Salat Id Masjid Raya Al Mashun Medan, Jemaah Luber ke Jalan

Medan, IDN Times – Sejak pukul 07.30 WIB, masyarakat sudah berbondong-bondong memadati Masjid Raya Al Mashun. Mereka datang untuk melaksanakan Salat Idul Fitri 1444 Hijriyah, bertepatan pada Sabtu (22/4/2023).
Sejak pagi aula utama masjid sudah penuh. Jemaah yang datang mulai dari Kota Medan, Serdangbedagai, Deliserdang hingga di luar Sumatra.
Salat di masjid Kesultanan Deli ini memang menjadi pengalaman tersendiri. Meski pun, jika saat lebaran, jemaah akan berdesak-desakan untuk mencari tempat. Karena jemaahnya begitu banyak.
1. Selasar penuh, jemaah penuhi jalan
Selang beberapa saat, selasar masjid dipenuhi ribuan orang. Banyak jemaah yang tidak kebgian tempat di dalam areal masjid.
Jemaah kemudian membuka saf baru di jalan. Mereka menggunakan koran sebagai alas untuk sajadah.
Tahun ini jemaah membludak. Karena dalam beberapa tahun sebelumnya, pandemik COVID-19, membuat ada pembatasan aktifitas.
2. Sultan Deli ke 14 ikut salat berjamaah, diserbu warga untuk berfoto
Tidak hanya warga yang ikut dalam salat Id berjamaah di Masjid Raya Al Mashun. Sultan Deli ke-14 Seripaduka Baginda Tuanku Sultan Mahmud Aria Lamantjiji Perkasa Alam Shah atau cukup disingkat Tuanku Aji turut hadir.
Pukul 07.45 WIB, rombongan yang bergerak dari Istana Maimun bergerak ke Masjid Raya. Tuanku Aji bersama para pemangku di kesultanan masuk ke areal masjid disambut dengan kumandang takbir.
Sudah menjadi tradisi, Sultan dan kerabat kesultanan salat di Masjid Raya Al Mashun. Setelah rombongan sultan masuk, takbir terakhir dikumandangkan. Salat Id kemudian dimulai pukul 08.00 WIB. Salat berjalan dengan khusyuk.
Kehadiran Tuanku Aji menjadi daya tarik bagi masyarakat. Mereka berbondong-bondong meminta kesediaan Sultan untuk berfoto. Dengan sabar, laki-laki kelahiran 1998 itu meladeni permintaan masyarakat.
3. Pesan Tuanku Aji: Jangan sampai perbedaan membuat perpecahan
Disela berfoto dengan masyarakat, Tuanku Aji menyempatkan menjawab pertanyaan sejumlah awak media yang sudah menunggunya. Dia menyampaikan beberapa pesan kepada masyarakat.
Tuanku Aji juga mengimbau masyarakat untuk menghargai perbedaan. Salah satunya, misalnya ada perbedaan penetapan tanggal hari raya Idul Fitri.
“Saudara kita dari Muhammadiyah melaksanakan lebaran lebih dulu. Jangan sampai perbedaan membuat perpecahan,” ungkapnya.
Dia juga berharap ke depan Sumatra Utara harus semakin memiliki karakter. Apalagi di Sumut kental akan adat dan budaya.
“Sumatra Utara semakin bermartabat, semakin bermarwah, semakin religius dan semakin nasionalis,” ungkapnya.
Kesultanan Deli, kata Tuanku Aji, tetap akan berkontribusi di Sumut. “Memberikan sumbangsih, pendidikan adat, tata krama, kepada masyarakat yang ada di Kota Medan. Menjadi panutan, disamping membantu pemerintah Kota Medan dan Sumatra Utara,” pungkasnya.
Baca Juga: Gubernur Sumut dan Wali Kota Medan Salat Id Bersama di Taman Cadika