Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Ekonomi Sumut Tumbuh 4,69 Persen, Angka Inflasi Masih Tinggi

Ilustrasi inflasi (Foto: IDN Times)
Ilustrasi inflasi (Foto: IDN Times)
Intinya sih...
  • Pertumbuhan ekonomi Sumut masih mengandalkan aliran dana pemerintah
  • Inflasi besar akan terjadi dan deflasi beruntun terjadi disaat itu hadir kebijakan untuk memitigasi inflasi
  • Salah satu inflasi tinggi adalah kenaikan harga cabai merah
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Medan, IDN Times - Badan Pusat Statistik (BPS) telah merilis laju tekanan inflasi Sumut untuk September sebesar 0.65 persen secara bulanan (month to month), dan angka inflasi sebesar 5.32 persen secara tahunan atau year on year. Sementara itu, laju pertumbuhan ekonomi Sumut di kuartal kedua sebesar 4.69 persen secara tahunan (yoy).

Ekonom Gunawan Benjamin menyoroti terkait data tersebut, satu tahun terakhir pengeluaran masyarakat bertambah dan pendaparan mengalami peningkatan. Dia mengumpamakan, masyarakat di Sumut pengeluarannya bertambah sebanyak 5.32 persen, tetapi kenaikan pendapatan masyarakatnya hanya sebesar 4.69 persen.

Artinya, sudah pasti masyarakat rugi karena kenaikan pendapatan tidak serta merta mampu menutupi pengeluaran.

"Dan dari dua indikator yakni pertumbuhan ekonomi dan inflasi. Maka inflasi sebenarnya yang relatif lebih bisa dikendalikan, tentunya dengan effort atau upaya yang lebih di saat sejumlah harga kebutuhan pokok masyarakat naik belakangan ini," kata Gunawan, Rabu (1/10/2025).

1. Tumpuan pertumbuhan ekonomi masih mengandalkan aliran dana pemerintah

ilustrasi inflasi (vecteezy.com/Khunkorn Laowisit)
ilustrasi inflasi (vecteezy.com/Khunkorn Laowisit)

Dia menilai pertumbuhan ekonomi masih harus berhadapan dengan sejumlah tantangan efisiensi anggaran, ketidakpastian ekonomi global, daya beli yang melemah, tingginya undisbursed loan hingga harga komoditas yang melandai.

Sementara itu, tumpuan pertumbuhan ekonomi masih mengandalkan aliran dana pemerintah yang mengandalkan dorongan belanja rutin (pegawai dan pembangunan), belanja koperasi desa merah putih dan MBG (makan bergizi gratis) hingga alokasi belanja untuk bantuan sosial.

"Sebenarnya pemerintah daerah (Pemda) di Sumut bisa melakukan upaya untuk meredam gejolak inflasi di masa mendatang. Tidak sulit untuk melihat potensi gejolak harga ke depan dengan melihat pola tanam, perubahan cuaca hingga pola belanja. Pemda itu seharusnya bisa lebih berhati-hati di saat deflasi atau tren penurunan harga terjadi dalam suatu periode tertentu," ungkap Gunawan.

2. Inflasi besar akan terjadi dan deflasi beruntun terjadi di saat itu hadir kebijakan untuk memitigasi inflasi

Ilustrasi inflasi (Foto: IDN Times)
Ilustrasi inflasi (Foto: IDN Times)

Lanjutnya, saat deflasi terjadi secara berturut-turut, maka dia menyakini bahwa inflasi besar akan terjadi dan deflasi beruntun itu terjadi. Di saat itu pula sudah dipersiapkan kebijakan untuk memitigasi inflasi.

"Itu adalah jargon bagi pemerintah untuk menjaga kestabilan harga. Jadi ada upaya jauh hari yang dilakukan sebelum semuanya terlambat. Memang ada upaya pemerintah untuk memitigasi kenaikan harga salah satunya dengan Gerakan Pangan Murah (GPM)," tuturnya.

Namun, hal tersebut masih terkonsentrasi pada komoditas beras, walaupun memang beras ini memiliki urgensi untuk dikendalikan harganya.

"Tetapi GPM bisa diperluas bukan pada komoditas lainnya, dan tidak hanya dihilir saja. GPM semestinya juga bisa dilakukan di hulu dengan memastikan bahwa produksi pangan di Sumut tersedia di masa mendatang.

3. Salah satu inflasi tinggi adalah kenaikan harga cabai merah

Ilustrasi inflasi (freepik.com/rawpixel.com)
Ilustrasi inflasi (freepik.com/rawpixel.com)

Saat ini, inflasi tinggi terlihat dari kenaikan harga cabai yang signifikan. Inflasi ini akan membuat geliat petani untuk bercocok tanam terjaga.

"Tetapi saya mau menyampaikan, tren belanja masyarakat yang terganggu belakangan ini bisa memaksa penurunan supply atau produksi pada komoditas tertentu," jelasnya yang menilai hal ini akan membuat maayarakat terjebak dalam bahaya deflasi maupun inflasi tinggi yang berulang.

"Memang tidak akan menjadi masalah serius saat terjadi deflasi atau inflasi yang signifikan selama pertumbuhan ekonomi bisa berada diatasnya (deflasi/inflasi). Tetapi pertanyaannya apakah pemerintah mampu memastikan hal seperti itu akan terjadi secara berkesinambungan?," pungkas Gunawan.

Share
Topics
Editorial Team
Doni Hermawan
EditorDoni Hermawan
Follow Us

Latest News Sumatera Utara

See More

Bobby Nasution Berpeluang Dipanggil Hakim jadi Saksi Sidang Korupsi

01 Okt 2025, 20:32 WIBNews