Desa Pekubuan Tanjungpura Langganan Banjir, Warga Minta Bantuan Prabowo

Langkat, IDN Times - Kunjungan Presiden Republik Indonesia (RI) Prabowo Subianto, beserta jajaran seperti Menteri, Gubernur Sumut dan pejabat di pemerintahan daerah diharap membawa angin segar bagi korban terdampak banjir. Rombongan Presiden RI Prabowo Subianto, berkunjung guna mengetahui pasti perkembangan daerah terdampak banjir yang salah satu terjadi Kabupaten Langkat, Sumatra Utara, Sabtu (13/12/2025).
Pada kunjungan itu Prabowo mengklaim kondisi mulai membaik. Namun kenyataannya di pedalaman Tanjungpura, rumah warga masih terendam. Salah satunya di Desa Pekubuan, Tanjungpura.
1. Banjir seolah menjadi agenda tahunan yang menimpa warga di Tanjungpura

Berbagai harapan pun dipanjatkan warga di sana dan berharap didengar oleh Presiden ke 8 RI ini. Seperti harapan yang diutarakan Rohadi warga Dusun VIII, Desa Pekubuan, Kecamatan Tanjung Pura, Kabupaten Langkat, Sumatra Utara.
Rohadi mengungkap kondisi di Desa Pekubuan, Kecamatan Tanjungpura yang hampir setiap tahun selalu menjadi langgaran banjir. "Harapan kami ke Bapak Presiden, agar Desa Pekubuan ini diperhatikan dan dibenahi. Hampir setiap tahun kami menderita banjir," kata Rohadi, saat ditemui di lokasi pengungsian di MAN I Langkat.
2. Beberapa permasalahan yang diduga menjadi penyebab banjir di desa mereka

Dirinya menilai, ada beberapa permasalahan yang diduga menjadi penyebab banjir jika datang musim penghujan. Mulai dari kondisi pintu air dan pendangkalan sungai.
"Pertama masalahnya pintu air yang tidak memadai. Air yang masuk dan keluar tak seberapa lah gitu (tak sesuai). Pendangkalan sungai juga diduga menjadi penyebab air naik ke pemukiman warga," jelas dia.
Ia mengaku, tadi sempat bertatapan muka dengan Presiden Prabowo saat berkunjung ke Kabupaten Langkat. Namun, Rohadi tidak sempat bertegur sapa dengan Presiden Indonesia karena kondisi ribuan warga yang berdesakan.
"Untuk Kecamatan Tanjungpura sampai saat ini masih dibilang parah banjirnya. Di daerah Desa Pekubuan, Kecamatan Tanjungpura, masih ada daerah yang masih parah. Masih belum ditempati dan masyarakat masih bertahan di pengungsian," aku Rohadi.
3. Sudah hampir sebulan, warga terserang penyakit dan air mulai hitam berbau busuk

Menurut Rohadi dan beberapa warga di sana, masyarakat sudah muak dengan janji-janji oleh pemerintah daerah (Pemkab) untuk mengatasi banjir. Sebab, janji hanya sebatas janji tanpa ada realisasi yang berarti dan ini dibuktikan Kecamatan Tanjungpura, merupakan salah satu lokasi terparah dampak banjir kemarin.
Oleh sebab itu, dirinya dan beberapa warga berharap kedatangan Presiden Prabowo, dapat mengubah kondisi kampung mereka. "Kalau janji mau diperbaiki sudah muak lah, hanya janji-janji saja. Di Desa Pekubuan ini banjirnya mencapai 2 meter. Banjir tahun ini sudah 20 hari, mau sebulan lah. Kondisi tinggi debit air saat ini sedengkul orang dewasa. Cuma warna air sudah menghitam dan berbau busuk," terang Rohadi.
Kondisi debit air yang lamban turun ini, jelas dua, membuat warga Desa Pekubuan, sudah banyak terserang sakit-sakit, seperti gatal-gatal dan demam hingga diare. "Ada juga bidan-bidan yang masuk memberikan perawatan dan obat-obatan. Bantuan banyak dari luar-luar, kalau dari pemerintah belum kami merasakan," keluh Rohadi, diamini beberapa warga di sana.
4. BPBD Langkat akui beberapa titik rumah warga masih terendam banjir

Di sisi lain,, Kepala BPBD Langkat Muhammad Ansyari melalui keterangan tertulisnya mengaku, jika Kecamatan Tanjungpura dan Hinai, saat ini masih terdapat beberapa titik rumah masyarakat masih terendam banjir. "Meski perlahan air mulai turun, memang masih ada juga air menggenangi kediaman di Tanjungpura dan Hinai," kata Ansyari.
Pemerintah Kabupaten Langkat, sejauh ini masih terus berupaya memberikan bantuan kepada masyarakat di antaranya, memberikan bantuan berupa sembako, bahan pangan dan sandang. "Kemudian pemerintah mendistribusikan air bersih, menyalurkan bantuan logistik melalui air dan darat, serta pemeriksaan di setiap posko pengungsian," jelas Ansyari.
Tak hanya itu, gotong royong juga dilakukan masyarakat dan pemerintah, yaitu menutup tanggul Sungai Besilam yang jebol sepanjang 15 meter di Dusun X Mekar Sari, Desa Mekar Jaya, Kecamatan Wampu. "Sementara itu status tanggap darurat bencana diperpanjang mulai sejak 3-16 Desember 2025," tegas Ansyari.

















