Bank Lebih Tertarik Lakukan Pembiayaan Industri Ramah Lingkungan

Pendanaan berpotensi berkesinambungan

Medan, IDN Times – Pendanaan dari pihak eksternal menjadi hal yang cukup penting dalam pengembangan bisnis. Khususnya dari pihak Bank dengan segala prasyaratnya.

Bank DBS Indonesia dan PT Sumatera Timberindo Industry (STI) baru saja menandatangani perjanjian pembiayaan ekspor dan pinjaman untuk usaha ramah lingkungan (Export Financing Sustainability-linked Loan) di Indonesia, Selasa (24/7). STI selaku perusahaan meubel mengapresiasi langkah perjanjian itu.

Baca Juga: Grab Klaim Medan Kota Paling Minim Kejahatan Transportasi Online

1. Tak sembarangan berikan pendanaan

Bank Lebih Tertarik Lakukan Pembiayaan Industri Ramah LingkunganIDN Times/Prayugo Utomo

DBS tak bisa sembarangan memberikan pendanaan terhadap satu bisnis. Untuk STI, DBS sudah mengevaluasi pinjaman itu. Mereka melihat bagaimana STI melakukan prosedur yang tidak melanggar aturan.

Mereka melihat bahan baku meubel dari sumber yang disertifikasi oleh Forest Stewardship Council (FSC). Tingkat bunga pinjaman pembiayaan ekspor untuk usaha ramah lingkungan akan dikurangi untuk setiap pengiriman bahan baku yang memiliki sertifikasi FSC, membuktikan bahwa bahan baku berasal dari sumber yang bertanggung jawab.

2. STI pastikan produknya bertanggung jawab

Bank Lebih Tertarik Lakukan Pembiayaan Industri Ramah LingkunganInstagram.com/khairulabdi1702

STI memastikan perusahaannya bertanggung jawab atas produk yang dihasilkan. Mereka juga sudah menyabet sertifikat FSC yang berfokus pada pengadaan, pembuatan dan ekspor produk berkelanjutan. STI pertama kali menerima sertifikasi Chain of Custody (CoC) FSC pada 2008 dari SGS Indonesia.

Direktur PT STI Hidayat Ang mengatakan, produk berkualitas tinggi yang diproses secara bertanggung jawab dan berkelanjutan, dan akan menjadi sebuah jalan bisnis di masa depan.

“Bagi sertifikasi FSC penting karena mengacu pada nilai dasar kami untuk beroperasi secara berkelanjutan dan bertanggung jawab. Produk kami dibuat secara bertanggung jawab pada setiap tahapan produksi -- dari hutan hingga toko. Produk-produk premium kami diproduksi secara sadar lingkungan, dengan berpegang teguh pada hak-hak tradisional dan sipil, dan tidak mengancam kawasan bernilai konservasi tinggi,” ungkapnya, Rabu (24/7). 

3.DBS berikan pinjaman ekspor jangka panjang

Bank Lebih Tertarik Lakukan Pembiayaan Industri Ramah LingkunganUnplash.com/Sharonmccutcheon

Hidayat menambahkan, sinergi STI dengan DBS dalam memajukan upaya bisnis yang berkelanjutan tidak hanya mendukung pertumbuhan jangka panjang perusahaan. Namun pinjaman ekspor menggunakan barang yang akan diekspor, atau bukti transaksi sebagai jaminan pinjaman.

“Pinjaman ini menyediakan modal kerja bagi peminjam memberdayakan masyarakat dan komunitas setempat untuk melakukan sesuatu yang baik bagi lingkungan,” ungkapnya.

 Rudy Tandjung, Direktur PT Bank DBS Indonesia juga mengatakan pihaknya begitu apresiasi dapat mendukung perusahaan dalam memajukan industri.

“DBS telah menyediakan layanan perbankan kepada STI sejak tahun 2006. Perjanjian ini menunjukkan bagaimana kami sebagai bank, yang digerakkan oleh tujuan, mampu mendukung nasabah dalam perjalanan mereka untuk tetap berada di garis terdepan industri, bahkan saat harapan para pemangku kepentingan berubah. Ini adalah bukti komitmen kami untuk mengatasi masalah sosial dan lingkungan melalui aktivitas pemberian pinjaman dan praktik bisnis kami. Kami ingin membantu para pelaku usaha agar dapat meninggalkan dampak positif bagi masa depan.” Ungkapnya.

 Selain pembiayaan ekspor dan pinjaman untuk usaha ramah lingkungan (export financing sustainability-linked loan), DBS juga menyediakan asuransi bancassurance untuk pejabat eksekutif tertinggi STI.

Baca Juga: Haji 2019, Kebutuhan Avtur di Kualanamu Meningkat 211 Persen

Topik:

  • Doni Hermawan

Berita Terkini Lainnya