Cerita Suryani Menabung Emas Saat Lansia Demi Masa Depan Si Bungsu

Medan, IDN Times - "Selamat siang, ada yang bisa saya bantu buk" kalimat ini merupakan bentuk sapaan atau pelayanan dari seorang satpam kantor Pegadaian sambil membuka pintu kaca.
Seorang lansia, bernama Suryani (67) tiba di salah satu kantor cabang Pegadaian Kota Medan. Ia merupakan mantan pegawai Bank BUMN wilayah Sumatera Utara. Dengan mengenakan hijab bewarna hitam, dan baju terusan hijau disertai manik-manik kuning tampak tampil menawan meski langkah kakinya berjalan tertatih karena lutut yang tidak terlalu kuat untuk bisa menopang.
Ia tak sendirian datang, didampingi oleh seorang anaknya laki-laki remaja, Ishan Fadly (16) sambil memegang amplop berisi berkas yang akan diberikan kepada petugas untuk membuka Tabungan Emas Anak.
Suryani Merupakan Pensiunan Lansia yang Sadar Pentingnya Menabung untuk Anak Bungsu

Sejak tahun 1979 sampai 2014, Suryani telah berkecimpung di Lembaga Keuangan hingga kini menjadi pensiunan.
"Kata anak saya, di Pegadaian ini bisa menabung emas. Saya ingin menabung emas untuk anak bungsu saya ini," ucapnya kepada IDN Times sembari duduk menunggu antrean.
Dia mengetahui informasi bahwa Pegadaian MengEmaskan Indonesia membuka kesempatan, bagi orangtua yang ingin anaknya menabung emas.
Tentu, sebagai seorang ibu niat Suryani membukakan Tabungan Emas Anak ini untuk si anak bungsu yang senantiasa mendampinginya saban hari.
Petugas dari kejauhan memanggil dan menjelaskan kepada mereka bahwa, Tabungan Emas Anak yang ingin dibuka ini memiliki sejumlah syarat sebagai berikut:
1. Orang tua harus melakukan pengisian data formulir QQ di cabang Pegadaian.
2. Orang tua sudah memiliki rekening Tabungan Emas.
3. Menunjukkan buku Tabungan Emas yang dimiliki orang tua kepada petugas cabang Pegadaian sebagai rekening induk.
4. Fotokopi KTP dan KTP asli.
5. Fotokopi Kartu Keluarga (KK) dan Kartu Keluarga (KK) asli.
6. Kartu Identitas Anak (KIA).
7. Akta anak.
Dari semua berkas yang diminta sudah siap dilengkapi didalam amplop tersebut, dan diantar keloket petugas.
Sambil menunggu antrean, Suryani kembali ketempat duduknya. Tanpa disadari ia menceritakan kepada IDN Times bahwa alasan kuat membuka Tabungan Emas Anak demi masa depan anaknya saat diusia yang telah lansia.
Uang Pensiunan Setiap Bulan yang Didapat Suryani Hanya untuk Lepas Makan

Setiap bulan, Suryani hanya bisa berharap pencairan uang pensiunan yang didapatnya sebesar Rp1,5 juta perbulan. Bisa dibilang uang tersebut hanya lepas makan dan pengeluaran dana yang mendadak. Beda jika anak pertamanya memberi uang, maka dicukupkan untuk membayar kebutuhan dirumah dan dana pengeluaran lainnya.
Bagi seorang lansia ini, menabung emas untuk anak bungsu tak pernah terlintas olehnya, Sebab, yang terpikir jika menabung emas harus memiliki uang agar bisa membeli emas minimal dengan berat 1 gram.
Tapi ternyata, dia mendapatkan informasi dari anaknya bahwa di Pegadaian jika memiliki uang minimal Rp20 ribu makan sudah bisa menabung emas.
Apalagi, ditambah kenaikan harga emas yang fantastis membuat Suryani berharap agar Tabungan Emas Anak, bisa membantu masa depan dan mengajarkan anak menabung sedikit demi sedikit lewat emas.
"Anak ibu ada dua, tapi yang besar dia wirausaha jadi gak terlalu terpikirkan. Tapi, untuk si Adek (anak bungsunya) ini ibu kepikiran masa depannya. Meski, ini dibuka sedikit dulu nanti biar dia yang meneruskan dari uang jajan sekolahnya biar bisa menabung di Tabungan Emas Pegadaian," katanya.
Tabungan Emas ini merupakan milik orangtua yang bisa menjadi rekening induk, saat pembukaan Tabungan Emas Anak di cabang Pegadaian.
Keinginan menabung emas ini ternyata tidak hanya dari Suryani, tapi juga si bungsu yang meminta untuk membuka rekening Tabungan Emas Anak.
"Dia (anaknya) juga yang minta untuk menabung emas," tutur Suryani sambil tersenyum.
Tak lama kemudian, petugas memanggil mereka dan telah selesai.
Raut wajah Suryani tak dapat dibohongi, mantan pegawai Bank BUMN ini tampak senang ketika melihat buku tabungan tersebut telah selesai dicetak.
Tak hanya buku sebagai fisik saja dalam membuka rekening Tabungan Emas yang didapat, tetapi juga petugas menyarankan untuk didaftarkan secara digital.
Meski menurutnya, rekening Tabungan Emas Anak yang dibuka ini tidak terlalu banyak isi angkanya. Namun, si anak sudah dapat menabung lewat online maupun offline (datang langsung ke kantor Pegadaian).
Di balik setiap gram emas yang ditabung, tersimpan cerita tentang harapan dan keteguhan dari berbagai kalangan masyarakat di kantor Pegadaian Indonesia.
Pentingnya Memulai Tabungan Emas Sejak Dini

