Sudah 46 Km Jalan Berhasil Dibuka Taput, 20 Km Masih Tertimbun Lumpur

Medan, IDN Times - Sampai dengan hari ini, Minggu (14/12/2025), petugas gabungan masih berupaya membuka akses jalan di Tapanuli Utara. Sebab, sejumlah desa masih terisolir dan hanya dapat ditempuh dengan berjalan kaki.
Begitu pula dengan bantuan logistik, masih ada di sejumlah titik yang hanya bisa diakses dengan berjalan kaki beberapa kilometer. Bahkan masih ada puluhan kilometer lagi jalan di Tapanuli Utara yang terisolir.
1. Jalan sepanjang 20 Kilometer masih terisolir

Rio Firidianto selaku Asintel Panglima TNI sekaligus eks Pangdam I/BB, dalam momen pelepasan jabatan, turut menyinggung bencana di Sumut. Ia mengatakan bahwa petugas gabungan sudah membuka rute jalan di Tapanuli Utara agar dapat dilalui kembali.
"Sampai hari ini rute yang terbuka sudah mencapai 46 kilometer dari titik nol yang mulai kita buka bersama kemarin oleh TNI, POLRI, BBJN, BWS. Ya, sudah kita buka di Taput 46 kilometer," kata Rio, Minggu (14/12/2025).
Meskipun begitu, ia mengatakan bahwa masih ada rute yang terisolir. Bahkan total rute mencapai 20 kilometer.
"Ada sekitar 20 kilometer yang terisolir, hari ini sudah dibuka. 2 kompi pasukan masuk jalan kaki ke daerah terisolir, diduduki, dan dijangkau. Sudah buat hellipad, dapur, alhamdulillah sudah tercover dengan bantuan logistik," lanjutnya.
2. Pangdam: hutan yang digarap ilegal jadi penyebab bencana, harus ada evaluasi izin

Akses jalan dinilai menjadi salah satu hal yang diprioritaskan. Sebab tanpa adanya jalan, masyarakat bisa terisolir sekaligus dapat menghambat penyaluran bantuan.
"Kita butuh jalan darurat untuk masuknya logistik. Harus ada solusi bagaimana masuk logistik. Tugas kita sangat berat menghadapi bencana ini," jelas Rio yang hari ini baru saja melepas jabatannya sebagai Pangdam I/BB.
Tak lupa pria berusia 53 tahun ini menyinggung soal apa yang harus dievaluasi oleh petugas berwajib. Salah satunya ialah pengawasan perizinan pembukaan lahan. Sebab, pembukaan lahan liar disebutnya menjadi faktor datangnya bencana ekologis.
"Ke depan kita perlu evaluasi izin hutan yang digarap ilegal. Karena itulah yang tak ikuti aturan dan membahayakan apabila ada hujan lebat. Untuk itu, kita perlu melakukan pengawasan soal pertambangan ilegal, pembalakan liar, yang membuat bencana," pungkasnya.
3. Di Sumut sudah ada 343 korban meninggal akibat bencana

Berdasarkan data terbaru yang dihimpun IDN Times dari Pusdalops PB BPBD Sumut, masih banyak warga yang terdampak. Di Tapanuli Utara, total sudah ada 1.138 pengungsi.
Jika ditotal, sebanyak 14.033 warga yang terdampak bencana. Bahkan sudah ada 36 korban jiwa yang ditemukan tewas dan 2 warga masih dinyatakan hilang.
Di Sumut secara keseluruhan per 12 Desember sudah ada 343 korban jiwa yang dinyatakan meninggal. Sementara warga yang hilang ada 97 orang lagi.

















