Medan Blues Society, Kumpulan Pecinta Blues di Kota Medan

MBS juga rutin ajak kolaborasi genre musik lain

Medan, IDN Times - Medan Blues Society (MBS) adalah tempat berkumpulnya para pecinta blues di Kota Medan. MBS terbentuk sejak 8 Juli 2011.

Genre yang terbilang cukup lama ini memang tak luntur bagi mereka. Khusus di Kota Medan, MBS merupakan penggagas pertama untuk membangkitkan selera musik blues di Kota Medan. 

Saat ini, MBS sudah memiliki 50 anggota berusia 19 hingga 60 tahun. Dengan latar belakang yang berbeda, MBS didominasi anak muda.

Tisa yang merupakan angggota komunitas MBS ini menyampaikan cara memperkenalkan musik blues di kalangan muda dengan mengajak kolaborasi genre musik lain.

"Simple, untuk ngenalin blues itu sama mereka," tuturnya kepada IDN Times.

"Untuk perempuan yang suka blues dan suka komunitas di Kota Medan, cuma satu, jangan takut, kita harus berani di era yang sekarang yang sangat riskan di segala sisi. Kita harus full power harus berani untuk mau buat apa yang kita suka"

1. "Cara gabung ke sini, yang penting suka blues. Datang aja, kita terbuka"

Medan Blues Society, Kumpulan Pecinta Blues di Kota MedanDok/Istimewa

Selain itu, MBS juga biasanya menggelar kencan rutin untuk sharing dengan pecinta musik blues yang dilakukan di Ghetto Caffe.

Untuk bergabung dengan MBS, kata Tisa, tak usah sungkan karena mereka terbuka untuk siapa saja.

"Cara gabung kesini, yang penting suka blues. Datang aja, kita terbuka," ujar Tisa.

Memilih untuk bergabung dalam MBS, ternyata tak lepas dari konsisten dan selalu berkembang.

"Kalau kami sih, punya prinsip konsisten aja, lalu berkembang dari mulai skill atau karya, yang penting konsisten. Agar setiap orang cari blues di Medan ada. Kami juga membiasakan untuk bergabung dengan lintas genre, dan bergabung di beberapa creative space," jelas Tisa.

Baca Juga: Bupati Tapteng Paling Difavoritkan Jadi Wali Kota Medan 2020-2025

2. Pasar musik blues di Kota Medan cukup menjanjikan

Medan Blues Society, Kumpulan Pecinta Blues di Kota MedanDok/Istimewa

Untuk berkembang dan berkarya juga, katanya, tak lepas dari silaturahmi dan modal perkawanan.

"Kami  juga punya konsep dari kita untuk kita. Kalau dapat duit kita gunain untuk apa. Ya untuk kepentingan bersama," katanya.

Kata Tisa, pasar musik blues di Kota Medan cukup menjanjikan. Terlihat dari undangan yang mereka dapatkan minimal 2 kali sebulan. " Pasar blues di Medan, asik sih," tuturnya seraya tersenyum.

Tisa yang bergabung sejak 2015 di MBS ini juga menyampaikan hanya sedikit perempuan yang tergabung.

"Perempuan, edukasi untuk seni kan kurang di Medan, gak banyak cewe yang idealis untuk menyukai satu genre," katanya.

3. "Biasanya, lagu yang sering dimainkan adalah Chris king bb standard. Untuk era yang paling modern, paling John Mayer"

Medan Blues Society, Kumpulan Pecinta Blues di Kota MedanDok/Istimewa

"Aku mikirnya, itu alasan gak banyak cewek yang gabung di MBS gitu, banyak pertimbangan mereka yang kayak segan atau takut tapi bukan berarti Medan Blues Society ini gak punya ruang untuk perempuan, di sini aku punya peluang untuk memanage mereka," ujar Tisa.

Tisa berharap untuk perempuan yang suka blues dan suka komunitas di Kota Medan, cuma satu, jangan takut, kita harus berani di era yang sekarang yang sangat riskan di segala sisi. Kita harus full power harus berani untuk mau buat apa yang kita suka," pungkasnya.

"Biasanya, lagu yang sering dimainkan adalah Chris king bb standard. Untuk era yang paling modern, paling John Mayer," kata Tisa.

Baca Juga: Asal Usul Musik Hip-hop, Mulai dari Ras Hingga Ketenaran 

Topik:

  • Arifin Al Alamudi

Berita Terkini Lainnya