Lerai Pertengkaran Suami Istri, Seorang Polisi Malah Tertusuk Pisau

Pelaku terpaksa ditembak!

Toba, IDN Times - J Siagian, seorang pria berusia 55 tahun warga Desa Maju, Kecamatan Sigumpar, Kabupaten Toba nyaris menghabisi nyawa seorang polisi yang bertugas di Polsek Silaen, Kabupaten Toba dengan sebilah pisau, Selasa (2/6). Beruntung, polisi tersebut, Aiptu Manahan Nadadap dengan sigap mengelak sehingga parang tersebut hanya mengenai jari tangan dan lengan kanannya.

Kapolres Toba, AKBP Akala Fikta Jaya menjelaskan musibah yang dialami anggotanya karena melerai persoalan rumah tangga pasangan suami istri. Kapolres pun berjanji akan menyelidiki penyebab persoalan pasangan suami istri tersebut.

“Kita sedang mendalami apa sebenarnya motif penyerangan pelaku terhadap keluarganya dan terhadap petugas kepolisian. Jadi mohon bersabar karena kami masih mendalami,” katanya, Rabu (3/6).

1. Polisi datang untuk meredakan pertengkaran pasutri

Lerai Pertengkaran Suami Istri, Seorang Polisi Malah Tertusuk PisauAiptu Manahan Nadadap saat menjalani perawatan (Dok.IDN Times/Istimewa)

Dijelaskan Akala, peristiwa ini berawal saat pelaku J Siagian cecok mulut dengan istrinya Desminar Panjaitan. Mereka bersoal cukup lama. Sampai-sampai pelaku melarang istri dan anak perempuannya masuk ke rumah, bahkan pelaku berteriak-teriak akan membunuh istrinya sendiri.

Belum diketahui pasti penyebab permasalahan rumah tangga mereka tetapi istri pelaku dan anaknya sempat meminta maaf agar perselisihan itu tidak berkepanjangan. Namun suaminya tidak meresponnya. Malah, saat perempuan berusia 53 tahun dan anaknya masuk rumah sempat dikejar pakai pisau. Beruntung istrinya dapat melarikan diri.

Persoalan rumah tangga ini pun turut menjadi perhatian warga sekitar. Takut terjadi hal yang tidak diinginkan, Kepala Desan(Kades) Maju, Belman Siagian pun memilih melaporkan keributan rumah tangga itu kepada personil Polsek Silaen. Tidak lama berselang, Kanit di Polsek Silaen Aiptu Manahan dan anggotanya Aipda Hendri tiba di halaman rumah pasangan suami istri tersebut.

Polisi dan aparat desa mencoba menenangkan pelaku, hanya saja upaya itu gagal. Saat masuk ke dalam rumah, pelaku tiba-tiba keluar dari rumah dengan membawa sebilah pisau. Diduga, tujuan pelaku untuk menghabisi nyawa istrinya. Seketika Desminar Panjaitan langsung melarikan diri.

Baca Juga: Kasus Corona Terus Menanjak, Ada 17 Wisman Nekat Masuk ke Sumut

2. Pelaku ditembak karena tidak mengindahkan peringatan

Lerai Pertengkaran Suami Istri, Seorang Polisi Malah Tertusuk PisauPisau yang dipakai pelaku (Dok.IDN Times/Istimewa)

Dua anggota polisi yang melihat situasi itu langsung berusaha membujuk pelaku untuk mengurungkan niatnya. Namun, pelaku justru mengeluarkan kalimat yang mengancam akan membunuh kedua polisi tersebut. Karena pelaku bergerak mendekat, polisi pun mengeluarkan tembakan peringatan sebanyak dua kali.

Lagi-lagi emosi pelaku tidak terkendali dan berlari menghampiri polisi dengan pisau berukuran sekitar 50 cm di tangan kanannya.

Petugas ini sempat mengelak namun pisau yang dipegang pelaku tetap mengenai lengan kanan dan jari tangan Aiptu Manahan. Melihat aksi nekat pelaku yang mengancam keselamatan, polisi memilih mengeluarkan tembakan ke arah korban sehingga mengenai bagian perut dan dada sebelah kiri.

Pelaku sempat jatuh namun tidak lama berdiri kembali dengan pisau tetap dalam genggaman. Warga lain yang melihat pelaku berdiri, langsung merangkulnya dari belakang sambil merampas pisaunya. Setelah pelaku dapat dilumpuhkan, warga pun melarikannya dan polisi yang terluka ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Porsea.

3. Istri pelaku mengaku kerap diperlakukan kasar

Lerai Pertengkaran Suami Istri, Seorang Polisi Malah Tertusuk PisauPelaku mendapat penanganan medis setelah ditembak polisi (Dok.IDN Times/Istimewa)

Pada kesempatan berbeda, istri pelaku mengaku sudah sering mendapat perlakuan kasar dari suaminya tersebut. Bahkan ancaman akan dibunuh bukan hal pertama kali dihadapi Desminar Panjaitan. Atas peristiwa ini, ia pun berterimakasih kepada polisi karena telah menyelamatkannya dan anak-anaknya. Ia pun meminta agar suaminya dihukum untuk memberikan efek jera.

“Memang selama ini sikap suami selalu kasar dan arogan. Selalu mengancam akan membunuh kami apabila ada perbedaan pendapat atau perselisihan. Jadi biar ada efek jera, biar kapok dia,” jelasnya dengan enggan menyebutkan apa penyebab perselisihan keluarganya.

Informasi yang dihimpun, pria tersebut diduga stres kambuhan sehingga sering menimbulkan keresahan bagi keluarganya. Namun polisi masih mendalami motif tindakan pelaku dan juga memeriksa kejiwaannya. Kini pelaku masih di tangani tenaga medis dan akan diproses sesuai hukum sesuai fakta-fakta yang jadi bukti.

Baca Juga: Simalungun Sudah Terapkan New Normal, Edy Rahmayadi Semprot Bupati

Topik:

  • Arifin Al Alamudi

Berita Terkini Lainnya