Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Pria di Helvetia Bunuh Istrinya, Sempat Rekayasa Kematian dan Kelabui Keluarga

IMG_20251228_182717.jpg
Rumah tempat terjadinya pembunuhan di Sei Sikambing, Medan Helvetia (IDN Times/Eko Agus Herianto)

Medan, IDN Times - Kalut-marut pikiran Siti Amnah kala melihat menantunya, Asrizal, diboyong sebagai tersangka oleh Polrestabes Medan, Minggu (28/12/2025). Ia mengaku geram dengan pria berkepala plontos itu. Sebab, anak kandung Siti Amnah bernama Nur Wulandari meninggal di tangan suaminya sendiri, Asrizal, akibat dibekap.

Kepada IDN Times Siti Amnah mengaku bahwa anaknya sering disiksa Asrizal dengan mengurungnya di rumah bersama cucu-cucunya. Bahkan tragisnya usai membunuh istrinya sendiri, Asrizal berbohong kepada Siti Amnah dan keluarga dengan merekayasa seolah-olah istrinya meninggal karena kelelahan.

1. Istri meninggal dunia usai dibekap pakai bantal

IMG_20251228_182647.jpg
Tersangka Asrizal yang bunuh istri sendiri (IDN Times/Eko Agus Herianto)

Batin tajam Siti Amnah sebagai seorang Ibu tak bisa ditipu. Kala mendengar kabar kematian anaknya, ia lekas melaporkan kasus ini kepada polisi.

Dan benar saja, anaknya bernama Nur Wulandari memang meninggal dunia akibat dibunuh suaminya sendiri, Asrizal. Di rumah berpagar besi Kelurahan Sei Sikambing, Medan Helvetia, Nur Wulandari meninggal usai dibekap bantal.

"Ini kekerasan fisik dalam rumah tangga yang mengakibatkan korbannya meninggal dunia atau disebut pembunuhan. Dalam hal ini, pelaku AS melakukan kekerasan fisik terhadap istrinya, NW. Sehingga korban NW meninggal dunia di tempat. Mulanya mereka mengalami pertengkaran, karena hasratnya (berhubungan badan) ditolak oleh korban. Namun demikian, tersangka AS sudah merencanakan saat itu juga proses pembunuhan terhadap istrinya," kata Kapolrestabes Medan, Kombes Jean Calvijn Simanjuntak, Minggu (28/12/2025).

Karena sakit hati permintaannya tak dituruti, jam 3 dini hari tersangka melakukan aksi pembunuhan itu. Ia sempat mematikan saklar listrik terlebih dahulu agar aksinya tak terekam CCTV rumah.

"Tersangka AS melakukan pembunuhan sekitar jam 03.00 subuh. Dengan cara tersangka AS membekap menggunakan bantal ini. Ada dua kali jeritan minta tolong dari korban, dan tanpa disadari didengar oleh anak kandungnya yang masih di bawah umur. Anak kandungnya pun saat itu takut dengan tersangka AS," lanjutnya.

2. Asrizal sempat merekayasa kematian istrinya seolah karena kelelahan

IMG_20251228_182656.jpg
Kapolrestabes Medan Kombes Jean Calvijn Simanjuntak (IDN Times/Eko Agus Herianto)

Usai melakukan aksi pembunuhan terhadap istrinya sendiri, tersangka Asrizal ironisnya berusaha mengaburkan proses pembunuhan ini. Seolah-olah Nur Wulandari meninggal bukan karena kekerasan fisik dalam rumah tangga.

"Seolah-olah saat itu juga, jam 3.45, tersangka AS dan korban NW tidur bersamaan. Sampai dengan keesokan harinya, jam 7.00 pagi, tersangka AS mencoba menghubungi sanak saudaranya. Dan tersangka AS ini menuju ke rumah ibu mertuanya, beralasan bahwa korban NW tidak bangun, harapan tersangka AS ini ibu mertuanya membangunkan. Ternyata di situ juga dilihat nyawanya sudah hilang. Tidak ada pengakuan dari tersangka AS terkait dengan kejadian ini. Dan seolah-olah kaget, kenapa istrinya NW tertidur cukup panjang" sebut Calvijn.

Pihaknya sudah mendalami luka-luka yang ada di seluruh badan tersangka AS. Mereka turut menemukan goresan, cakaran, serta luka lainnya.

"Tetapi pada saat ditanyakan, pelaku mengaku tidak tahu. Inilah yang kami dalami, sehingga seminggu dengan proses-proses pendalaman wawancara, deep investigasi, interview, sehingga tersangka AS mengakui perbuatannya, walaupun sebenarnya alat bukti itu tidak dibutuhkan oleh penyidik, karena alat bukti lainnya juga sudah cukup," jelasnya.

3. Sebelum meninggal, korban sering dikurung suami di rumah

IMG_20251228_182740.jpg
Ibu korban pembunuhan, Siti Amnah (IDN Times/Eko Agus Herianto)

Ibu kandung korban, Siti Amnah, adalah orang yang pertama kali tidak mempercayai Asrizal. Sebab selama ini anaknya mengaku sering dikurung di rumah sehingga tidak bisa keluar ke mana-mana.

"Nggak boleh pun keluar, nggak boleh kemana-mana. Sebelumnya dia nggak pernah dikasih kumpul sama keluarga. Kalau kita mau pergi-pergi gitu kan, dia nggak diizinkan suaminya, jadi dia nggak bisa pergi. Kalau mau jumpa dia, kami susah. Mau kasih makan pun kami nggak bisa," aku Siti Amnah berderai air mata.

Dari kasus pembunuhan ini Siti Amnah berharap Asrizal mendapatkan hukuman seberat-beratnya. Terlebih saat ini kedua anak mereka diurus seorang diri oleh perempuan tua itu.

"Anak saya sudah pernah pulang ke rumah saya. Karena dikurung aja dia di rumah, nggak pernah dikasih keluar. Kemudian dijemput lagi dan dia minta perjanjian untuk dibebaskanlah layaknya orang normal," pungkas Siti Amnah.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Arifin Al Alamudi
EditorArifin Al Alamudi
Follow Us

Latest News Sumatera Utara

See More

Yayasan AHM Kirim Bantuan untuk Korban Banjir Bandang di Tukka

28 Des 2025, 22:30 WIBNews