Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Program Listrik Bisa Tingkatkan Literasi dan Kemajuan SDM di Indonesia

WhatsApp Image 2025-11-11 at 13.37.20_e58ad374.jpg
Diskusi "Satu Tahun Pemerintahan Prabowo-Gibran Dari Sudut Pandang Energi" di Medan, Selasa (11/11/2025). (IDN Times/Arifin Al Alamudi)

Medan, IDN Times - Sejumlah akademisi lintas disiplin ilmu di Medan, Sumatera Utara (Sumut) memuji program listrik desa yang digagas pemerintah Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka. Ekonom dari Universitas Islam Sumatera Utara (UISU) Gunawan Benjamin menilai langkah ini adalah bentuk keadilan dari segi pemerataan energi yang termaktub dalam Asta Cita.

“Bagaimana upaya pemerintah agar semua masyarakat ini punya pemerataan (listrik), jadi ada keadilan disitu. Jangan sampai nanti keadilan energi itu cuma dinikmati masyarakat tertentu yang dapat dialiri listrik, sementara masyarakat di wilayah-wilayah yang lainnya di pedalaman justru mereka tidak mendapatkan keadilan energi di wilayah mereka,” kata Gunawan dalam diskusi "Satu Tahun Pemerintahan Prabowo-Gibran Dari Sudut Pandang Energi" di Medan, Selasa (11/11/2025).

Dia menjelaskan, efek domino dari elektrifikasi desa akan langsung menghidupkan aktivitas pelaku UMKM. Sebab, kata dia, listrik akan mempercepat distribusi barang dan mendorong masyarakat memanfaatkan teknologi digital.

Gunawan juga menambahkan bahwa elektrifikasi secara langsung mengubah pola konsumsi dan produksi masyarakat desa. Ia menyebut contoh sederhana seperti kehadiran lemari es yang memutus ketergantungan masyarakat pada sistem penyimpanan tradisional. Hal ini berdampak pada efisiensi biaya dan daya tahan produk lokal.

“Listrik yang masuk ke pedesaan akan menghidupkan pelaku UMKM. Barang elektronik berfungsi: TV, handphone, barang elektronik lainnya. Itu mendorong pelaku UMKM berkreativitas, memasarkan produk. Kualitas SDM meningkat, ekonomi menggeliat, itu tidak mungkin terelakkan. Dari penggunaan minyak tanah untuk penerangan tiba-tiba ada listrik. Mereka bisa beli kulkas, bisa menyimpan barang tahan lama, mengurangi biaya. Ini yang harus digalakkan," ungkapnya.

1. Berikan insentif bagi rumah tangga beli panel surya

Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) di Dusun Saringkulit, Kecamatan Ketangkuhen, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara (IDN Times/Arifin Al Alamudi)
Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) di Dusun Saringkulit, Kecamatan Ketangkuhen, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara (IDN Times/Arifin Al Alamudi)

Lebih lanjut, Gunawan menyebut pemerintah bisa melakukan pendekatan pemanfaatan energi lokal untuk mencapai elektrifikasi 100 persen. Seperti wilayah yang kaya akan aliran air dapat dibangun Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH) dan daerah yang memiliki aliran angin konsisten dapat dibangun Pembangkit Listrik Tenaga Angin (PLTA).

Selain itu, menurut dia pemerintah juga tak selalu harus membangun infrastruktur PLN agar tujuan ini tercapai. Sebab, ada beberapa daerah terpencil yang membutuhkan ongkos besar jika harus dialiri listrik dari infrastruktur milik PLN.

"Konsepnya tidak harus melulu PLN. Berikan insentif bagi rumah tangga beli panel surya atau kembangkan pembangkit kecil dari dinamo turbin air. Tinggal edukasi, pendampingan, pengetahuan, biarkan mereka mandiri. Saya optimis ini bisa (100 persen elektrifikasi)," kata Gunawan.

2. Energi terbarukan harus memanfaatkan sumber-sumber dari lokalitas

Ilustrasi bendungan PLTMH (freepik.com/wirestock)
Ilustrasi bendungan PLTMH (freepik.com/wirestock)

Sementara itu, pakar energi dari Universitas Sumatera Utara (USU), Warjio M.A., Ph.D., juga menekankan pentingnya implementasi yang berpihak pada energi terbarukan dalam usaha mencapai tingkat elektrifikasi 100 persen. Ia mengingatkan bahwa elektrifikasi seharusnya menjadi kesempatan memperkenalkan sumber energi bersih ke semua daerah di Indonesia.

Warjio mencontohkan seperti pembangkit mikrohidro di Minahasa, Sulawesi Utara yang baru diresmikan Menteri ESDM Bahlil Lahadalia, menunjukkan pemanfaatan sumber daya lokal yang ideal untuk daerah terpencil.

“Jadi energi terbarukan itu memang kita harus memanfaatkan sumber-sumber dari lokalitas. Katakanlah di Minahasa memang karena wilayahnya berdekatan dengan mikrohidro seperti itu, silakan. Tapi kebijakan seperti itu enggak bisa dilakukan juga di daerah lain yang tidak memiliki itu. Jadi kekayaan lokalitas itu juga harus diperhatikan sehingga bisa dipraktikkan,” ujarnya.

3. Rasio elektrifikasi nasional mencapai 99,83 persen

Siswa belajar menggunakan Wi-Fi gratis (IDN Times/Istimewa)
Siswa belajar menggunakan Wi-Fi gratis (IDN Times/Istimewa)

Pakar kebijakan publik dari USU, Fredick Broven Ekayanta, menilai upaya pemerintah menuntaskan target elektrifikasi 5.758 desa bakal membawa dampak berlapis terhadap kesejahteraan masyarakat. Saat ini rasio elektrifikasi nasional telah mencapai sekitar 99,83% pada akhir 2024 dan pemerintah menargetkan seluruh wilayah teraliri listrik melalui program Listrik Desa 2025-2029.

Fredick menyebut program ini bakal memiliki efek domino seperti membuka ruang tumbuhnya ekonomi baru, perbaikan kualitas pendidikan, kualitas hidup, hingga memperkuat pembangunan sumber daya manusia (SDM) di daerah tertinggal. "Ekonomi akan tumbuh (dengan listrik desa), peluang-peluang ekonomi akan tumbuh di desa ataupun di daerah, dan di luar daripada itu, rumah tangga juga akan makin tumbuh karena alat-alat yang butuh listrik untuk dinyalakan juga akan semakin jalan," ujar Fredick.

Ia menjelaskan selama ini listrik menjadi faktor penting lahirnya sebuah kota dan pusat-pusat aktivitas ekonomi. Dalam kaitannya dengan penguatan kualitas SDM, Fredick menjelaskan kehadiran listrik otomatis akan membuka akses internet. Hal ini bakal membuat daerah yang sebelumnya tidak tersentuh dunia luar bakal berkembang pesat dengan keberadaan internet.

“Internet masuk ke desa itu sebetulnya positif untuk pengembangan desa atau pengembangan sumber daya manusia yang ada di desa," kata dia.

Share
Topics
Editorial Team
Arifin Al Alamudi
EditorArifin Al Alamudi
Follow Us

Latest News Sumatera Utara

See More

Kemenag Sumut Peringkat 3 Pengumpul Wakaf Uang Terbanyak se-Indonesia

13 Nov 2025, 05:15 WIBNews