Kesultanan Deli Dukung Aturan Wali Kota Soal Baju Adat di Pemko Medan

Tak hanya Melayu, dukung Bobby rangkul semua suku

Medan, IDN Times - Sekelompok warga dari beberapa organisasi Melayu meminta Wali Kota Medan Muhammad Bobby Afif Nasution merevisi aturan baju adat yang diberlakukan setiap Jumat di lingkungan Pemko Medan. Hal ini mendapat tanggapan dari Kesultanan Deli.

Ketua Harian Yayasan Sultan Ma'moen Al Rasyid, Tengku Ma'moon Al Rasjid mengungkapkan, perwal yang telah dibuat wali kota tentu sudah melewati kajian. Baik kajian sosiologis maupun akademis.

"Jadi mengenai perwal, kami berpendapat mungkin ini yang terbaik. Mengingat kemajemukan Kota Medan yang multietnis," ucap Ma'moon, Senin (13/9/2021).

1. Yayasan Istana Maimoon: Tak semua kegiatan di sini merupakan aspirasi dari kaum kerabat Kesultanan Deli

Kesultanan Deli Dukung Aturan Wali Kota Soal Baju Adat di Pemko MedanKetua Harian Yayasan Sultan Ma'moen Al Rasyid Tengku Ma'moon Al Rasjid (IDN Times/Indah Permata Sari)

Soal penolakan dari beberapa orang warga Melayu, Istana Maimoon tak ada ikut campur. Meskipun, kegiatan penolakan di gelar di halaman Istana Maimoon, Jumat (10/9/2021) petang.

"Kegiatan tersebut tanpa pemberitahuan, apalagi izin penggunaan Istana Maimoon.  Memang Istana Maimoon sering digunakan oleh komunitas-komunitas Melayu. Terutama mungkin karena rasa bangganya terhadap Istana Maimoon. Tapi perlu kita ingat bahwa tidak semua kegiatan di sini merupakan aspirasi dari kaum kerabat Kesultanan Deli," terangnya.

2. Sejumlah masyarakat Melayu minta revisi perwal yang dibuat Wali Kota Medan, Ma'moon menilai jangan sampai penolakan terlihat sebagai sebuah bentuk arogansi

Kesultanan Deli Dukung Aturan Wali Kota Soal Baju Adat di Pemko MedanKetua Harian Yayasan Sultan Ma'moen Al Rasyid Tengku Ma'moon Al Rasjid (IDN Times/Indah Permata Sari)

Lanjutnya, pernyataan beberapa masyarakat melayu yang meminta wali kota merevisi perwal taklah mewakili mayoritas masyarakat Melayu, terutama di Kesultanan Deli. Sebab, ketika perwal tersebut Bobby sampaikan, tidak ada gejolak dari masyarakat Melayu.

"Kurang pas rasanya, jika kita meminta baju adat Melayu menjadi satu-satunya yang Pemko gunakan. Nanti akan menyinggung saudara-saudara kita lainnya. Dan jangan sampai penolakan ini terlihat sebagai sebuah bentuk arogansi," ucapnya.

Katanya, bukan karena perwal tersebut jadi hilang Melayu di bumi, terutama Kota Medan ini. Lantaran perjalanan Kota Medan ini tidak akan bisa lepas dari Suku Melayu.

"Penolakan ini saya rasa juga kurang menjunjung semangat persatuan dan kesatuan serta keberagaman yang bisa hidup berdampingan di Kota Medan. Di mana sedari dulu sudah terbentuk. Terlebih ketika kesultanan Deli pada masa lalu juga memberikan kesempatan dan mengajak bersama-sama semua suku untuk membangun kota Medan," jelasnya.

Baca Juga: Wali Kota Bobby Ganti Batik dengan Baju Melayu, Aulia Pilih Cirebon

3. Ma'moon menilai pemakaian baju adat Melayu oleh Wali Kota Medan secara tersirat menunjukkan rasa hormat

Kesultanan Deli Dukung Aturan Wali Kota Soal Baju Adat di Pemko MedanSuasana bangunan Istana Maimun (IDN Times/Indah Permata Sari)

Ma'moon mengatakan bahwa, wali Kota sebagai orang nomor satu di Kota Medan secara tersirat juga menunjukkan rasa hormat, dan bangganya sebagai bapak Kota Medan. Yakni yang memiliki suku Melayu sebagai bagian dari sejarah besar terbangunnya Kota Medan. Sehingga menggunakan baju adat melayu ketika mengumumkan perwal tersebut.

Ini membuktikan wali kota memahami dan berusaha menjaga perasaan suku melayu. Yakni sebagai suku yang memiliki akar sejarah panjang dalam pendirian dan perkembangan Kota Medan. Menularkan Semangat Kebhinekaan 

"Jadi apa yang telah wali kota lakukan sepatutnya mendapat apresiasi. Dan semoga yang wali kota lakukan, bisa menjadi contoh untuk kota-kota lain di Indonesia. Yakni menularkan semangat kebhinekaan," ungkapnya.

4. Semangat Wali Kota Medan diharap bisa merangkul seluruh suku

Kesultanan Deli Dukung Aturan Wali Kota Soal Baju Adat di Pemko MedanKetua Harian Yayasan Sultan Ma'moen Al Rasyid Tengku Ma'moon Al Rasjid (IDN Times/Indah Permata Sari)

Ma'moon juga berharap, langkah ini sebuah bentuk semangat Wali Kota Medan. Sehingga, bisa merangkul dan memberikan tempat serta dukungan untuk seluruh suku. Kemudian bisa sama-sama membangun Kota Medan serta memberikan perhatian yang penuh untuk setiap suku yang ada di Kota Medan, agar tetap dapat melestarikan budayanya, serta menjaga sejarahnya tetap ada.

"Saudara-saudara kita di Jawa Barat, di Jawa Tengah, Jogja, Bali yang kita lihat menggunakan baju adat, atau ornamen baju adat. Baik yang suku asli atau pendatang pada awalnya mereka juga tidak memaksa dan dipaksa. Tapi di mulai dari kelompok kecil yang menularkan rasa bangga mereka menggunakan baju adat," jelas dia.

5. Ma'moon: Pemerintah daerah kuatkan literasi sejarah dengan bangun wadah diskusi

Kesultanan Deli Dukung Aturan Wali Kota Soal Baju Adat di Pemko MedanKetua Harian Yayasan Sultan Ma'moen Al Rasyid Tengku Ma'moon Al Rasjid (IDN Times/Indah Permata Sari)

Lalu, pemerintah daerah menguatkan literasi-literasi sejarah membangun wadah diskusi, serta mengembangkannya. Dan pada akhirnya semangat dan rasa bangga ini meluas, dan diikuti sama semua kalangan bahkan sampai nasional.

"Dengan begini, Sejarah taklah hilang, adat istiadat tetap terjaga, budaya tetap ada sepanjang masa," tukasnya.

Baca Juga: Pengganti Batik, PNS dan P3K Wajib Kenakan Baju Daerah Mulai Besok

Topik:

  • Doni Hermawan

Berita Terkini Lainnya