Minat Membeli Emas, Waspadai Penipuan Transaksi Pre-Order

Medan, IDN Times - Pengamat ekonomi di Kota Medan Benjamin Gunawan menyoroti tingginya minat masyarakat membeli emas saat ini, ditambah dengan banyak intsurmen keuangan yang justru merealisasikan kinerja yang merugikan.
Sehingga, situasi seperti ini bisa memicu aksi membeli mas ditengah masyarakat, terlebih kondisi ekonomi global tengah menghadapi ancaman resesi seiring dengan memburuknya perang dagang belakangan ini.
"Ditambah dengan tensi geopolitik yang kian memanas seperti Nato/Jerman dengan Rusia, Rusia - Ukraina, Iran/Rusia dengan AS, Semenanjung Korea Dan laut china selatan. Hal inilah yang telah mendorong kenaikan harga emas bahkan mencatatkan rekor tertingi pada perdagangan sepekan terakhir di level $3.236 per ons troy," ucapnya pada Minggu (13/4/2025).
1. Muncul minat masyarakat beli emas sebagai instrumen investasi

Dia menilai bahwa harga emas yang mencatatkan rekor tertinggi sepanjang sejarah memang dinilai kemahalan. Namun, harga emas masih berpeluang untuk mencetak rekor tertinggi baru di masa yang akan datang.
"Belakangan, muncul minat masyarakat berbondong membeli emas sebagai instrumen investasi. Peningkatan pembelian emas oleh masyarakat di Kota Medan bahkan disiasati dengan menjual emas dengan cara pre-order (PO) oleh pedagang," katanya.
Lanjutnya, konsumen membayar dengan tunai harga emas saat ini, dengan harga yang disepekati, lalu barang dikirim kemudian.
"Nah alasan apapun bisa digunakan sebagai pembenaran oleh penjual kepada konsumen. Umummnya karena stok emas tidak mencukupi sehingga harus dilakukan pembelian secara PO. Alasan tersebut memang bisa benar adanya," tambahnya.
2. Skema pembelian emas pre-order patut diwaspadai

Dia menyayangkan perputaran ekonomi terjadi, namun hadir maraknya transaksi pre-order di saat minat masyarakat tinggi untuk membeli emas.
Sehingga, dia mengimbau yang perlu diwaspadai adalah skema seperti itu pada dasarnya punya resiko. Resiko bagi konsumen adalah potensi penurunan harga serta gagal serah terima barang, dan resiko bagi pedagang adalah potensi kenaikan harga termasuk gagal serah terima barang dari rantai pasok diatasnya dan resiko lain yang perlu diwaspadai adalah kemungkinan praktek curang (penipuan) oleh oknum pedagang.
"Jadi kalau masyarakat membeli emas dengan cara PO. Pastikan masyarakat memahami resiko penurunan harga emas di masa yang akan datang. Lakukan pembelian ditempat yang terpercaya dan kredibel. Meminta bukti pembelian barang yang bisa dijadikan alat bukti transaksi jual beli yang sah. Hindari membeli emas ditempat yang tidak terpercaya," jelas Benjamin.
3. Pembelian model PO bisa dimanfaatkan oleh oknum tertentu untuk penipuan skema ponzi

Dia juga menilai bahwa pembelian model PO seperti ini bisa dimanfaatkan oleh oknum tertentu, untuk melakukan praktek penipuan dengan skema ponzi. Sehingga, masyarakat harus berhati-hati.
"Memang selama ini juga ada praktek jual beli mas secara konsinyasi dan tabung emas. Silahkan kalau mau bertransaksi dengan model seperti itu. Tapi sekali lagi pastikan ditempat yang terpercaya, akan lebih aman jika berizin dan yang paling aman adalah bertransaksi secara cash and carry, atau bayar lunas dan langsung terima barang," pungkasnya.