Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Manfaatkan Energi Surya, Inalum Bangun Ekonomi Hijau Bareng Warga

Ketua Kelompok Sadar Wisata Naharuddin menjelaskan soal padi kepada anak-anak di Kuta View, Batubara (IDN Times/Doni Hermawan)
Ketua Kelompok Sadar Wisata Naharuddin menjelaskan soal padi kepada anak-anak di Kuta View, Batubara (IDN Times/Doni Hermawan)

Batubara, IDN Times- Hamparan sawah yang luas menjadi pemandangan apik yang disajikan di tempat wisata Kuta View. Jangan pikir karena namanya, lokasinya ada di Bali. Kuta di sini adalah akronim dari Kuala Tanjung, sebuah desa di Kecamatan Sei Suka, Kabupaten Batubara, Sumatra Utara, wilayah operasinya PT Inalum (Persero). Wisata sawah ini merupakan program Tanggung Jawab Sosial Lingkungan (TJSL) PT Inalum anggota holding MIND ID yang dibangun bersama masyarakat.

Didirikan sejak 2023 di atas tanah berukuran 25x40 meter, Kuta View menjadi opsi wisata masyarakat Batubara saat ini. Selain pemandangan ala sawah, ada juga 2 kolam renang di sini. Meski ukurannya tidak dalam namun cukup untuk anak-anak kecil bermain air.

Naharuddin, Ketua Kelompok Sadar Wisata PT Inalum mengatakan Kuta View dibangun atas usulan warga kepada Inalum. Memanfaatkan tanah warga, tapi Inalum yang membangunnya. Menurutnya warga haus akan tempat wisata, terutama untuk anak-anak.

"Awalnya kelompok sadar wisata menyadari kebutuhan wisata masyarakat tinggi. Sebelumnya adik-adik kita mandi di parit-parit. Timbul penyakit gatal-gatal. Awalnya kita mau buat kampung ladang aja. Mereka kalau mau berenang jauh 15 km dari sini. Jadi kita ajak Inalum dan mereka memberikan support 100 persen untuk bangun tempat ini," kata Naharuddin, Selasa (4/9/2025).

Dengan biaya masuk hanya Rp5 ribu, Kuta View menjadi tempat wisata terjangkau. Terutama bagi anak sekolah. Apalagi ada konsep eduagrowisatanya.Anak-anak diedukasi bagaimana mengenal padi, cara menanamnya dan berbagai tanaman hidroponik dan lainnya.

"Sasaran kita outing anak sekolah. Dari TK, SD di sekitaran sini outingnya di sini. Ada tempat terapi. Aula kita juga dipakai kegiatan desa, kecamatan maupun pemkab. Sarana mengaji pada malam hari. Kemudian seminggu sekali nonton bareng," ucapnya.

Salah satu PLTS di Kuta View, Batubara milik PT Inalum dan warga (IDN Times/Doni Hermawan)
Salah satu PLTS di Kuta View, Batubara milik PT Inalum dan warga (IDN Times/Doni Hermawan)

Naharuddin mengatakan biaya operasional Kuta View tidak tinggi. Bahkan dari keuntungan Kuta View, pihaknya mampu menyetor 5 persen untuk anggaran desa..Ternyata keberadaan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) yang dipasang di atap menjadi penyebabnya Ada 3 PLTS yang digunakan.

Cara kerjanya panel surya yang terbuat dari bahan semikonduktor seperti silikon akan menyerap energi foton dari cahaya matahari. Energi foton menggerakkan electron dalam panel menghasilkan arus listrik searah yang disebut proses fotovoltaik. Arus DC dari panel dikirim ke invrter, alat yang mengubah DC menjadi arus bolak-balik (AC). Listrik yang dihasilkan digunakan menghidupkan pompa air pada hidroponik, pencahayaan hingga kolam renang.

"Bisa dibilang hampir tidak pernah bayar biaya listrik PLN. Memang ada backup-nya kalau mendung atau hujan, tapi jarang digunakan. Semuanya mengandalkan tenaga matahari dari PLTS ini. Masyarakat juga teredukasi jika energi terbarukan bisa bernilai ekonomis karena lebih hemat," ucap ayah 2 anak itu.

Program PLTS juga menjadi 'nyawa' pengembangan perikanan daratan KUPS Silvofishery di Desa Perupuk, Pantai Sejarah, Batubara. Program bioflok perikanan daratan ini sudah dimulai sejak 2024.

Ada enam kolam bioflok dengan diameter 3 meter, budidaya ikan lele 3 ribu ekor dan nila 2.500 ekor. PLTS berkapasitas 2.750 watt mampu menghidupkan pompa air, lampu dan aerator.

Sebelumnya pada 2022, Inalum juga memberi bantuan hibah PLTS rooftop kepada warga. Bantuan diberikan di Dusun Sigalapang, Desa Meranti Timur, Kecamatan Pintu Pohan Meranti, Kabupaten Toba, Selasa (20/12/2025) lalu. Hal ini untuk mendukung akselerasi transisi energi konvensional ke energi baru terbarukan (EBT). Sebelumnya sejumlah rumah di desa itu belum mendapatkan fasilitas listrik.

plts inalum.jpg
PLTS untuk perikanan darat di Desa Parupuk, Batubara salah satu program TJSL Inalum (dok.Inalum)

Head of Corporate Communication PT Inalum Utrich Farzah mengatakan, sejak awal PT Inalum lahir dengan menggunakan energi bersih dalam proses produksinya. Maka ketika ada seruan untuk transisi energi, Inalum selalu siap.

