Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Kisah Via Jual Brownies dari Resep Ibu,Diminati Pelanggan Luar Negeri

Brownies bikinan Delievia Ramadhani (dok.Delievia Ramadhani)

Bagi, pengusaha muda Delievia Ramadhani (23), Ibu bukan sekedar pemilik muara kasih sayang. Ibunya, Elvi Zahara (46) adalah sumber inspirasi dalam berbagai hal, termasuk dalam menekuni bisnis roti browniesnya.

Inspirasi bisnis datang tatkala sejak kecil dia sering disuguhkan kue olahan ibunya, salah satunya brownies kukus. Tidak ingin merasakan kenikmatan kue itu sendiri, muncul idenya untuk menjual ke teman-temanya. Pemikiran itu tercetus saat Delievia masih duduk dibangku SMA kelas XII atau tepatnya tahun 2017.

Untuk menarik peminat, awalnya Delievia membagikan
40 potong tester brownies ke teman sekolahnya. Hasilnya
brownies oleh ibunya disukai temannya.

"Semuanya memuji brownies buatan mama Delievia, hingga keesokan harinya saya langsung menjual brownies tersebut dengan harga Rp2.000/potong dengan 3 topping pilihan keju, oreo dan choco chips," ujar wanita yang akrab disapa Via saat diwawancara wartawan, Selasa (18/6/2204).

Selain temanya, guru-guru Via kala itu juga juga membeli brownies buatan ibunya. Melihat potensi pembeli yang luas, Via memutuskan untuk memasarkannya lewat aplikasi instagram. Dia membuat business account di dengan nama @varianbrownies. Dari sinilah petualangan bisnis brownies Via pun dimulai.

"Alhamdulillah dari postingan produk di Instagram, berhasil menjangkau customer yang pada saat itu, bukan lagi hanya anak sekolahan tetapi ibu-ibu kantoran juga beli bahkan berlangganan di Varian Brownies," ujar alumni Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara ini.

1. Mengembangkan bisnis bersama Ibu

Brownies bikinan Delievia Ramadhani (dok.Delievia Ramadhani)

Via lalu mengembangkan bisnis Varian Browniesnya, untuk resep dia menyerahkan sepenuhnya ke ibunya. Sementara ia fokus, dalam mengembangkan produk dan menciptakan menu baru.

Alhasil di awal kuliah Via mengisi hari-hari tidak hanya dengan belajar di kampus, sulung dari dua bersaudara ini, menempah diri dengan mengikuti beberapa kelas strategi bisnis dan pengembangan produk sebagai modal pengembangan dirinya.

Setelah mengikuti kegiatan tersebut, awalnya dia melakukan berbagai penguatan menu-menu baru, salah satu yang jadi menu best sellernya di dessert box atau yang lebih dikenal, dengan brownies alpukat. Kala itu menu olahan Via dan ibunya langsung diminati para mahasiswa di Fakultas Hukum USU tersebut. Pemesannya bukan hanya para mahasiswa baru, tetapi pascasarjana di USU juga ikut nimbrung membelinya.

"Dengan kehadiran menu ini, cukup memberikan omset yang meningkat. 1 harinya ia membawa lebih dari 100 dessert box yang sudah dipesan melalui Instagram & WhatsApp," ujarnya

2. Brownies diminati pelanggan dari Singapura dan Malaysia

Varian kue bikinan Delievia Ramadhani (dok.Delievia Ramadhani)

Selain penguatan di kualitas produk, Via juga melakukan penguatan di bidang digital marketing. Saat melakukan penulisan caption postingan di media sosial maupun menu brownies, dengan gambar yang menarik dan selalu menggunakan caption berbahasa nggris.

Ternyata postingan ini, menjadi daya tarik tersendiri, brownies buatan Via diminati pelanggan dari Indonesia saja. Brownies-nya juga digandrungi pelanggan dari Malaysia hingga Singapura.

"Jadi Varian Brownies mendapatkan banyak pesanan lainnya dan jangkauannya bukan hanya dari Indonesia saja, tetapi juga berhasil menjangkau sampai ke Malaysia dan Singapura," ujarnya.

"Tapi biasanya pesanan dari Singapura dan Malaysia mereka beli untuk keluarga mereka yang Indonesia, kalau langsung pengiriman ke sana belum sampai, walaupun dibawa keluar negeri biasanya kita hand carrie kan, jadi dari Medan terus mereka bawa ke luar negeri," tambahnya.

