Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Tragedi Sibolga, Masjid Harus Hidup 24 Jam dan Ramah Musafir

Wakil Ketua DPRD Sibolga Jamil Zeb Tumori (IDN Times/Doni Hermawan)
Wakil Ketua DPRD Sibolga Jamil Zeb Tumori (IDN Times/Doni Hermawan)
Intinya sih...
  • Arjuna, seorang nelayan, dianiaya di Masjid Agung Sibolga
  • Jamil berkomunikasi dengan pelaku untuk menyerahkan diri
  • Momen untuk membenahi pengelolaan masjid dan menjadikannya ramah musafir
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Medan, IDN Times- Wakil Ketua DPRD Kota Sibolga Jamil Zeb Tumori mengecam keras tindakan penganiayaan terhadap seorang nelayan muda bernama Arjuna (21) yang terjadi di Masjid Agung Kota Sibolga, pada 31 Oktober 2025 sekitar pukul 03.00 dini hari. Jamil adalah sosok yang memviralkan kejadian tersebut lewat media sosialnya dan turut mengantarkan salah seorang pelaku menyerahkan diri ke polisi.

Menurut Jamil, kasus tersebut sangat memprihatinkan karena terjadi di rumah ibadah yang seharusnya menjadi tempat paling aman bagi umat.

“Hati kita terluka. Rumah Allah seharusnya tempat paling aman di dunia. Tapi malah dijadikan tempat kekerasan. Ini sungguh mencoreng nilai kemanusiaan dan keagamaan,” ujar Jamil di Medan, Sabtu (8/11/2025).

1. Arjuna berprofesi sebagai nelayan dan sudah sering istirahat di Masjid Agung

Ilustrasi penganiayaan. IDN Times/ istimewa
Ilustrasi penganiayaan. IDN Times/ istimewa

Arjuna, kata Jamil, merupakan warga yang ber-KTP Tapteng dan lahir di Sibolga. Ia merupakan keturunan Aceh. Ia berprofesi sebagai nelayan dan biasa beristirahat di Masjid Agung karena rumah keluarganya jauh dari pusat kota. Malam itu, Arjuna sedang beristirahat sebelum berangkat melaut keesokan harinya.

Namun, dari keterangan yang diperoleh Jamil, tiga orang yang tidur bersama Arjuna mengadu kepada seorang pedagang sate di sekitar masjid. Informasi yang disampaikan pedagang sate itu kemudian memicu salah paham hingga memicu tindakan brutal oleh sekelompok orang.

“Awalnya hanya persoalan sepele. Arjuna tidur di teras masjid. Tapi kemudian ada yang melapor ke tukang sate, dan entah bagaimana, informasi itu disampaikan ke tiga orang lainnya. Lalu mereka bersama-sama datang dan membangunkan Arjuna. Dari rekaman CCTV terlihat, di situlah penganiayaan terjadi di teras masjid,” jelas pria yang kini menjalani pendidikan S3 Ilmu Komunikasi USU ini.

2. Jamil berkomunikasi dengan salah seorang pelaku untuk menyerahkan diri

Ilustrasi penganiayaan (IDN Times/Esti Suryani)
Ilustrasi penganiayaan (IDN Times/Esti Suryani)

Menurut Jamil, korban diseret sekitar 50 meter dari teras masjid ke halaman, lalu dianiaya lagi. Dari hasil pemeriksaan polisi, ditemukan cucuran darah di tangga ketiga masjid, yang menunjukkan adanya luka serius di bagian kepala korban.

“Ada darah di tangga, ada bekas kelapa muda yang dibanting ke kepalanya. Setelah itu korban disiram air dan terus dipukuli. Ini sungguh tindakan biadab,” ungkap Jamil.

Ia menambahkan, setelah kejadian, pihak kepolisian bergerak cepat dan berhasil menangkap empat pelaku penganiayaan. Sementara satu pelaku menyerahkan diri ke kantor polisi diantarkan Jamil.

“Saya sendiri berkomunikasi langsung dengan pelaku terakhir, Chandra, agar ia menyerahkan diri. Saya bilang, kalau kamu tidak bersalah, lebih baik pulang dan jelaskan di depan polisi. Akhirnya pukul 2 siang saat paripurna dimulai, dia diantarkan ke kantor DPRD dan saya menyerahkan langsung ke Polres Sibolga," tutur Jamil.

3. Jadi momen untuk membenahi pengelolaan masjid

Ilustrasi salat jum'at (pexels.com/Defrino Maasy)
Ilustrasi salat jum'at (pexels.com/Defrino Maasy)

Politisi senior itu juga menegaskan bahwa tidak ada larangan bagi musafir untuk beristirahat di Masjid Agung Sibolga. Bahkan, pengurus masjid telah menyiapkan fasilitas di lantai dua bagi warga luar kota yang membutuhkan tempat istirahat sementara.

“BKM Masjid Agung tidak pernah melarang siapa pun tidur di sana. Justru disiapkan ruang di lantai dua untuk musafir. Disediakan juga teh dan kopi untuk jamaah yang beristirahat. Jadi kalau ada pihak yang melarang, apalagi sampai melakukan kekerasan, itu tindakan yang sangat keliru,” tegasnya.

Sebagai pimpinan DPRD, Jamil menyatakan akan mendorong peningkatan anggaran dan pembenahan pelayanan di Masjid Agung Sibolga agar menjadi masjid yang ramah musafir dan terbuka untuk kegiatan positif umat.

“Kami sudah duduk bersama ulama, BKM, Kementerian Agama, dan Wali Kota Sibolga. Ini teguran dari Allah agar kita memperbaiki diri. Masjid harus menjadi tempat yang hangat dan aman bagi siapa pun yang datang,” ujarnya.

Ke depan, pihaknya juga berencana menjadikan Masjid Agung sebagai pusat kegiatan keagamaan dan literasi masyarakat.“Akan ada perpustakaan, ruang baca, bahkan kegiatan ngopi selepas salat Isya. Kita ingin masjid ini hidup 24 jam, ramah musyafir, dan menjadi rumah bagi semua umat,” tambah Jamil.

Menutup keterangannya, Jamil menyampaikan pesan moral dari tragedi ini. Dia berharap ke depan tidak ada lagi kekerasan di masjid. “Cukuplah Arjuna menjadi pengingat bagi kita semua untuk lebih berbaik sangka, berbaik hati, dan melayani dengan kasih. Jangan lagi ada kekerasan di rumah Allah. Masjid harus menjadi tempat yang dirindukan, bukan ditakuti,” tutupnya.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Doni Hermawan
EditorDoni Hermawan
Follow Us

Latest News Sumatera Utara

See More

Ada Olahraga Gratis Setiap Hari untuk Umum di Delipark, Catat Kelasnya

09 Nov 2025, 05:17 WIBNews