorPrayugo Utomo
Follow Us