Kampanye Sejenak Tanpa Layar Mendistraksi Mahasiswa 7Jam Gak Pegang HP

- Kampanye "Sejenak Tanpa Layar" digelar di Taman Fisip USU
- Peserta diminta untuk hidupkan stopwatch di HP dan bertahan tanpa layar
- Milenial dan Gen Z bisa mencoba menerapkan kegiatan ini dalam kehidupan sehari-hari
Medan, IDN Times - Penggunaan gadget yang berlebihan (screen time) telah menjadi kebiasaan sehari-hari bagi semua kalangan apalagi mahasiswa, bahkan bisa mencapai 8 hingga 12 jam per hari. Kebiasaan ini membawa dampak pada kesehatan fisik seperti mata lelah, sakit kepala, gangguan postur, dan susah tidur serta berdampak pada kesehatan mental seperti rasa bosan, kecanduan hingga berkurangnya interaksi sosial.
Dalam hal ini Sadar waktu menggelar kampanye bertajuk "Sejenak Tanpa Layar" di Taman Fisip USU, pada Selasa (30/9/2025). Penyelenggara merupakan para mahasiswa USU yang peduli tentang para kawula muda dengan dampak penggunaan gadget yang berlebihan.
Kegiatan kampanye ini digelar selama 3 hari pada pra-event tanggal 23 September dan 25 Seprember 2025 dan main event tanggal 30 September 2025.
1. Peserta diminta untuk menghidupkan stopwatch di HP agar mengetahui seberapa lama peserta bisa bertahan tanpa layar

Alia Amanda sebagai General Manager dari Kampanye Sejenak Tanpa Layar menjelaskan bahwa puluhan para peserta yang hadir merupakan mahasiswa USU dari berbagai fakultas untuk mengikuti kegiatan Senjata Tanpa Layar.
"Jadi kalau untuk kampanye Senjata Tanpa Layar sendiri memang ini perdana dilaksanakan, inj adalah kegiatan pertama kami untuk mengajak mahasiswa tanpa digital secara langsung," katanya pada IDN Times pada Selasa (30/9/2025).
Menariknya, peserta diminta untuk menghidupkan stopwatch di HP agar mengetahui seberapa lama peserta bisa bertahan tanpa hp dan juga laptop. Dalam kegiatan ini ditemukan adanya peserta yang berhasil selama 2 jam tanpa layar.
Adapun rangkaian kegiatan ini diisi dengan beragam kegiatan kreatif seperti merangkai beats, games, board games, uno dan lain-lainnya.
Kegiatan pada main event ini menggandeng 2 komunitas dari Sibolga yang bergerak dalam bidang lingkungan yang memberikan kesempatan kepada peserta yang ikut untuk melukis dari bahan alami. Kemudian dari komunitas buku, memfasilitasi beragam buku untuk dibaca para peserta.
"Nah nanti mereka itu peserta bakal diajak silent reading bersama. Lalu ada sharing session tentang buku yang dibaca. Jadi emang rangkaian kegiatannya itu kami buatlah sekreatif atau semenarik mungkin Biar peserta bisa meniket distraksi dari HP sejenak gitu," jelas Alia.
2. Peserta paling lama bertahan tanpa memegang HP berdurasi dua jam

Alia juga mengatakan, ada beberapa peserta yang tampak paling lama bertahan tanpa memegang HP selama durasi 2 jam.
"Kalau kami sendiri 2 jam itu udah cukup lama sih, Karena minimal 30 menit itu juga udah buat mereka bisa nge-refresh diri sendiri sebenarnya," tuturnya.
Menurutnya, kegiatan ini tidak hanya berkampanye tetapi juga fokus membuat kecanduan dilayar.
"Nah kalau sejauh ini dari yang kami pantau mereka tuh memang fokus disini memang bener-bener kedistraksi sama apa yang kami sajikan disini. Jadi, memang kalau yang kami pantau belum ada yang kayak lihat handphone. Kalau misalnya untuk kebutuhan medsos gitu. Tapi kalau misalnya memang tadi ada keperluan tentang kuliah. Mereka pasti bakal buka dan izin dulu sih. Boleh nggak ya misalnya buka ada dosen ngubungi misalnya," tambah Alia.
Nantinya, tiga teratas yang paling lama tanpa memegang layar akan diberi hadiah.
Diharapkan dalam kegiatan ini, peserta tidak hanya sekedar mengikuti tapi menerapkannya sendiri agar terbiasa untuk kesehatan.
"Sebatas ngumpul, ini kan mereka nggak saling kenal. Tapi karena ngumpul bareng ya pasti ada interaksi kan. Terus mungkin kayak ada kegiatan positif lainnya. Kayak kegiatan kreatif mungkin ngemerangkai beats. Atau mungkin ya kayak sekadar membaca buku sebentar aja 30 menit. Itu udah bisa lho nge-refresh diri kalian dari HP. Kalian bisa lebih seger mungkin. Ya nggak tergantungan dengan handphone," pungkasnya.
3. Milenial dan gen Z bisa mencoba untuk menerapkan dalam Sejenak Tanpa Layar

Salah satu peserta, Nurul Fadila mengatakan kegiatan ini tidak hanya berkampanye tapi menarik dan seru.
"Kita jadi lebih aware kalau gak harus buka handphone terus. Bisa ada kegiatan-kegiatan lain yang lebih bermanfaat, dan lebih menghibur tanpa harus buka handphone terus," ungkapnya.
Selama ini, Nurul bisa menghabiskan waktu di layar seperti menggunakan handphone, kompurer atau laptop hingga sampai 7 jam lamanya.
"Jadi kalau misalnya emang lagi nggak ada kegiatan apa-apa, bahkan bisa sampai ke 6 hingga 7 jam, itu terus scrolling-scrolling aja nggak ada apa-apa.Kalau misalnya lagi sibuk mungkin baru agak berkurang sekitar 3-4 jam-an.
Dia mengakui merasa senang saat menerapkan kegiatan Sejenak Tanpa Layar ini.
"Ternyata jauh dari handphone juga kita bisa ada kegiatan lain," sebutnya.
Lanjut Nurul, dia berpesan agar para kaum Milenial dan gen Z bisa mencoba untuk menerapkan dalam Sejenak Tanpa Layar.
"Aku harapnya kita gen Z milenials atau generasi yang banyak banget menggunakan handphone, untuk cuma sosial media yang gak penting kadang-kadang untuk bisa mengurangi hal itu dan lebih mengambil kegiatan-kegiatan positif lainnya, baik itu seni atau mungkin olahraga biar kita juga memberikan influence baik," pungkasnya.
Selama 2 jam tadi, Nurul berhasil membuat karya kerajinan tangan menjadi gelang, bermain games, board game, dan ecoprint.