Sementara itu, Kepala Cabang Pegadaian Medan, Novita Ningsih, menjelaskan bahwa masyarakat kini telah sadar pentingnya menabung emas dan hal tersebut terbukti dengan minat yang semakin tinggi.
Tercatat untuk bulan September 2025 komponen saldo Tabungan Emas (TE) diangka 770,140 sementara bulan Agustus mencapai 769,057 jika selisih ini dipersentasekan menjadi 0,14 persen dari Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) sebesar 662,258. Dan untuk nasabah TE diangka 70,942, bulan Agustus 70,657 dengan persentase 0,40 persen dari target RKAP diangka 64,877.
"Sangat banyak, kalau orangtua pasti mereka menginvestasikan ke anaknya dengan QQ. Apalagi mahasiswa-mahasiswa sekarang, mereka itu lagi butuh-butuhnya dana," katanya sambil meneruskan bahwa tabungan itu mulai sepuluh ribu rupiah pun bisa.
Menurutnya, pada jaman dahulu menabung emas selalu membeli perhiasan atau batangan dengan harga tinggi. Tapi kini, melalui Pegadaian dengan komitmennya Pegadaian MengEmaskan Indonesia dan memiliki hashtag #mengEMASkanindonesia membuat masyarakat tertarik untuk menabung emas.
Dengan hanya Rp20 ribu, masyarakat sudah bisa memiliki tabungan emas di Pegadaian. Nilai yang terjangkau ini membuka pintu bagi semua kalangan, mulai dari ibu rumah tangga, pekerja lepas, mahasiswa, hingga pelaku usaha kecil untuk ikut menyiapkan masa depan mereka.
Sebagai upaya dalam sosialisasi, Pegadaian juga melakukan roadshow ke universitas dan sekolah-sekolah untuk memberikan pemahaman kepada anak-anak gen Z agar tertarik menabung emas.
Sedangkan untuk kemudahan pada nasabah agar terus menabung emas ini dikatakan Novita sudah bisa secara digital, jadi uang bisa ditabung sedikit demi sedikit. Artinya, kesadaran sejak dini untuk berinvestasi tidak harus mapan terlebih dahulu.
Lewat aplikasi Pegadaian Digital, para nasabah sudah bisa menabung hingga melihat grafik harga emas setiap saat.
Untuk aplikasi Pegadaian Digital bisa diunduh di Play Store bagi pengguna Android dan App Store bagi pengguna iOS.
Pada tahun 2018, layanan digital ini sudah diluncurkan dan kini jumlah nasabah tabungan emas telah naik hingga 90 persen.
Sebagai perusahaan jasa gadai, Pegadaian telah menghadirkan Layanan Bank Emas (Bullion Bank) pertama di Indonesia. Meski selama ini emas lebih banyak diperdagangkan dalam bentuk fisik, namun dengan adanya Bullion Bank, emas dapat dikelola secara modern dan profesional.
"Kita mengEmaskan Indonesia supaya tahu bahwa emas itu sangat penting dari dulu apalagi dijaman kita saat ini, karena bukan hanya bisa menabung tapi juga bisa mendepositokan. Jadi mengEmaskan bisa berupa tabungan dan membeli emas, mengenalkan kepada masyarakat dari sekarang bahwa emas itu sangat penting," pungkas Kepala Cabang Pegadaian Medan.