Pemulihan Pasca Bencana, Gubernur Sumut Ungkap Korban Butuh Air Bersih

Medan, IDN Times - Sumatera Utara belum sepenuhnya pulih dari bencana banjir bandang dan longsor yang menerjang pada akhir November 2025 lalu. Bahkan sampai saat ini di sejumlah titik masih ada rumah warga yang tergenang air bahkan tertimbun longsor.
Gubernur Sumatera Utara, Bobby Afif Nasuiton, mengatakan bahwa hingga kini pencarian korban hilang terus diupayakan. Begitu juga soal penanganan tanggul sungai yang jebol di Kabupaten Langkat.
1. Di Langkat masih ada rumah warga yang tergenang air akibat tanggul jebol

Saat dijumpai di Kodam I/BB, Bobby Nasution mengatakan bahwa kebutuhan masyarakat kini beragam. Jika kemarin banyak yang membutuhkan bantuan logistik, kini air bersih yang diminta.
"Ya, keluhannya kalau awal kemarin tentang logistik, sekarang air bersih. Kebutuhannya sudah mulai berbeda-beda, ya. Kalau di awal bencana kemarin hampir serentak sama, kalau sekarang sudah beda-beda," kata Bobby, Minggu (14/12/2025).
Ia juga menjelaskan bahwa masih banyak pemukiman yang tergenang air. Salah satunya ialah banjir di Kabupaten Langkat.
"Pak Presiden ke Langkat kemarin. Karena air masih masuk, tanggulnya jebol. Itu yang paling utama untuk di Langkat," lanjutnya.
2. Pemerintah fokus buka akses jalan dan pencarian orang hilang

Selain itu, pemerintah disebutnya juga fokus membuka akses jalan. Hal ini berguna membantu penyaluran logistik dan pencarian orang hilang.
"Kita masih (melakukan) pencarian warga yang hilang. Dan ini, sudah kita petakan masing-masing daerah kebutuhannya, sudah kita sampaikan kemarin. Pak Presiden menyampaikan ke pemerintah pusat dari awal sampai dengan tanggal darurat yang diberikan oleh provinsi," jelas Bobby.
Ia juga menyinggung perubahan anggaran yang terjadi pasca bencana. Bobby mengatakan hal itu jelas diperbolehkan.
"Ini kan namanya bencana, di luar rencana yang kita prediksi. Walaupun secara intensitas hujan, kita kemarin (pernah) jelaskan tentang potensi hujan tinggi di bulan 11 dan bulan 12. Tetapi dalam penyusunan perubahan anggaran itu sudah ada penjelasan dari Kementerian Dalam Negeri, ya, untuk pemulihan pasca bencana, itu diperbolehkan nanti ada perubahan-perubahan anggaran 2026," rincinya.
3. Soal efisiensi anggaran: periksa kami kalau kami hilangkan

Menyikapi soal pergeseran anggaran tahun 2025, Gubernur Sumut menjelaskan bahwa hal itu tentu sudah disesuaikan dengan Instruksi Presiden (Inpres). Bobby juga menegaskan bahwa tidak mungkin anggaran hasil efisiensi tersebut tidak dimanfaatkan.
"Kalau di 2025, kemarin karena ada Inpres nomor 1 tahun 2025 soal efisiensi. Tanya daerah mana yang tidak ada pergeseran anggaran. Semua daerah ada. Sekarang kita diefisiensi uangnya, perintah Bapak Presiden diefisiensi. Nggak mungkin hasil efisiensi kami hilangkan, itu yang nggak boleh, itu yang silakan kami diperiksa, kan, gitu," jelas Bobby.
Lebih rinci ia menyebut bahwa sejumlah uang yang diefisiensi antara lain seperti perjalanan dinas, pembelian tusuk gigi, dan lain-lain. Uang hasil efisiensi itu ditaruh dalam Belanja Tidak Terduga (BTT) .
"Setelah dari BTT baru disalurkan ke OPD-OPD. Jangan buat hal-hal yang nggak perlu lah ya. Bantu masyarakat, itu yang perlu. Support masyarakat, berikan motivasi, kalau emang nggak mau memberikan bantuan, berikan motivasi," pungkasnya.
