"Tercatat, hingga akhir 2024, sebanyak 99,31 persen dari total energi yang digunakan INALUM berasal dari energi terbarukan dengan sumber utama dari dua unit PLTA di Sungai Asahan. Energi ini menjadi tulang punggung operasional di Pabrik Peleburan Kuala Tanjung, memperkuat komitmen Perusahaan dalam mendukung transisi energi berkelanjutan," kata Utrich, Rabu (3/9/2025).

Dibanding tahun 2023, penggunaan energi terbarukan pada tahun 2024 terjadi peningkatan yaitu dari 12.778.887 Gigajoule (GJ) pada tahun 2023 menjadi 16.339.725 GJ pada tahun 2024. Peningkatan ditopang oleh kenaikan jumlah penggunaan natural gas.

"Di sektor eksternal, khususnya untuk TJSL, Inalum melakukan edukasi dan pendampingan kepada mitra masyarakat untuk ikut menjalankan green-economy dengan membantu mereka membangun PLTS. Ke depan, Inalum saat ini rutin berkoordinasi dengan seluruh pemangku kepentingan dalam mendukung program energi ramah lingkungan di sektor ekonomi hilirisasi industri pertambangan dalam rangka elakukan transisi penggunaan energi yang lebih berkelanjutan," kata Utrich.

Menurutnya, transisi ini ditandai oleh perubahan regulasi, ekspektasi pemangku kepentingan, inovasi teknologi, serta dinamika pasar yang semakin menuntut praktik bisnis yang berkelanjutan dan bertanggung jawab secara lingkungan. Tantangan-tantangan tersebut secara linear membuka potensi baru dalam pengembangan perusahaan.

"Seperti membuka peluang dengan mitra strategis yang berfokus pada teknologi ramah lingkungan akan mempercepat adopsi inovasi dan transisi menuju operasi rendah karbon. Inalum dapat menjalin kerja sama R&D dengan institusi teknologi, universitas, dan penyedia solusi energi bersih untuk mengembangkan teknologi peleburan yang efisien," ucapnya.

Apalagi MIND ID juga selalu menyerukan kepada anggota holding-nya untuk memberikan program-program TJSL yang memberikan dampak yang lebih optimal apabila diiringi dengan pengembangan program inovatif.

Wisata sawah Kuta View yang dibangun Inalum bekerja sama dengan warga (IDN Times/Doni Hermawan)
Wisata sawah Kuta View yang dibangun Inalum bekerja sama dengan warga (IDN Times/Doni Hermawan)

Pengamat ekonomi Sumut Gunawan Benjamin melihat apa yang dilakukan Inalum membangun program ekonomi produktif layak mendapat apresiasi. Apalagi tak sekadar manfaat instan yang ada.

“Saya menyarankan agar perusahaan lain juga turut melakukan hal serupa disaat memiliki kewajiban dalam pengembangan lingkungan sekitar. Dan dalam melakukan distribusi TJSL jangan sampai membuat perusahaan terjebak dalam mekanisme kebijakan instan, yang cenderung tidak memiliki dampak multiplier terhadap pengembangan ekonomi masyarakat sekitar,” kata Gunawan kepada IDN Times, Kamis (4/9/2025).

Menurutnya, contoh yang dilakukan Inalum dengan mengembangkan kawasan wisata dengan konsep green economy bisa dijadikan role model bagi perusahaan lain dalam implementasi penyaluran dana yang sejenis.

“Selain memberikan income atau pendapatan bagi masyarakat sekitar, kebijakan green economy yang diterapkan Inalum bisa menjadi bahan edukasi bagi masyarakat untuk melakukan hal serupa. Pemanfaatan energi hijau akan membuka wawasan masyarakat akan pentingnya energi ramah lingkungan, dan yang paling penting justru bisa mengurangi pengeluaran masyarakat,” ucap dosen UISU itu.

Maka, skema TJSL yang didistribusikan oleh perusahaan itu manfaatnya akan sangat bergantung dari kepiawaian perusahaan dalam pengembangan ekonomi masyarakat sekitar.Kebijakan seperti ini jauh lebih bermanfaat dibandingkan dengan program TJSL yang memberikan bantuan pangan atau program yang tidak mampu memberikan pemberdayaan bagi ekonomi masyarakat sekitar.

“Jadi saya mengimbau agar perusahaan jangan malas mencari potensi ekonomi masyarakat sekitar yang siap diberikan pembinaan, karena memberi pancing itu jauh lebih bernilai dibandingkan hanya memberikan ikannya,” ucapnya.

Program pemberdayaan ekonomi yang dilakukan Inalum tersebut menjadi salah satu program yang menopang geliat ekonomi masyarakat dalam jangka panjang. “Multiplier efeknya besar, bukan hanya mengembangkan ekonomi masyarakat sekitar, lebih dari itu mengedukasi masyarakat untuk berdikari dan terdidik menjadi pelaku usaha,” pungkasnya.

 

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Doni Hermawan
EditorDoni Hermawan
Follow Us

Latest News Sumatera Utara

See More

September Hitam Kamisan Medan: Dari Munir Hingga 10 Korban Tewas Unras

04 Sep 2025, 21:55 WIBNews