2 Anggota DPRD Medan Baku Hantam, Pengamat: Harusnya Disanksi

Medan, IDN Times - Pengamat Politik, Fredick Broven Ekayanta menyoroti terkait perilaku 2 anggota DPRD Medan yang sempat viral karena baku hantam di toilet gedung DPRD Medan.
"Mereka adalah legislatif dan peristiwanya di gedung dewan, ini menjadi memalukan, dan sudah selayaknya badan kehormatan DPRD menindak sesuai dengan regulasi mereka," jelasnya pada Selasa (25/3/2025).
Sebelumnya, sebuah video sempat viral, terkait 2 anggota DPRD Medan baku hantam. Mereka adalah David Roni Ganda Sinaga dan Dodi Robert Simangunsong yang bertengkar di Gedung DPRD Medan. Keduanya sama-sama duduk di Komisi III.
Diketahui, dalam video keduanya bertengkar di kamar mandi lantai 3 usai rapat yang digelar Komisi III DPRD Medan, pada Selasa (18/3/2025). Peristiwa dan kelakuan anggota dewan itu menjadi tonton banyak orang di sekitar kejadian.
Dalam video itu David Roni terlihat memakai baju berwarna biru adu mulut dengan Dodi yang memakai baju coklat. Dodi terlihat ditahan dan ditenangkan oleh sekuriti yang ada bertugas di gedung DPRD Medan.
Video tersebut menampilkan David Roni melakukan tendangan ke arah Dodi. Setelah itu, Dodi terlihat mengamuk namun ditahan oleh sekuriti. Di dalam video, terlihat juga Wakil ketua DPRD Medan dari Gerindra, Zulkarnaen, mencoba menenangkan Dodi. David Roni merupakan Sekretaris Komisi III DPRD Medan dari Fraksi PDIP. Sementara Dodi merupakan anggota Komisi III DPRD Medan dari Fraksi Demokrat.
1. Jika baku hantam membela kepentingan konstituen dapat dinormalisasi

Dia menilai jika baku hantam tersebut dikarenakan saling membela kepentingan konstituen di dapilnya masih dapat dinormalisasi.
'Bukan berarti kekerasan bisa dibenarkan oleh alasan apapun. Artinya sistem representasi berjalan, tapikan sepertinya bukan karena alasan itu. Sebab, selama ini kita tahu sistem representasi politik kita tidak berjalan baik," katanya.
2. Seharusnya dua anggota DPRD tersebut mendapatkan sanksi

Seharusnya, menurut Fredick ada sanksi yang berjalan terhadap 2 pelaku anggota DPRD Medan karena sudah melanggar etik sebagai cerminan yang tidak baik.
"Agar jadi pelajaran lain juga bahwa, adu jotos tidak boleh dinormalisasi, karena hakikatnya keberadaan DPRD itu untuk memindahkan konflik di masyarakat ke arena yang lebih beradab," jelasnya.
3. Diharapkan para anggota DPRD menjadi dewan yang kesatria

Dia berharap kedua para 2 anggota DPRD Medan seharusnya menjadi dewan yang baik dan dewan yang kesatria. "Bukan menjadi dewan sudra apalagi paria," tutupnya.