3. Usahanya sempat drop karena pandemik COVID-19

Brownies olahn Delievia Ramadhani (dok.Delievia Ramadhani)

Meski varian Brownies kini menjadi primadona, namun keberhasilan Via membangun usahanya tidak seperti membalikan telapak tangan, sejak tahun 2017 jatuh bangun dia membangun, bahkan usahanya sempat drop tatkala COVID-19 melanda tahun 2020. Meskipun begitu dia tidak lekas menyerah, justru dia menjadikan sebagai tantangannya untuk tetap bangkit.

Demi tetap survive dia pun menciptakan menu baru, untuk menarik minat pelanggan, menu itu dinamakan Brownies Lumer. Lalu Delievia juga mengeluarkan kebijakan untuk menalangi 50 persen biaya ongkos kirim, bagi pelanggannya.

"Misal ongkos kirim Rp20 ribu teman saya atau pelanggan , hanya perlu membayar Rp10 ribu dan sisa-nya lagi dibayar oleh saya. Hal ini dilakukannya agar meningkatkan penjualan dan teman teman dapat mencoba browniesnya," ujarnya.

4. Minat bisnis sejak sekolah

Varian kue bikinan Delievia Ramadhani (dok.Delievia Ramadhani)

Ternyata mental tangguh Delievia tidak terbentuk begitu saja, sejak duduk bangku kelas 4 Sekolah Dasar dia telah menunjukkan minatnya di dunia bisnis.

Ceritanya bermula ketika dibelikan peralatan tulis buku, pensil dan penghapus oleh papanya.Bukannya menggunakannya, untuk keperluan sekolah dia justru menjualnya ke teman-temannya.

" Saya justru jual ke teman sekelas saya dengan harga 1000 setiap peralatan tulisnya, uangnya untuk tambah-tambah jajan, itulah cerita awal saya jualan," katanya," ujar wanita kelahiran 28 November 2000 ini sambil tertawa .

Tidak sampai disitu saat duduk dibangku kelas 1 SMP, putri dari Elvi Zahara ini juga sempat membantu kakak kelasnya menjual coklat dengan harga 2000 per potongnya.

"Coklat itu saya peroleh dari senior saya sebagai tangan pertama, dari hasil penjualan coklat omsetnya lumayan jadi penghasilannya buat untuk tambahan uang jajan tapi lupa berapa pastinya," katanya.

Tak hanya itu, di kelas 3 SMP atau tepatnya tahun 2014, Delievia juga kembali merintis usaha, kali ini dia menjual jepitan rambut.

"Pada saat itu lagi tren anak perempuan memakai jepitan rambut jenis jedai. Lagi, saya mendapatkan customer bukan hanya teman sekelas, tetapi dari kelas lain, dan adik kelas yang juga ikut membeli pada saat itu melalui
BBM (blackberry messenger)," ujarnya

Barulah di tahun 2017 dia konsisten mengembangkan usaha varian brownies. Tidak dipungkurinya keuletan usahanya tidak serta merta terjadi namun telah dipupuk sejak kecil. Kalau ditanya siapa orang yang paling berjasa membentuk mentalnya pastilah ayah dan ibunya.

"Pastilah inspirasi saya orangtua saya yang pebisnis terus juga jadi mungkin mengalir aja gitu darah bisnisnya, itu lah pemicu utama," ujarnya

5. Kembangkan varian baru

Delievia Ramadhani (dok.Delievia Ramadhani)

Kini untuk mengembankan usahanya dia bekerjasama dengan adiknya, Delviyani Widya Lestari (21). Keduanya berkolaborasi membuat brand jenis brownies baru yang dinamai Del Kuki
(instagram: @delkuki id). Berbeda dari Varian Brownies yang fokus menjual Brownies, Bolu & Dessert Box. Del Kuki menjual cookies kekinian dengan berbagai macam varian.

"Harganya pun cukup terjangkau, mulai dari 50 ribuan dengan menggunakan bahan yang berkualitas tinggi," katanya

Delievia juga menekankan ke depan dirinya akan terus berinovasi untuk mengembangka produknya. Dia berharap bisnis yang dikelolanya ini menjadi sebuah entitas yang tidak hanya sukses secara finansial, tetapi juga memberikan dampak positif yang signifikan bagi komunitas lokal maupun global.

"Serta saya bisa menjadi teladan bagi generasi
mendatang dalam menjalankan bisnis dengan integritas dan tanggung jawab sosial yang tinggi," pungkasnya.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Doni Hermawan
EditorDoni Hermawan
Follow Us