Ini Strategi Centre Point Medan Hadapi Pengunjung Rojali dan Rohana

- Pengunjung Rojali dan Rohana merupakan fenomena yang tidak bisa ditolak oleh Centre Point Medan
- Kondisi ekonomi yang kompleks menyebabkan penurunan daya beli masyarakat, mempengaruhi omzet mal
- Strategi mal Centre Point untuk menarik pengunjung termasuk memberikan kesan berbeda, diskon, dan hadiah mobil
Medan, IDN Times - Fenomena Rojali (Rombongan Jarang Beli) dan Rohana (Rombongan Hanya Nanya) yang sering mengunjungi mal beberapa pekan lalu ramai dibahas di media sosial. Sebab, perilaku masyarakat yang datang ke mal hanya jalan-jalan tanpa berbelanja.
Di Kota Medan, sejumlah mal juga merasakan hal tersebut. Salah satunya, Centre Point Medan.
IDN Times berkesempatan untuk mewawancarai salah satu tenant dan pihak Centre Point terkait pengunjung Rojali dan Rohana serta strategi yang dilakukan untuk meningkatkan omzet tersebut.
1. Pengunjung Rojali dan Rohana kenyataan dan tidak bisa ditolak

Store Manager Metro di Centre Point Medan, Iskandar Zulkarnaen mengatakan bahwa sebagai pelaku bisnis kondisi Rojali dan Rohana tidak bisa ditolak.
"Kenyataan yang memang harus kita hadapi, kalau kita lihat penyebabnya karena kondisi ekonomi yang masih kompleks, bisa dibilang belum stabil sehingga daya beli masyarakat turun. Tapi, di satu sisi mal itu masih jadi tempat hiburan buat masyarakat dan healing tempat reakreasi," katanya pada IDN Times.
Jika dahulu, katanya mal itu merupakan pusat perbelanjaan, namun sekarang bergeser jadi tempat hiburan, tempat makan, healing, dan tempat berswafoto.
"Jadi, mal salah satu buat masyarakat bisa mencari hiburan yang free dan tempat nyaman karena di mal sejuk. Kondisinya memang gak bisa dipungkiri, memang kenyataannya seperti itu, karena kondisi ekonomi yang cukup kompleks dan daya beli masyarakat yang memang cenderung turun," jelas Iskandar.
Saat ditanya ada mempengaruhi omzet, dia mengakatan justru indikasinya dari omzet. Sebab, omzet menjadi turun disebabkan daya beli masyarakat yang menurun.
Sehingga, tenant yang memiliki total 120 brand ini membuat strategi dengan memberikan kesan berbeda kepada para pengunjung sebagai penarik perhatian.
"Jadi, kita tetap coba kasih kesan yang terbaik yang gak dapat di online. Seperti pelayanan yang terbaik di kita itu pengalaman yang gak bisa didapat dari belanja online dari sisi service, kenyamanan toko, suasana toko, itu kita perhatikan supaya konsumen bisa merasakan pengalaman yang menarik," tuturnya.
Menurutnya, tidak hanya pengunjung rojali dan rohana saja yang datang tapi ada juga yang datang untuk membedakan harga online dan offline.
"Kita kayak di metro juga ada pelayanan online, bahkan yang belanja di online juga belanjanya sama dengan belanja offline. Kita juga buat dimomen tertentu misalnya yang baru aja nih 17an ada tambahan diskon khusus untuk menarik konsumen. Kita juga kerjasama dengan perbankan, untuk misalnya bank Mega, Alobank, Mandiri, BSI yang target market kita nasabah tersebut agar mereka belanja benefitnya kalau mereka menggunakan bank-bank tadinitu nanti ada spesial diskon," jelas Iskandar.
Dia menilai bahwa pengunjung rohana dan rojali tidak menjadi kerisihan, karena memang mereka pengunjung.
"Kita berharap seiring berjalan waktu, daya beli bisa meningkat benar-benar gak rojali lagi. Tapi yang pasti mal itu menjadi tempat destinasi masyarakat seiring waktu daya beli mudah-mudahan bisa meningkat daya beli. Harapannya kepada Pemerintah dengan kondisi yang seperti ini kompelks harusnya ada sesuatu hal yang bisa dibuat khususnya dengan dunia kerja agar lapangan pekerjaan bisa lebih banyak bukan malah sebaliknya phk yang lebih banyak agar daya beli masyarakat bisa lebih meningkat," tutupnya.
2. Paling tidak kontribusi Rojali dan Rohana ke mal adalah parkir

Sementara itu, Marcomm Centre Point Medan, Rizky mengatakan pada prinsipnya pasti ada memengaruhi. Namun, itu menjadi peluang bagi mal karena ketika mereka datang pasti memberi sedikit kontribusi sertidaknya dibagian tenant food and beverage (FnB) untuk minuman atau makanan.
"Tidak ada kerisihan, karena pada dasarnya mereka datang dan mereka merasa mal menyediakan tempat instagramable dan pastinya kami menggandeng komunitas-komunitas agar Rojali dan Rohana semakin berkurang tapi di Centre Point pada umumnya itu Rojali dan Rohana sedikit sekali sih, jadi yang meningkat mereka itu lebih ke food and beverage," jelasnya.
3. Berbelanja Rp100 ribu bisa menang hadiah mobil

Dari hasil survei yang dilakukan Rizky ke setiap tenant, dikatakannya perilaku ini berimbang antara pengunjung dan pembeli hanya berbeda 10 persen dari target setiap masing-masing tenant pada umumnya.
Untuk strategi dari mal centre point, dijelaskan Rizky pastinya memberikan diskon yang terbaik. Seperti berbelanja di tenant manapun bisa mengupload di aplikasi mal centre point royalti dan pengunjung tersebut bisa berkesempatan mendapat hadiah mobil, minimum dengan belanja Rp100 ribu.
"Jadi orang pasti naik tingkatannya untuk berbelanja ke mal. Dan mereka pasti antusias," jelasnya.
Menurut Rizky, fenomena rojali dan rohana pada menegah kebawah pastinya berbeda dengan mal menengah ke atas.
"Apalagi mal menengah kebawah itu pasti Rojali dan Rohana cukup meningkat. Tapi, ketika mal cepat bergegas dan mengambilnsuatu peluang didalam segmen ini dengan membuat strategi. Kalau di kita mengundang komunitas seperti olahraga, dan gamers," katanya.
Rizky memandang kaum gen z yang hanya datang ke mal hanya sebagai konten, bisa memanfaatkan hal tersebut. Sebab, pastinya mal akan di tandai pada media sosialnya sehingga menjadi promosi yang berjalan.
Dia berharap, pemerintah Indonesia bisa meningkatkan lapangan pekerjaan, sehingga minat masyarakat untuk membeli juga ikut meningkat untuk memenuhi kebutuhan mereka dan berdampak income ke mal.
"Setidaknya rohali dan rohana ini ada kontribusinya, seperti parkir Rp10 ribu paling tidak sudah menyumbangkan ke mal," tutur Rizky.
Kini, dikatakannya kunjungan masyarakat ke mal sejak momen Idul Fitri itu ada penurunan di bulan Mei. Namun, di bulan Juni sejak mengadakan event, seperti event makanan, travel, dan lain-lain secara otomatis mengalami peningkatan, khususnya di akhir pekan serta di hari biasa.
"Mungkin karena mal ada disekitaran rumah sakit, perkantoran, jadi bukan hanya di akhir pekan tapi hari biasa juga meningkat," pungkasnya.