Iduladha 2019, Meneladani Etika Berkeluarga ala Nabi Ibrahim

Medan, IDN Times - Suara takbir bersahut-sahutan di titik nol Kota Medan, Minggu (10/8) pagi . Jemaah salat Iduladha di Lapangan Merdeka Medan perlahan memadat.
Beberapa pejabat tampak hadir di sana. Gubernur Sumut Edy Rahmayadi, Wali Kota Medan Tengku Dzulmi Eldin dan beberapa kepala dinas ada di sana. Mereka kompak memakai baju koko putih.
Salat ied berlangsung khusyuk. Qori nasional asala Sumuf Fikri Munawar didapuk menjadi imam. Dilanjut Khutbah yang dibawakan Sekretaris Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Medan Syukri Albani Nasution.
Dalam khutbahnya, Syukri mengajak masyarakat untuk meneladani Nabi Ibrahim dan putranya Nabi Ismail. Kehidupan Nabi Ibrahim bisa dijadikan teladan dalam kehidupan berkeluarga. Khususnya keikhlasan Ibrahim saat diperintahkan Allah untuk menyembelih Ismail.
1. Ketaatan Nabi Ibrahim atas perintah Allah tak perlu diragukan
Tejadi dialog antara Ibrahim dan Ismail. Tatkala Ibrahim mendapat mimpi diperintahkan Allah untuk menyembelih Ismail. Dialog itutercantum dalam Alquran surah Ash-Shaffat ayat 102-107.
"Maka tatkala anak itu (Ismail) telah sampai usianya dapat membantu Ibrahim, maka Ibrahim berkata; ‘Wahai anakku. sesungguhnya Saya bermimpi bahwa saya disuruh menyembelihmu, maka bagaimana pendapatmu?,si anak menjawab: ‘Wahai ayahku, lakukanlah apa yang diperintahkan kepadamu. lnsya Allah aku termasuk orang yang sabar.” (102)
Lantas Ibrahim dibaringkan dan disembelihnya. Namun Allah menggantinya dengan sesembelihan yang besar. Meski pun sebelum penyembelihan itu Ibrahim betul-betul bergejolak. Namun Ismail terus menguatkannya.
“Sesungguhnya, dialog itu menanamkan nilai-nilai edukasi, nilai-nilai musyawarah, nilai-nilai kepatuhan, ketaatan kepada Khaliq-Nya,” ujar Syukri dari atas mimbar.