Dukung Anies Dibanding Eks Atasan, Edy Rahmayadi: Saya Mau Berubah

Medan, IDN Times – Mantan Gubernur Edy Rahmayadi didapuk menjadi Ketua Timnas Kampanye pasangan Capres Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar di Sumatra Utara. Dia pun membeberkan alasan kenapa lebih mendukung Anies – Cak Imin ketimbang Prabowo Subianto – Gibran Rakabuming Raka. Padahal Prabowo merupakan senior dan komandan Edy saat aktif di militer.
Keduanya juga menjalin hubungan baik selama Edy menjadi gubernur. Bahkan pada saat Edy maju menjadi gubernur, Gerindra –partai yang dipimpin Prabowo—juga mengusung Edy.
1. Katanya, Edy melihat visi – misi Anies – Cak Imin

Alasan Edy cukup sederhana. Dia melihat visi misi paslon yang disapa AMIN itu ingin membawa perubahan.
"Secara emosional harusnya saya ke nomor 2, kalau menurut emosional saya, saya ke nomor 2 kenapa? karena dia mantan atasan saya," ujar Edy saat memberi kata sambutan di acara Konsolidasi Pengurus Kampanye Daerah Sumatera Utara, Amin di Kantor DPW Nasdem, Rabu (29/11/2023).
"Sekarang pertanyaan kenapa tak ke sana? (dukung Prabowo) kalau ditanya, saya ingin berubah, yang punya tagline berubah hanya nomor 1," tambah Edy.
2. Sentil pertumbuhan ekonomi masa Jokowi, sampai bandingkan dengan era Soeharto

Kata Edy, visi perubahan itu meliputi soal ekonomi, ideologi, politik, ekonomi, budaya dan lainnya. Menurut dia, kondisi Indonesia saat ini sedang tidak dalam keadaan baik.
Dia juga menyentil soal pertumbuhan ekonomi di masa Jokowi. Dia membandingkannya dengan era Soeharto dan presiden lainnya.
"Di zaman presiden Soeharto pertumbuhan ekonomi 7 persen lalu di zaman SBY 5 persen, pertanyaan berapa pertumbuhan ekonomi sekarang ? 4 persen, janganlah (dibilang) minus, itu lah yang dibilang Surya Paloh buka mata kamu," ujarnya.
Dilansir dari laman fiskal.kemenkeu.go.id, saat ini pertumbuhan ekonomi tercatat 4,94 persen.
3. Edy juga menyinggung soal MK yang diduga disusupi politik

Edy juga menyentil soal kondisi politik di Indonesia yang kian kacau. Termasuk soal keputusan Mahkamah Konstitusi yang dinilai kontroversial. Dia menduga, MK sudah disusupi politik.
"Gimana mau cerita politik, di dunia manapun di negara ini, ada yang namanya MK, MK itu malikat negara ini, itu pun sudah diatur atur, bagaimana kalau malaikat ini bisa kita atur, eh malaikat maut jangan kau cabut nyawaku ini. Ini malaikat. Saya tidak cerita lain-lain, saya tidak cerita kepala desa dikumpulkan, ini politik," pungkasnya.
Selanjutnya, Edy meminta timnya untuk bergerak memenangkan AMIN satu putaran. Edy mengatakan akan bekerja secara all out, dengan mengunjungi TKD AMIN di 33 Kabupaten/Kota se-Sumut.
"Aku mau keliling 33 Kabupaten/Kota, kalau berjuang tunggu dulu anggaran, kalau ada anggaran syukur, kalau gak ada anggaran ya sudah. Selama aku rezeki, mengalir itu," ucap Edy.


















