Pengungsi di Mukim Wih Dusun Jamat Bangun Bilik-bilik Darurat Sendiri

Aceh Tengah, IDN Times - Banjir bandang yang melanda sejumlah kampung di Mukim Wih Dusun Jamat, Kecamatan Linge, Kabupaten Aceh Tengah, telah berlalu satu bulan. Dampak bencana tersebut masih dirasakan, mulai dari tempat tinggal hingga keterbatasan kebutuhan dasar.
Warga hingga kini masih bertahan di tempat pengungsian. Seperti yang ada di Kampung Delung Senakil, Kecamatan Linge. Di tempat ini, masyarakat dari Kampung Kutereje dan sebagian Kampung Delung Senakil berkumpul.
Pada Rabu (24/12/2025), IDN Times mengabadikan aktivitas para penyintas banjir bandang di lokasi pengungsian yang berada di halaman Madrasah Tsanawiyah Swasta Jamat. Halaman sekolah tersebut disulap menjadi tempat tinggal sementara bagi puluhan kepala keluarga yang belum dapat kembali ke rumah akibat kerusakan dan kekhawatiran akan ancaman bencana susulan.
Di lokasi pengungsian, anak-anak terlihat menghabiskan waktu di sekitar bilik darurat yang dibangun dari kayu dan terpal. Sebagian bermain sederhana, sementara lainnya duduk bersama keluarga mereka.
Lansia tampak lebih banyak beristirahat di dalam bilik darurat dengan alas seadanya, menghadapi keterbatasan fasilitas yang semakin terasa seiring lamanya masa pengungsian. Pantauan IDN Times, warga membangun sendiri bilik-bilik darurat sebagai tempat tinggal utama.
Adapun tenda bantuan dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) tidak digunakan sebagai hunian, melainkan difungsikan untuk menyimpan barang-barang milik pengungsi dan logistik bantuan yang datang secara bertahap. Selain persoalan tempat tinggal, pengungsi juga menghadapi kekurangan air bersih. Sumber air bersih di Kampung Delung Senakil dilaporkan rusak akibat terjangan banjir bandang.
Kondisi ini membuat warga kesulitan memenuhi kebutuhan sehari-hari seperti mandi, mencuci, dan memasak. Ini menjadi tantangan serius, terutama bagi anak-anak dan lansia yang membutuhkan sanitasi dan air bersih yang memadai.
Hampir satu bulan pascabencana, para penyintas masih bertahan dengan keterbatasan fasilitas dan kebutuhan dasar. Warga berharap adanya penanganan lanjutan, termasuk pemulihan sumber air bersih dan solusi hunian yang lebih layak, agar kehidupan mereka dapat kembali pulih secara bertahap.

















