Indosat Percepat Pemulihan Jaringan Bencana di Sumatra, Ini Progresnya

- Keterbatasan pasokan listrik dan kelangkaan BBM menjadi kendala utama pemulihan jaringan di Sumatra.
- Progres teknis pemulihan jaringan telah mencapai 99% di Sumatra Barat, 96% di Sumatra Utara, dan 40% di Aceh.
- Indosat memberikan dukungan langsung kepada pelanggan terdampak dengan paket khusus berupa kuota data, telepon, dan SMS serta penundaan tagihan layanan HiFi.
Medan, IDN Times- Indosat Ooredoo Hutchison (Indosat) terus mempercepat pemulihan layanan jaringan telekomunikasi di sejumlah wilayah Sumatra terutama Aceh, Sumatra Utara dan Sumatra Barat yang terdampak bencana hidrometeorologi sejak 25 November 2025 lalu. Upaya ini dilakukan untuk memastikan masyarakat tetap dapat berkomunikasi di tengah keterbatasan infrastruktur, akses listrik, hingga kelangkaan bahan bakar minyak (BBM).
Executive Vice President Head of Circle Sumatra Indosat Ooredoo Hutchison, Agus Sulistyo, menegaskan bahwa proses pemulihan dilakukan secara nyata dan berkelanjutan, meski dihadapkan pada tantangan berat di lapangan.
“Banyak daerah yang infrastrukturnya belum pulih. Namun, kami tetap melakukan recovery dengan segala cara. Minggu lalu saya langsung ke Pidie, di mana kabel jaringan tetap kami sambungkan meski jembatan terputus. Itu selalu kami lakukan demi pemulihan layanan,” ujar Agus kepada media di Medan, Selasa (16/12/2025).
1. Keterbatasan pasokan listrik dan kelangkaan BBM

Ia menjelaskan, keterbatasan pasokan listrik dan kelangkaan BBM menjadi kendala utama. Indosat telah berkoordinasi dengan Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) untuk meminta prioritas dukungan energi di lokasi terdampak. Di sejumlah titik yang tidak memungkinkan pemulihan konvensional, Indosat bahkan menghadirkan konektivitas alternatif melalui teknologi satelit, termasuk Starlink.
Di Aceh Tamiang, Indosat menjadi operator pertama yang berhasil menyalakan kembali jaringan. Sementara di Langkat, layanan sudah dapat diakses meski dengan kapasitas terbatas.
“Minimal masyarakat bisa berkomunikasi terlebih dahulu. Itu yang paling penting dalam situasi darurat,” tambahnya.
2. Progres teknis pemulihan jaringan dan tantangan di lapangan

Ia juga memaparkan progres detail pemulihan jaringan di wilayah terdampak Aceh, Sumatra Utara, dan Sumatra Barat. Di Sumatra Barat, pemulihan jaringan telah mencapai 99 persen dari total 1.101 sites, menyisakan 11 site yang masih dalam proses recovery, dengan ketergantungan pada kondisi infrastruktur daerah.
Untuk Sumatra Utara, Indosat telah memulihkan 96 persen jaringan di wilayah terdampak dari total 2.961 sites. Di wilayah Sibolga, pemulihan telah melampaui 60 persen, sementara sekitar 120 sites masih dalam kondisi down.
Adapun di Aceh, tantangan pemulihan jauh lebih besar. Dari total 1.052 sites, sebanyak 419 sites atau sekitar 40 persen telah berhasil dipulihkan, sementara 633 sites masih belum aktif akibat banjir, keterbatasan akses, serta minimnya pasokan listrik dan BBM.
“Kami mengandalkan berbagai sumber daya, mulai dari BBM hingga baterai di setiap site. Tantangannya adalah akses yang terputus dan keterbatasan daya,” jelasnya.
Ia menambahkan, jika pasokan listrik PLN dapat pulih di sejumlah wilayah Aceh, tingkat recovery jaringan berpotensi meningkat hingga 73 persen, bahkan bisa mencapai 90 persen dalam waktu dua minggu setelah seluruh infrastruktur pendukung tersedia.
Di wilayah Tapanuli, pemulihan jaringan telah melampaui 60 persen, meski jaringan fiber optik masih menjadi kendala utama akibat jembatan putus. Indosat telah mencoba menggelar ulang kabel fiber sepanjang 250 meter, meski sempat kembali terseret banjir bersama tiangnya.
3. Dukungan sosial dan paket khusus pelanggan di daerah bencana

Selain pemulihan teknis, Indosat juga memberikan dukungan langsung kepada pelanggan terdampak. Sebanyak 700 ribu pelanggan di wilayah Sumatra menerima paket khusus berupa kuota data 5GB, 600 menit telepon, dan 1.000 SMS dengan masa aktif tujuh hari dan dapat diperpanjang hingga 30 hari. Paket tersebut dapat dinikmati tanpa registrasi khusus sejak 4 Desember.
“Kami ingin memastikan pelanggan tetap terhubung dengan keluarga dan kerabatnya, sekaligus mendukung proses pemulihan pascabencana,” ujarnya.
Indosat juga menunda tagihan layanan HiFi selama satu bulan bagi pelanggan di Aceh, serta menghadirkan 10 titik dapur umum bekerja sama dengan BNPB. Selain itu, perusahaan mengamankan 10 titik akses konektivitas dengan kualitas jaringan yang optimal untuk mendukung komunikasi dan koordinasi di lapangan.
Menghadapi karakteristik Sumatra bagian Utara yang rawan bencana, Indosat menyiapkan strategi mitigasi jangka panjang. Pembelajaran dari peristiwa besar menjadi dasar penguatan sistem konektivitas nasional.
“Ke depan, bukan hanya kapasitas BTS yang diperkuat, tetapi juga konektivitas fiber, optimalisasi kabel laut, dan pemanfaatan satelit. Kami terus mengeksplorasi inovasi dan memperkuat kolaborasi, termasuk dengan Starlink, agar konektivitas semakin seamless,” tutup Agus.


















