Kumpulan Anak Perantauan Pulau Nias Bentuk Karya Seni 'Sanggar Teholi'

Aktif tampilkan tarian klasik asal Nias dan kreasi baru.

Medan, IDN Times - Puluhan anak-anak perantauan asal Pulau Nias yang saat ini berada di Kota Medan membentuk sanggar. Sanggar tersebut dinamakan Sanggar Teholi.

Uniknya sanggar terbentuk tak sengaja. Berawal dari mengisi acara di Pekan Raya Sumatera Utara (PRSU), dan resmi terbentuk pada 16 April 2017. 

"Awalnya, kami sekumpulan pemuda yang diajak Pemkab Nias untuk mengisi acara di PRSU tahun 2017. Usai acara, salah satu teman kami yang kini bekerja di Pemkab Nias mengusul bagaimana kalau kami kami ini membentuk komunitas sanggar yang diisi anak anak bertalenta dan berwawasan budaya Nias," kata Johannes Waruwu, salah satu anggota Sanggar Teholi.

Baca Juga: Usai Medan, Magnumotion-Slank Mantap Melangkah Akan Lanjut ke Kota Ini

1. Sanggar Teholi juga mampu mengubah legenda Gua Lawomaru di Nias menjadi tarian yang bernilai komersial

Kumpulan Anak Perantauan Pulau Nias Bentuk Karya Seni 'Sanggar Teholi'Dok/ Ervin

Hingga kini, Sanggar Teholi sudah miliki 33 anggota. Jumlah yang terus meningkat dari sebelumnya yang hanya 22 orang di bawah binaan Man Harefa.

Mereka biasanya, akan menampilkan sejumlah tari-tarian klasik asal Nias maupun kreasi baru. Tak hanya itu, Sanggar Teholi juga mampu mengubah legenda Gua Lawomaru di Nias menjadi tarian yang bernilai komersial di mata masyarakat.

2. Gua Lawomaru merupakan kisah di mana salah seorang pemuda sakti yang dulunya tinggal di sebuah gua

Kumpulan Anak Perantauan Pulau Nias Bentuk Karya Seni 'Sanggar Teholi'Dok/ Ervin

Gua Lawomaru merupakan kisah di mana salah seorang pemuda sakti yang dulunya tinggal di sebuah gua yang yang kini dinamai Gua Laowomaru.

Laowomaru yang diyakini memiliki kekuatan luar biasa yang berasal dari 9 rambut kawat yang tumbuh di kepalanya. Kekuatannya tersebut memberikannya kekebalan dari senjata tajam sekaligus memberinya kekuatan yang luar biasa.

Kala itu, kekuatan tersebut membuat semua orang menakutinya. Kapal-kapal yang mencuri dan sering berlayar di melintasi perairan di depan guanya pun semuanya dibajak dan muatannya dirampas Laowomaru. Beberapa kelompok atau kerajaan kecil pada masa itu mencoba memerangi Laowomaru, namun semuanya berakhir dengan kegagalan.

3. Sejumlah tari-tari lainnya juga diperankan oleh Komunitas Sanggar Teholi

Kumpulan Anak Perantauan Pulau Nias Bentuk Karya Seni 'Sanggar Teholi'Dok/ Ervin

Namun sebenarnya, Laowomaru tetap memiliki kelemahan, yakni istrinya yang bernama Sihoi. Sihoi diculik dan disiksa untuk memberitahukan kelemahan Laowomaru. Sihoi pun akhirnya memberitahu bahwa Laowomaru akan melemah jika kesembilan rambut kawat yang ada di kepalanya dicabut.

Setelah mengetahui kelemahannya itu, rambut kawat Laowomaru pun berhasil dicabut oleh para musuhnya, dan Laowomaru melemah hingga meninggal. Kisah tersebut yang sering dimainkan Sanggar Teholi di beberapa kegiatan terakhir.

Tak hanya Tari Goa Laowomaru, sejumlah tari-tari lainnya juga diperankan oleh Komunitas Sanggar Teholi seperti Tari Tuwu, Tari Garapan Niha Funa dan Tari Fangowalu Ba Dano Niha.

Baca Juga: Rocket Rockers Bawa Single Terbaru 'Reaksi Rasa' saat Konser di Medan

Topik:

  • Doni Hermawan

Berita Terkini Lainnya