Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Menyemai Harapan Ketahanan Pangan lewat Pertanian Urban di Siantar

Ayam petelur di Habonaran untuk wujudkan ketahanan pangan warga di Pematangsiantar (IDN Times/Doni Hermawan)
Ayam petelur di Habonaran untuk wujudkan ketahanan pangan warga di Pematangsiantar (IDN Times/Doni Hermawan)

Pematangsiantar, IDN Times- Dari sudut sempit perkotaan Pematangsiantar yang padat dan dipenuhi beton, kokok ayam masih terdengar dan hijaunya daun masih terlihat menyegarkan. Lewat program pendampingan Pertamina, kaum urban menanam harapan. Dari lahan sempit, ternak ayam dan tanaman sayur mereka jadi cara mewujudkan kemandirian pangan dan ekonomi.

Di sebuah rumah kecil di Kelurahan Banjar, Kecamatan Siantar Barat, terlihat sebuah kandang sederhana yang dibangun dengan kawat dan semen. Ukurannya hanya 1,5x2 meter. Ada 10 ekor ayam yang menghuninya.

“Dari dulu saya memang penginnya pelihara ayam. Senang aja nengoknya, membersihkan kandang, kasih makan, jadi hobi tersendiri,” kata Mihruniah saat ditemui IDN Times, Senin (27/10/2025).

Perempuan berusia 60 tahun itu sudah setahun terakhir disibukkan dengan kegiatan beternak ayam. Mihruniah kemudian membuka kandang dan mengambil beberapa butir telur.

“Biasanya dikonsumsi sendiri dan juga dijual. Cucu-cucu saya suka, direbus sendiri. Kadang tiga hari dapat sembilan butir telur. Dua minggu bisa 20. Lumayan bisa dijual seharga Rp3 ribuan, karena telur ayam kampung kan lebih mahal. Sudah ada penampungnya yang jual jamu,” kata Mihruniah sambil memasukkan telur-telur itu dalam wadah yang disiapkan.

Untuk kandang ayamnya, ternyata bikinan Pertamina Patra Niaga Regional Sumatra Bagian Utara lewat Fuel Terminal Pematangsiantar. Mihruniah merupakan salah satu penerima manfaat dari program Haroan Bolon yang digeber Pertamina FT Siantar sebagai bagian dari Tanggung Jawab Sosial Lingkungan (TJSL).

Mihruniah menceritakan, sebelum ada kandang ini, dia hanya memelihara ayam dengan modal seadanya dan pengetahuan yang minim soal beternak. Jenis yang dipilih adalah ayam kampung. “Dulu awalnya saya punya 2 ekor ayam saja, sepasang jantan dan betina. Dari situ ayamnya bertelur. Enam telur, empat yang menetas,” kata nenek tiga cucu itu.

Anaknya, Isni kemudian turut menambah 2 ekor ayam lagi untuknya. Lewat info dari koleganya, aktivitas Misruniah ternyata dilihat Pertamina FT Pematangsiantar sebagai hal positif dan cocok untuk diikutkan dalam program.

“Jadi oleh Pertamina kami diajari supaya memelihara ayam tapi enggak bau dan tetap bersih. Jadi enggak capek nyapu tiap hari,” ucapnya.

Mihruniah memamerkan telur-telur dari ayam kampung peliharaannya di Kelurahan Banjar, Kecamatan Siantar Barat, Kota Pematangsiantar (IDN Times/Doni Hermawan)
Mihruniah memamerkan telur-telur dari ayam kampung peliharaannya di Kelurahan Banjar, Kecamatan Siantar Barat, Kota Pematangsiantar (IDN Times/Doni Hermawan)

Haroan Bolon sendiri berasal dari bahasa Batak yang berarti Gotong Royong. Lewat program ini, Pertamina menyediakan lahan agar warga yang tidak memiliki lahan bisa beternak bareng di Taman Komunitas Siantar Haroan Bolon. Program ini diresmikan pada 30 Agustus 2024 lalu. Ada 13 penerima manfaat dari program ini.

Namun warga yang punya lahan bisa beternak sendiri di rumahnya seperti Mihruniah dengan tetap mendapat pendampingan dari Pertamina Patra Niaga. Metode beternak yang diajarkan sebenarnya cukup unik dan bermanfaat. Sampah dedaunan dan rumput digunakan sebagai alas kandang ayam sehingga mengurangi bau kotoran ayam.

“Rumputnya kami dapat dari Pertamina. Kami jemput ke sana nanti dua minggu sekali. Mereka akan mengabarkan kalau sudah ada rumputnya,” ucapnya.

Dari sisa-sisa makanan diolah menjadi pakan ayam. Pertamina juga merangkul bisnis lokal ayam pecak untuk memanfaatkan sisa-sisa sampahnya. Selain itu proses pengomposan alami dilakukan dari sampah organik. Warga bisa menanam berbagai tanaman dengan pupuk tersebut.

