Ancaman Inflasi, Petani Berencana Ganti Tanaman Cabai Ke Bawang Merah

- Sejumlah petani cabai mengalami kerugian dan berencana ganti tanaman cabai ke bawang merah
- Pemerintah diminta mewaspadai kemungkinan berubahnya pola tanam yang akan diterapkan petani kedepan
- Diprediksi ada peluang harga cabai merah mahal nantinya akan terjadi
Medan, IDN Times - Kini petani tengah menikmati kenaikan harga cabai yang tinggi dalam dua pekan terakhir. Berdasarkan pemantauan melalui PIHPS (pusat informasi harga pangan strategis), harga cabai merah saat ini ditransaksikan rata-rata Rp59.450 per Kg dan cabai rawit Rp53.200 per Kg pada Rabu (3/9/2025).
Sementara, saat ini harga cabai hijau ada yang dijual Rp60 ribu per Kg. Harga cabai saat ini memang cukup mahal dan jauh diatas harga ekonomi sebelumnya. Petani mendulang keuntungan yang signifikan.
1. Sejumlah petani cabai mengalami kerugian

Dari hal tersebut, pengamat ekonomi Benjamin Gunawan menyoroti bahwa dengan sejumlah petani cabai mengalami kerugian dan berencana untuk mengganti tanaman cabainya dengan tanaman bawang merah.
"Niatan ini mereka lakukan setelah alami kerugian saat panen di tahun 2025 ini. Sejumlah petani telah mengalami kerugian sebanyak dua kali yang membuat mereka mempertimbangkan dengan serius untuk mengganti tanamannya. Meskipun sejauh ini saya juga belum mendapatkan data yang lebih detail terkait realisasi dari rencana tersebut," jelasnya.
2. Pemerintah diminta harus mewaspadai kemungkinan berubahnya pola tanam yang akan diterapkan petani kedepan

Namun, pemerintah diminta harus mewaspadai kemungkinan berubahnya pola tanam yang akan diterapkan petani kedepan.
Hal pertama yang dinilai oleh Benjamin adalah mengganti tanaman cabai ke bawang merah di sumatera utara dan jika tanpa diikuti dengan penurunan jumlah tanaman bawang merah di pulau jawa atau sumber produksi bawang merah lainnya seperti di solok sumatera barat.
"Maka yang akan terjadi adalah petani tetap akan berpeluang alami kerugian, karena bisa saja di saat panen nanti pasokan bawang merah melimpah dan membuat harga bawang merah turun," tutur Benjamin.
"Kedua, ada potensi kenaikan laju tekanan inflasi yang besar ditimbulkan dari kenaikan harga cabai nantinya. Terlebih petani cabai di wilayah Sumut sudah terbiasa dengan pola tanam dengan model atau template yang ada," tambahnya.
3. Diprediksi ada peluang harga cabai merah mahal nantinya akan terjadi

Jika langkah petani (yang beralih ke bawang merah) tersebut tidak terbaca petani lainnya. Benjamin memprediksi hal ini ada peluang harga cabai merah mahal nantinya akan terjadi.
"Sebagai contoh, jika sebagian petani di lubuk cuik (batu bara) mengganti tanamannya, maka peluang harga cabai merah mahal di kuartal petama tahun 2026 sangat terbuka," ungkapnya.
Lanjutnya, ketiga, kebijakan merubah jenis tanaman ini berpeluang membuat jenis maupun pola tanaman petani diwilayah lainnya menjadi kacau. Terlebih jika dilakukan oleh petani secara serentak di lumbung tanaman cabai. Selama ini petani kerap menjadikan realisasi harga jual sebagai salah satu tolak ukur untuk bercocok tanam kembali.
"Dan akar masalah perubahan jenis tanaman ini menurut hemat saya adalah masalah tekanan harga yang dipicu oleh tekanan permintaan serta faktor cuaca yang menekan sisi produksi. Sebaiknya pemerintah melakukan upaya pendekatan kepada petani untuk konsisten melakukan pola tanam dan jenis tanaman yang konsisten," pungkasnya.