Kampanye di Tanjungbalai, Edy Janji Bakal Keruk Sedimentasi Laut

Tanjungbalai, IDN Times - Calon Gubernur Sumatera Utara nomor urut 2, Edy Rahmayadi mengungkap soal janjinya ingin mengeruk sedimentasi pasir laut di pesisir Kota Tanjungbalai saat dia menjabat periode sebelumnya. Namun rencana itu gagal karena pandemik COVID-19.
Bahkan kata Edy dirinya sudah menyiapkan anggaran hingga Rp21 miliar saat itu.
"Saya sudah mau menyewa kapal, untuk menyedot pasir itu. Saya beritahu anggaran tahun 2021, Rp 21 miliar biayanya," kata Edy Rahmayadi dalam kampanyenya di Kota Tanjungbalai, Kamis (24/10/2024) petang.
1. Penataan kawasan pesisir jadi fokus Edy - Hasan

Kata Edy, penyedotan pasir laut itu menjadi upaya penataan kawasan pesisir. Program ini kata Edy, juga menjadi prioritasnya kelak dia terpilih nanti.
Edy Rahmayadi menegaskan hal itu, tidak terlepas dari upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat nelayan di Tanjungbalai, yang menggantungkan hidup pada hasil laut.
"Saya ingin Tanjungbalai ini, menjadi kota kehidupan sejahtera bagi masyarakat," ujar Edy Rahmayadi.
2. Penataan kawasan pesisir akan berdampak pada perekonomian masyarakat

Lanjut Edy, penataan pesisir laut bertujuan mendukung keberlanjutan ekosistem pesisir. Edy Rahmayadi berkeinginan agar nelayan dapat melaut untuk mencari ikan dengan lancar. Karena bila air laut tidak pasang kapal nelayan kandas dan tidak bisa mencari ikan.
"Dengan melimpahnya hasil laut ini, bisa mendorong kesejahteraan nelayan di Tanjung Balai kedepannya," ungkap Edy.
3. Nelayan harus punya asuransi dan BPJS Ketenagakerjaan

Edy juga akan berupaya memaksimalkan realisasi asuransi kepada nelayan, yakni BPJS Ketenagakerjaan. Seperti dilakukan Edy Rahmayadi di periode sebelumnya, sudah cover ribuan nelayan di Sumut ini.
"Baik kedepannya, seperti di Belawan, sudah ada pegang asuransi (BPJS Ketenagakerjaan), nanti di tangani Pemprov Sumut, saya bekerja untuk rakyat," kata Edy Rahmayadi.
Kemudian, Edy Rahmayadi juga menyiapkan program-program penataan infrastruktur di Kota Tanjungbalai, salah satu penanganan banjir rob di Kota ini. Sehingga kehidupan masyarakat terbebas dari banjir rob tersebut.
"Kita harus ditata semuanya di Kota Tanjung Balai, harus berkoordinasi antara Gubernur dan Wali Kota Tanjungbalai. Saya ingin beresi ini, ketika banjir rob, naik. Kalau diamankan begitu terus, berkudis disini," jelas Edy Rahmayadi.
Dengan keterbatasan APBD Kota Tanjungbalai sebesar Rp 65 miliar, Edy Rahmayadi mengatakan diperlukan kerja sama antara Pemprov Sumut dan Pemko Tanjungbalai kedepannya dalam penataan kota di daerah ini.
"Yang pastinya, tidak bisa berbuat apa-apa. Karena (anggaran) Rp 65 miliar. Di sebrang sana Malaysia sudah berkembang. Saya ingin membenahi tanjung (laut) itu, baru Balai kita benari, baru bisa tidur enak kita," ujar Edy Rahmayadi.
Di sektor pendidikan, Edy Rahmayadi mengatakan rata-ratanya masyarakat bersekolah 9,6 tahun. Sehingga pendidikannya baru lulus SMP. Sehingga mendorong pendidikan di Kota Tanjungbalai lulus SMA dan SMK atau 12 tahun.
Ditambahkan Edy Rahmayadi, ia juga menyiapkan dalam program prioritas pendidikan, seperti akan membangun SMK Perikanan hingga SMK Kesehatan.
"Termasuk saya akan penambahan dokter spealis dan perbaikan rumah sakit daerah di Kota Tanjungbalai. Peningkatan sekolah umum dan sekolah agama. Mari kita jadi Kota Tanjungbalai religius. Saya tidak bisa berbuat apa-apa. Kalau kita tidak bersatu, semua bisa kita kerjakan bersama," pungkasnya.