Tak hanya beternak ayam, kini Mihruniah juga menanam berbagai jenis tanaman. Mulai dari anggur, stroberi, jahe, lidah buaya dan beberapa tanaman obat lainnya. Mihruniah kini dikenal warga sebagai petani kota. Dia berniat mengembangkan lagi ternak ayamnya dengan membangun kandang baru lagi.

“Kalau bisa ya mau tambah ayamnya lagi. Nanti tanah di samping ini mau saya bersihkan dan buat kandang baru,” ucapnya.

Warga menanam sayur-sayuran di pipa paralon dalam program Pertamina di Habonaron (IDN Times/Doni Hermawan)
Warga menanam sayur-sayuran di pipa paralon dalam program Pertamina di Habonaron (IDN Times/Doni Hermawan)

Warga Diberi Ayam Petelur di Habonaran

Dua kilometer dari Kampung Banjar, program sejenis juga digeber Pertamina di Kampu Bantan. Lokasinya di Jalan Kelapa Kuning Gang Bersama, Kelurahan Bantan, Kecamatan Siantar Barat. Di lokasi itu kini terpampang plang bertuliskan Program Pemberdayaan Masyarakat Habonaron, Huta berdaya kelola ternak dan tani perkotaan.

Gang itu dihuni sekitar 12 kepala keluarga. Wilayah ini dijadikan percontohan untuk program peternakan ayam dan tani perkotaan. Di sini, Pertamina memberikan bantuan masing-masing enam ekor ayam per keluarga. Lengkap dengan pakan dan kandangnya. Bedanya dari Haroan Bolon, ayam di sini jenis petelur, bukan kampung. Program ini baru berjalan tiga bulan sejak Agustus 2025.

“Awalnya kami cuma penerima manfaat. Targetnya masyarakat menengah ke bawah. Pertamina datang kemudian survei dan memilih gang kami untuk wilayah percontohan yang dinamai Habonaron,” kata Juli, salah satu warga penerima manfaat kepada IDN Times, Senin (27/10/2025).

Tentu Pertamina tak sekadar membagi-bagikan ayam. Namun misi besar di baliknya adalah agar warga bisa berdaya mandiri dengan beternak.

“Jadi kami diarahkan Pertamina agar merawat ayam ini agar kemudian bertelur. Minimal untuk ketahanan pangan keluarga dulu. Kemudian kotorannya juga diolah jadi pupuk untuk menanam sayuran,” katanya.

Pertamina juga membekali warga dengan perlengkapan sederhana seperti paralon dan kayu. Hal itu yang kemudian dimanfaatkan jadi media tanam vertikal. Halaman rumah yang sempit bisa menjadi kebun kecil.

Kini gang Habonaran tampak lebih hidup dan bersih. Di depan rumah-rumah berjejer tanaman hijau dalam paralon. Sementara kandang ayam berada di belakang rumah. Pemandangan itu ditemui di seluruh rumah yang ada di gang tesebut.

“Jadi limbah ayam itu ujungnya ke situ, jadi pupuk untuk tanaman. Kami sekarang menanam pakcoy, kangkung, bayam, selada, seledri. Bisa dipetik dan dimakan sendiri untuk jadi sayur, masak mi. Bibitnya juga dari Pertamina,” ucap Juli.

Sejak awal, warga mendapat pelatihan langsung sehingga bisa beternak dan bertani dengan baik. Pertamina mendatangkan langsung tenaga ahlinya ke kawasan tersebut sehingga warga bisa belajar sambil praktik langsung

“Jadi kami diajari cara makannya, takarannya berapa. Jamnya, bahkan supaya ayam gak stres. Kalau kebanyakan makan, telurnya malah kecil, atau ayamnya gemuk tapi enggak bertelur,” katanya.

Begitupun, mereka juga harus mulai mandiri dan tidak ketergantungan dengan hanya ‘disuapi’ Pertamina. Dengan modal yang sudah diberikan mereka mulai memutar otak agar tak lagi hanya mengharap bantuan. “Kalau sayuran panen, sekarang kami bisa patungan untuk beli bibit baru. Jadi gak harus nunggu bantuan lagi,” ucap Juli.

Warga semakin bersemangat karena sudah mendapatkan hasilnya. Seperti Painem, dalam tiga bulan, ayam-ayamnya sudah menghasilkan 70 butir telur. “Sebagian dijual. Rp2 ribuan sebutir. Sebagian lagi untuk makan sendiri,” kata Painem di lokasi yang sama.

