Terduga Teroris di Malaysia Pernah Jualan Sayur di Medan
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Medan, IDN Times – Seorang laki-laki asal Kota Medan berinisial MAL, 48 ditangkap Polisi Diraja Malaysia karena diduga terlibat terorisme. Dia ditangkap bersama tiga orang lainnya pada Senin (13/5).
Warga yang dulu bertetangga dengan MAL di Jalan KL Yos Sudarso, Lingkungan III, Kelurahan Kota Bangun, Kecamatan Medan Deli, Kota Medan, Sumatera Utara, sontak kaget. Karena selama dia tinggal di kawasan itu, tidak pernah menunjukkan gelagat aneh.
1. MAL pindah rumah dari Medan sejak 2011 lalu
Menurut Sueb, Kepala Lingkungan setempat, MAL memang merupakan warganya. Namun Amru pindah sejak 2011 lalu dari rumah kontrakan yang dihuninya.
“Dia pindah karena tanah tempat tinggalnya dijual, oleh yang punya rumah, lalu dijadikan pabrik," ujar Sueb, Selasa (14/5).
Warga sekitar juga menyebut jika MAL sudah tinggal di kawasan itu selama belasan tahun.
Baca Juga: Panglima TNI Harap Ulama dan Tokoh di Sumut Jaga Kesejukan usai Pemilu
2. Banyak dikenal warga karena berjualan sayur keliling
MAL termasuk dikenal sebagai pribadi yang ramah. Tak sedikit warga yang mengenalnya.
Wajar saja MAL cukup dikenal. Karena dia sempat berprofesi sebagai penjual sayur keliling.
“Kalau orangnya ramah. Gak ada aneh –aneh lah dia. Sama warga lain pun dia bersosialisasi,” ujar Sueb.
3. MAL dikenal orang yang rajin beribadah
MAL dan keluarganya tak pernah menunjukkan gelagat aneh selama tinggal di kontrakannya. Bahkan selama di sana, MAL dan keluarga juga aktif beribadah.
" Ya seperti warga biasa, sering ikut pengajian di masjid dia termasuk alim, dia juga termasuk warga yang menerima bantuan pemerintah seperti Raskin dan BLT," ujar Sueb
"Jujur saya kaget mendengar kabar ini, karena dia baik baik aja waktu saya kenal," pungkasnya.
4. Ditangkap bersama tiga orang lainnya
Selain MAL ada WNI lainnya yang juga ditangkap PDRM. Terduga pelaku kejahatan itu berinisial FT. Selain itu dua WN Malaysia juga ditangkap berinisial MN dan SYZ.
Dalam penangkapan tersebut, pihak kepolisian Malaysia turut menyita barang bukti berupa alat komunikasi. Sementara itu, barang bukti lainnya seperti bahan peledak masih terus ditelusuri.
Kepolisian Republik Indonesia (Polri) melalui Detasemen Khusus (Densus) 88 Anti-Teror Polri, tengah mendalami keterkaitan dua WNI itu dalam kelompok teroris di dalam negeri yaitu, Jamaah Ansharut Daulah (JAD)
Lebih lanjut, Dedi menuturkan, Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Malaysia dan Senior Liaison Officer (SLO) Polri saat ini sedang melakukan pendampingan hukum.
5. Ditangkap dengan tuduhan terorisme
Keempat orang tersebut ditangkap oleh PDRM dalam rentang 5-7 Mei 2019 karena merencanakan pembunuhan dan serangan teror skala besar di Klang Valley.
Inspektur Jenderal Polisi Abdul Hamid Bador mengatakan keempatnya telah mengaku sebagai anggota ISIS dan sedang bersiap menyerang pada minggu pertama Ramadan untuk membalas kematian seorang pemadam kebakaran bernama Muhammad Adib Mohd Kassim.
Muhammad Adib meninggal pada 17 Desember tahun lalu setelah dia terluka parah di tengah kekacauan di Kuil Sri Maha Mariamman Seafield di Selangor, tempat kerusuhan meletus terkait relokasi kuil. Pemeriksaan atas kematiannya sedang berlangsung.
"Mereka berencana untuk membunuh orang-orang terkenal yang mereka tuduh tidak mendukung Islam atau menghina Islam,” kata Abdul Hamid.
Baca Juga: Kisah Aloysius Bayu, Korbankan Nyawa untuk Adang Bom Santa Maria