Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Cerita Driver Ojol Single Parent Hidupi Anak di Tengah Potongan Upah

Nur Lisa driver ojek online single parent (IDN Times/Eko Agus Herianto)
Nur Lisa driver ojek online single parent (IDN Times/Eko Agus Herianto)

Medan, IDN Times - Berbagai aral gendala telah Nur Lisa hadapi selama 7 tahun menjadi driver ojek online. Terlebih dirinya merupakan seorang single parent yang menghidupi 2 anaknya.

Aspal yang dilalui ban sepeda motornya yang sudah menipis jadi saksi bisu perjuangan Lisa mengumpulkan upah. Apalagi di tengah kebijakan perusahaan tempatnya bekerja yang menelurkan berbagai promo murah. Mengharuskan Lisa menarik gasnya lebih jauh lagi dan mengambil banyak orderan demi bisa menutupi kebutuhan ia dan 2 anaknya sehari-hari.

1. Potongan ongkos sebesar Rp15 ribu jadi masalah yang sehari-hari dihadapi Lisa

Nur Lisa saat mengikuti aksi ribuan ojol di Kantor Gubsu (IDN Times/Eko Agus Herianto)
Nur Lisa saat mengikuti aksi ribuan ojol di Kantor Gubsu (IDN Times/Eko Agus Herianto)

Bagi Lisa, seribu rupiah pun menjadi angka yang sangat berarti. Apalagi di tengah kebijakan potongan upah driver ojek online lewat program promonya, membuat ia dan rekan-rekan sesama driver ojol mendapat upah relatif rendah.

"Saya harap aplikator jangan motong orderan sebesar Rp15 ribu. Karena kami gak dapat apa-apa, loh," keluh Lisa saat ikut menghadiri aksi di depan Kantor Gubernur Sumut.

Bagi dirinya yang merupakan tulang punggung keluarga, potongan Rp15 ribu perorderan dirasa sangat besar. Apalagi upah orderan yang sangat murah lewat promo gila-gilaannya.

Secara tematis memang tidak cukup untuk membiayai keluarganya. Namun tangan dingin Tuhan mampu menolongnya selama ini.

"Ya, sangat dahsyat potongannya sekarang. Di Grab, potongan untuk 7 orderan ke atas itu sebesar Rp15 ribu. Sementara jika 7 orderan ke bawah, upah dipotong Rp9 ribu. Itu program Grab Bike Hemat, potongannya by aplikasi langsung. Grab Bike Hemat, Slot, itu sangat merugikan. Kalau (program) Slot, perorderannya dipotong Rp6,2 ribu. Kalau gabungan jadi Rp9,4 ribu atau 8,7 ribu," jelasnya.

2. Promo di aplikasi membuat Lisa mendapat upah murah, kadang menempuh jarak 5 kilometer hanya mendapat Rp15 ribu

Aksi driver ojol di Kantor Gubsu (IDN Times/Eko Agus Herianto)
Aksi driver ojol di Kantor Gubsu (IDN Times/Eko Agus Herianto)

Lisa mengatakan bahwa ia harus memutar otak untuk benar-benar bisa menghidupi 2 anaknya. Selain potongan, program promo ojol kepada pelanggan juga dirasa mempersempit para driver mendapatkan upah yang layak. Karena jasa mereka dihargai sangat murah.

"Gak ada orderan, kami harus bayar. Kami murah ongkosnya, Rp6,2 ribu perorderan. Kalau dia double dihargai Rp9 ribu, harusnya kan Rp12 ribu. Sangat jarang dapat Rp15 ribu, seringnya Rp8 ribu. Itu pun kita jemputnya jauh bisa 2 sampai 3 kilometer, kita ngantarnya bisa sampai 5 kilometer," cerita Lisa.

Kepada IDN Times ia mengatakan bahwa penghasilannya setiap hari tidak tentu. Orderan juga pasang surut.

"Pendapatan saya setiap hari gak tentu. Kadang dapat Rp100 ribu kadang dapat Rp60 ribu atau Rp80 ribu satu hari. Itupun dipotong lagi," akunya.

3. Lisa: beli ban pun tak sanggup, harus minjam uang dulu

Nur Lisa driver ojek online single parent (IDN Times/Eko Agus Herianto)
Nur Lisa driver ojek online single parent (IDN Times/Eko Agus Herianto)

Situasi ini sudah dilewati Lisa selama satu tahun. Ia dengan jujur mengatakan lebih menyukai kebijakan lama di perusahaannya. 

"Dulu ada bonus sekarang tidak ada. Saya ini full time di Grab, gak ada kerjaan lain. Bahkan sudah 7 tahun di Grab," ungkap single parent asal Tembung ini.

Selain problem rumah tangga, Lisa juga mengatakan kerap diterpa problem lain seperti kendaraan yang rusak. Bahkan untuk mengganti ban yang sudah menipis ia harus meminjam uang dahulu.

"Beli ban pun tak sanggup, pinjam dulu. Belum lavi minyak (bensin) kami sehari-hari. Jemputnya kadang 3 kilometer dan ngantarnya 4 kilometer tapi ongkosnya cuma Rp8 ribu. Keselamatan kerjanya gak dijamin. Seandainya saya kecelakaan, itu kalau saya posisinya bawa orderan bisa diklaim. Tapi kalau gak bawa orderan, meskipun saya on itu gak bisa diklaim," pungkasnya.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Doni Hermawan
EditorDoni Hermawan
Follow Us