Bibit Siklon Tropis 91S Menjadi Bibit Siklon Bakung, Ini Dampaknya

- Bibit Siklon Tropis 91S di Samudra Hindia Selatan NTB berpotensi memicu cuaca ekstrem dan gelombang laut tinggi di Indonesia.
- Bibit Siklon Tropis 91S diprediksi meningkat statusnya menjadi Bibit Siklon Bakung, dengan kekuatan angin maksimum mencapai 35 knot.
- Bibit Siklon 93S cenderung stabil tanpa peningkatan intensitas signifikan, namun dapat memicu potensi curah cuaca ekstrem dalam beberapa hari kedepan.
Medan, IDN Times - Badan Meteorologi Klimatologi Geofisika (BMKG) memprediksi perkembangan bibit siklon 91S dan 93S di wilayah Indonesia. Hal ini dijelaskan secara online dalam konferensi pers terkait update Perkembangan Bibit Siklon 91Sdan 93S dan cuacadi wilayah Indonesia, melalui zoom meeting, pada Jumat (12/12/2025).
Dari pantauan BMKG, perkembangan Bibit Siklon Tropis 91S di wilayah Samudra Hindia Selatan NTB, secara signifikan berpotensi memicu cuaca ekstrem dan gelombang laut tinggi di sebagian wilayah Indonesia.
Kepala BMKG, Teuku Faisal Fathani menyampaikan terkait peningkatan status bibit siklon tropis 91S di Barat Daya Lampung dan Perkembangan Bibit Siklon Tropis 93S di Selatan Bali dan Nusa Tenggara.
Dia juga mengatakan Bibit Siklon Tropis 91S diprediksi meningkat statusnya menjadi Bibit Siklon Bakung, mulai pukul 19.00 WIB, Jumat (12/12/2025).
"Hari ini 12 Desember 2025, kami sampaikan bahwa yang pertama Bibit Siklon Tropis 91S. BMKG melalui Tropical Cyclone Warning Centre (TCWC) menginformasikan perkembangan Bibit Siklon Tropis 91S di Samudera Hindia Barat Daya Lampung, yang terdeteksi sejak tanggal 7 Desember 2025 menunjukan penguatan sirkulasi yang konsisten. Dengan terpenuhnya parameter intensitas kecepatan langit di sekitar unit siklus 91S diprediksi meningkat statusnya menjadi Siklon Tropis Bakung," ucap Faisal yang sedang berada di Stasiun Metrologi Minangkabau, Padang, Sumbar.
Adapun kekuatan angin maksimum di sekitaran Siklon, diprediksi mencapai 35 knot atau sekitar 65 km/jam dengan tekanan rendah disekitar pusat sistem mencapai 1,6 hPa.
Meski siklon ini diperkirakan bergerak ke arah Barat hingga Barat daya dan menjauhi wilayah Indonesia. Potensi dampak tidak langsung terhadap cuaca dan kondisi gelombang dalam 1-2 hari ke depan perlu diantisipasi.
Siklon Tropis Bakung menimbulkan dampak tidak langsung seperti hujan dengan intensitas sedang hingga lebat serta gelombang tinggi di sejumlah wilayah.
"Wilayah yang berpotensi terdampak meliputi hujan dengan intensitas sedang-lebat di Bengkulu dan Lampung, terutama pada periode siang hingga sore," ujar dia.
Kemudian lanjutnya, angin kencang di pesisir barat Sumbar, Bengkulu, hingga Lampung, dan gelombang laut tinggi dengan ketinggian 1,25 hingga 2,5 meter berpotensi terjadi di Kepulauan Mentawai, Perairan Bengkulu hingga Lampung, Selat Sunda bagian selatan, serta perairan Selatan Banten hingga Jawa Barat," lanjut Faisal.
Sementara itu, untuk Bibit Siklon 93S yang pertama kali teridentifikasi pada 11 Desember saat ini masih aktif dan berada di 11,9 derajat lintang selatan dan 116,7 hajar bujur Timur di Samudra Hindia, Selatan, Bali dan Nusa Tenggara. Bibit Siklon diprediksi mencapai 15 knot atau sekitar 28 km/jam dengan tekanan 1.010 hPa.
"Hasil prediksi menunjukkan bahwa, intensitas bibit siklon 93S dalam 24 jam kedepan cenderung stabil tanpa peningkatan intensitas signifikan, dalam 48 jam hingga 72 jam kedepan intensitasnya diprediksi meningkat dengan pergerakan secara perlahan menuju barat daya semakin menjauhi wilayah Indonesia," jelasnya.
Potensi bibit siklon 93S untuk berkembang menjadi siklon tropis dalam periode 24 hingga 72 jam berpeluang rendah.
"Secara tidak langsung sistem dari bibit siklon 93S dapat memicu potensi curah cuaca ekstrem dalam 1 hingga 2 hari kedepan," ujarnya.
Adapun wilayah yang berdampak hujan sedang hingga lebat yaitu sebagian wilayah Jawa Timur, Bali dan NTB. Sementara untuk angin kencang di pesisir selatan Jawa Timur dan Bali, serta gelombang laut dengan ketinggian 1,25 meter hingga 2,5 meter berpotensi wilayah Jawa Timur hingga Nusa Tenggara Timur.
Tanpa disadari dalam beberapa hari terakhir, keberadaan kedua bibit siklon tropis tersebut telah memberi dampak tidak langsung terhadap cuaca di Indonesia, berupa peningkatan curah hujan, angin kencang serta gelombang laut tinggi terutama di pesisir barat Sumatera, serta wilayah selatan Jawa Timur, Bali hingga Nusa Tenggara.
BMKG mengatakan telah menyampaikan peringatan dini secara bertahap dan berkelanjutan pada masyarakat dan sektor terkait.
"BMKG juga mengimbau kepada masyarakat untuk tetap waspada namun tetap tenang, khususnya wilayah yang berpotensi terdampak," ungkap Kepala BMKG.

