Painem berharap bisa menambah lagi jumlah ayam-ayamnya dengan melakukan pengembangbiakan. Selain itu juga berharap ada lahan yang lebih memadai. "Saya suka karena menghasilkan. Gak repot kok. Mau nambah ayam tapi lahannya juga terbatas," ucapnya.

Salah satu wilayah di Kelurahan Bantan menjadi percontohan program Pertamina Habonaron (IDN Times/Doni Hermawan)
Salah satu wilayah di Kelurahan Bantan menjadi percontohan program Pertamina Habonaron (IDN Times/Doni Hermawan)

Pertamina mendukung ketahanan pangan dengan pertanian kota

Misi Pertamina mendukung ketahanan pangan sesuai dengan Asta Cita yang digaungkan pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming. Senior Supervisor CSR & Small and Medium Enterprise Partnership Program (SMEPP) Pertamina Patra Niaga Region Sumbagut, Agustina Mandayati mengatakan, program ini dipilih Fuel Terminal Siantar di lokasi sekitar perusahaan.

“Teman-teman di Siantar memilih program yang lokasi programnya ring 1 kita. Dekat dengan FT Pematangsiantar. Dari FGD-FGD yang kami lakukan, juga social mapping di wilayah itu, ada permasalahan terkait peningkatan ekonomi di masyarakat perkotaan. Jadi, saat disurvei banyak pekerja serabutan. Padahal mereka punya lahan,” kata Agustina kepada IDN Times, Selasa (28/10/2025).

Setelah disurvei, beberapa warga punya kemampuan memelihara ayam. Namun belum berjalan baik. “Mereka ada yang sudah pelihara ayam, tapi cuma di samping rumah saja. Memanfaatkan sisa makanan. Kemudian kami coba tawarkan terkait pengelolaan ayam dengan menggunakan teknik memanfaatkan sampah rumah tangga tanpa bau. Dengan metode kandang yang bisa hadir di lingkungan perkotaan,” kata Tina, sapaan akrabnya.

Hanya saja, program yang ditawarkan Pertamina tak langsung diterima warga. Diakuinya sempat mendapat penolakan sebenarnya.

“Jadi dulu ada yang punya kandang ayam banyak tapi diprotes warga sekitar. Jadi dia gak berani menerima bantuan. Kemudian kami diskusikan sama Bu RT dan Bu Lurah, akhirnya warga menerima,” ucapnya.

Pertamina melihat potensi lokal warga sekitar. Dengan kemampuan menjadi petani perkotaan. “Siapa sih yang mikir memelihara ayam dengan lahan yang sempit tapi tidak mengganggu. Karena ayam bisa menimbulkan polusi bau dan kotorannya berpotensi mengganggu. Kami tawari program dan akhirnya mereka bersedia,” katanya.

Sinkronisasi dengan warung sekitar juga menjadikan hubungan yang saling terkait dan menguntungkan. “Mereka kita hubungkan dengan rumah makan ayam pecak yang di situ. Warung itu menghasilkan sampah makanan yang cukup lumayan setiap hari. Diserap kelompok ini untuk pakan ayam. Kita bikinkan sirkular ekonomi. Mungkin butuh proses untuk menyambungnya, tapi pelan-pelan,” tambahnya.

Menurutnya fokus program masih seputar ketahanan pangan di awalnya. Nanti manfaat ekonominya mengikuti. “Ketika ketahanan pangannya jadi, manfaat ekonominya akan menyusul. Di Haroan Bolon, sekitarnya banyak penjual jamu. Itu sirkular ekonomi yang ingin kita bangun,” katanya.

Pertamina juga berharap warga bisa mandiri dengan memutar modal yang ada. Pakan yang diberikan hanya untuk periode tertentu. “Tim kami yang ada di sana juga memantau. Monitoring dan evaluasi. Kalau bagus perjalanannya nanti akan kita hubungkan untuk sirkular ekonominya. Dari sisi posisi bagus sekali. Seperti di Habonaran, program ini kan replikasi sehingga dari Haroan Bolon bisa saling sharing knowledge,” ucapnya.

Program memerkuat ketahanan pangan negeri digeber di 25 lokasi wilayah operasional Pertamina dari Pematangsiantar hingga Ternate. Kini Pertamina sudah menjangkau 11 ribu penerima manfaat dengan berbagai program berbeda. Program-program ini menjadi bagian dari strategi Tanggung Jawab Sosial Lingkungan (TJSL) Pertamina Patra Niaga yang berfokus pada pemberdayaan masyarakat khususnya dalam pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) khususnya SDG 2 Tanpa Kelaparan dan SDG 12 Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Doni Hermawan
EditorDoni Hermawan
Follow Us

Latest News Sumatera Utara

See More

Menyemai Harapan Ketahanan Pangan lewat Pertanian Urban di Siantar

31 Okt 2025, 10:02 WIBNews