Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Kisah Warga Desa Menang Gini Bertahan Hidup di Pesantren saat Banjir

-
Penyintas banjir berkendara dengan becak melalui akses menuju Desa Menang Gini, Kecamatan Karang Baru, Kabupaten Aceh Tamiang, Aceh, Rabu (9/12/2025). (IDN Times/Prayugo Utomo)
Intinya sih...
  • Warga Desa Menang Gini mengungsi ke pesantren saat banjir bandang menghantam, mirip dengan pengalaman tsunami 2004.
  • Warga bertahan di pesantren dengan logistik minim selama tiga hari sebelum bantuan masuk, sementara akses terputus karena lumpur dan kayu.
  • Pengungsi masih bertahan di tenda pengungsian dan belum dapat kembali ke rumah, membutuhkan logistik dan trauma healing untuk penyintas.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Aceh Tamiang, IDN Times – Desa Menang Gini, Kecamatan Karang Baru menjadi salah satu daerah yang sempat terisolir saat banjir bandang menghantam Kabupaten Aceh Tamiang pada 26 November 2025 lalu. Ratusan warga harus mengungsi karena rumah – rumah mereka ludes tersapu banjir.

Di Menang Gini, banjir begitu dahsyatnya menghantam. Sungai yang meluap membawa material kayu dan lumpur.

“2004 saya mengalami tsunami, ini semacam tsunami kedua,”ujar Siska Kartika (39), warga Menang Gini saat bertemu IDN Times, Selasa (9/12/2025) lalu.

Saat IDN Times di lokasi, sejumlah rumah warga hancur dihantam kayu. Ukuran kayu mencapai tiga lingakaran tangan orang dewasa. Disertai denga ukuran yang beragam.

Rumah yang tidak kena kayu, juga tidak lolos dari dampak. Lumpur setinggi 50 – 100 cm mengendap di dalam rumah.

`1. Warga berhamburan, menyelamatkan diri ke pesantren

DSC_7448-45.jpg
Penyintas banjir berjalan melalui akses menuju Desa Menang Gini, Kecamatan Karang Baru, Kabupaten Aceh Tamiang, Aceh, Rabu (9/12/2025). (IDN Times/Prayugo Utomo)

Siska sempat bercerita bagaimana kondisi kepanikan warga saat banjir menerjang. Rabu, malam itu, warga sudah menyadari air naik. Namun mereka tidak menyangka air akan setinggi itu.

“Abang bayangkan lah itu, lantai tiga pesantren itu hampir masuk,” ujar Siska.

Ada dua pesantren di Desa Menang Gini. Keduanya jadi tempat warga melarikan diri saat air kian tinggi. "Ada juga yang bertahan di atap – atap rumah. Jadi kami bersyukur ada pesantren di sini,” katanya.

2. Warga bertahan di pesantren dengan logistik minim

DSC_7540-44.jpg
Penyintas banjir mulai membersihkan rumah ari lumpur di Desa Menang Gini, Kecamatan Karang Baru, Kabupaten Aceh Tamiang, Aceh, Rabu (9/12/2025). (IDN Times/Prayugo Utomo)

Sejak 26 November 2025, warga bertahan di dua pesantren di sana. Selama tiga hari itu juga mereka bertahan dengan logistik minim.

Bantuan logistik juga baru masuk pada 7 Desember 2025. Lantaran akses ke dalam Menang Gini terputus. Jalan ke arah desa itu dipenuhi lumpur dan kayu. “Setelah dibersihkan, barulah bantuan masuk dari para relawan,” katanya.

3.  Warga bertahan di pengungsian, belum tahu kapan akan kembali ke rumah

WhatsApp Image 2025-12-12 at 5.00.05 PM (1).jpeg
Potret udara Desa Tanjung Karang dan Desa Menang Gini, Kecamatan Karang Baru, Kabupaten Aceh Tamiang, Aceh pasca diterjang banjir bandang. (IDN Times/Prayugo Utomo)

Saat ini, warga masih bertahan di tenda – tenda pengungsian. Termasuk bangunan pesantren yang masih bertahan dari banjir.

Sementara, warga-warga yang rumahnya masih utuh, mulai membersihkannya dari material lumpur. Kondisi para pengungsi saat ini masih membutuhkan logistik untuk bertahan hidup. Bahan pangan, pakaian bersih, air bersih hingga trauma healing untuk para penyintas.

“Kalau rumah udah habis bang. Kami bertahan dulu. Belum tahu kapan akan kembali ke rumah,” pungkasnya.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Doni Hermawan
EditorDoni Hermawan
Follow Us

Latest News Sumatera Utara

See More

Jalan Masih Putus, Warga Bener Meriah Tempuh Puluhan Km Cari Bantuan

12 Des 2025, 18:28 WIBNews