Pemilu di Sumut Dikawal 22 Ribu TNI Polri, Masih Berani Ganggu?

Pasukan anjing pelacak juga ikut diturunkan

Medan, IDN Times - Layaknya menghadapi perang, TNI dan Polri sudah menyatakan siap mengawal Pemilihan Umum (Pemilu) serentak 17 April mendatang di Sumatera Utara.

Kapolri Jenderal Tito Karnavian dan Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto meninjau kesiapan pasukan saat Apel Kesiapan Pemilu di Lapangan Benteng, Kota Medan, Sumatera Utara, Kamis (11/4).

Jika digabungkan, TNI dan Polri menyiagakan 22 ribu personel. Rinciannya, 10 ribu dari Kodam I/Bukit Barisan dan selebihnya dari kepolisian.

“Kita ingin menunjukkan ke masyarakat bahwa kita siap mengamankan Pemilu 2019 ini,” kata Kapolda Sumut Irjen Agus Andrianto usai Apel.

1. Turunkan seluruh unit hingga anjing pelacak

Pemilu di Sumut Dikawal 22 Ribu TNI Polri, Masih Berani Ganggu?IDN Times/Prayugo Utomo

Saat Apel, Kapolri dan Panglima memeriksa langsung kesiapan. Setiap satuan langsung di cek dan ditanyai kesiapannya.

Di lapangan apel, berbaris rapi berbagai pasukan. Mulai dari yang tidak menggunakan senjata hingga berseragam lengkap untuk mengantisipasi huru hara saat kejadian.

Tak hanya itu, yang paling menyita perhatian adalah pasukan unit K9 dari kepolisian. Mereka berdiri gagah dengan anjing-anjing terlatih bertubuh kekar.

Baca Juga: Kampanye Akbar Jokowi-Ma'ruf di GBK, Bakal Ada 500 Artis yang Hadir

2. Polri dan TNI tetap siaga meski Indeks Kerawanan Pemilu Sumut sedang

Pemilu di Sumut Dikawal 22 Ribu TNI Polri, Masih Berani Ganggu?IDN Times/Prayugo Utomo

Indeks Kerawanan Pemilu (IKP) Sumut masuk di angka 46,73. Angka ini menunjukkan potensi kerawanan yang masuk dalam dimensi sedang terjadi di Sumut.

Meskipun begitu Polda Sumut dan Kodam I/Bukit Barisan tetap melakukan siaga ketat.

Utnuk diketahui skor IKP paling tinggi ada di Papua dengan angka 55,08 yang tersebar di 29 Kabupaten/Kota.

“Rekan rekan media kan tau situasi Sumut seperti apa. Itu tidak terlepas dari peran masyaakat yang menyatakan keamanan adalah kebutuhan bersama,” ujar Agus.

3. Pilkada di Tapanuli Utara sempat ricuh, bagaimana langkah antisipasinya?

Pemilu di Sumut Dikawal 22 Ribu TNI Polri, Masih Berani Ganggu?IDN Times/Prayugo Utomo

Agus hanya berharap kejadian serupa tidak terjadi lagi. Pihaknya akan bekerja keras dengan bersinergi lintas institusi untuk melakukan pengamanan.

Untuk langkah-langkahnya juga sudah dibahas. “Kita akan amankan dengan kekuatan dengan kawan kawan TNI. Insya Allah kejadian seperti itu tidak terjadi lagi,” ujarnya.

4. TNI Polri tegaskan soal netralitas dalam Pemilu 2019

Pemilu di Sumut Dikawal 22 Ribu TNI Polri, Masih Berani Ganggu?IDN Times/Prayugo Utomo

Kabar yang berhembus di lapangan acapkali menyebut khususnya kepolisian tidak netral dalam Pemilu 2019. Polda Sumut dan kodam I/Bukit Barisan kembali menegaskan jika mereka tetap netral.

Panglima Kodam I/Bukit Barisan Mayjen Mohamad Sabrar Fadhilah juga menegaskan, keterlibatan mereka dalam Pemilu untuk memastikan bisa berjalan aman dan lancar.

“Kami menegaskan soal netralitas yang sudah menjadi keharusan. Kami memberitahukan ke publik bahwa ini pesta demokrasi kita ikut mengamankan. Insya Allah aman,” pungkasnya.

5. Kerawanan paling tinggi ada di KPPS

Pemilu di Sumut Dikawal 22 Ribu TNI Polri, Masih Berani Ganggu?IDN Times/Prayugo Utomo

Ketua KPU Sumut Yulhasni mengatakan, kerawanan yang paling tinggi berada di tingkatan Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS). Karena mereka adalah ujung tombak dalam penyelenggaraan Pemilu.

Mulai dari pemungutan suara, hingga rekapitulasi ada di KPPS. “Kita juga berharap kondisi di bawah bisa kondusif jadi penyelenggara tidak tertekan. KPPS yang akan merasakan tekanan. Misalnya saat rekapitulasi,” ujar Yulhasni.

Potensi kerawanan yang paling krusial juga diprediksi ada di KPPS. Karena rekapitulasi suara juga akan dilakukan hingga dinihari dan secara manual.

Topik:

  • Arifin Al Alamudi

Berita Terkini Lainnya