5 Fakta Menarik Terminal Bandar Deli di Pelabuhan Belawan Medan

Pelabuhan Belawan selama ini dikenal sebagai pintu masuk utama Sumatera Utara. Aktivitasnya padat, perannya strategis, dan sejarahnya panjang. Di dalam kawasan Belawan Lama, Terminal Penumpang Bandar Deli menjadi bagian penting dari wajah pelabuhan tersebut, khususnya untuk layanan penumpang.
Dalam beberapa tahun terakhir, Terminal Bandar Deli mengalami perubahan besar. Revitalisasi yang dilakukan membuat terminal ini berbeda dari citra pelabuhan laut pada umumnya. Fasilitas diperbarui, alur penumpang ditata ulang, dan standar layanan ditingkatkan.
Perubahan itu tidak berdiri sendiri. Bandar Deli tumbuh di atas fondasi sejarah panjang Pelabuhan Belawan, mulai dari era kolonial hingga masa kini. Dari sana, muncul sejumlah fakta menarik yang jarang dibahas. Untuk itu, ini 5 fakta menarik terkait Terminal Bandar Deli yang mungkin kamu belum tahu. Yuk simak!
1. Berhadapan Langsung dengan Selat Malaka

Pelabuhan Belawan berada tepat di jalur Selat Malaka, salah satu jalur pelayaran internasional tersibuk di dunia. Posisi ini menjadikan Belawan sebagai gerbang utama arus barang dan penumpang di wilayah barat Indonesia.
Keunggulan geografis tersebut juga membuat Belawan berperan penting dalam konektivitas regional, termasuk dalam kerja sama Indonesia Malaysia Thailand Growth Triangle (IMT-GT). Aktivitas pelabuhan menjadi indikator pergerakan ekonomi Sumatera Utara.
2. Zona Penumpang dan Kargo Dipisahkan

Belawan memiliki pembagian wilayah operasional yang jelas. Terminal Bandar Deli berada di Belawan Lama dan difokuskan untuk penumpang serta kapal tradisional, sementara Belawan Baru menangani peti kemas dan kargo curah.
Pemisahan ini berdampak langsung pada keamanan dan kenyamanan. Arus manusia tidak bercampur dengan aktivitas industri berat, sehingga proses naik-turun penumpang dapat berjalan lebih tertib dan terkendali.
3. Termasuk Pelabuhan Laut dengan Garbarata

Terminal Bandar Deli dilengkapi dua unit garbarata, fasilitas yang masih sangat terbatas di pelabuhan laut Indonesia. Selain Belawan, fasilitas serupa hanya ada di beberapa pelabuhan besar lain seperti Tanjung Perak dan Makassar.
Keberadaan garbarata membuat proses embarkasi dan debarkasi lebih aman. Penumpang tidak perlu lagi menggunakan tangga samping kapal, terutama saat cuaca kurang bersahabat. Fasilitas ini juga memudahkan lansia dan penyandang disabilitas.
4. Rel Kereta Api Masuk Hingga Dermaga

Jalur rel kereta api yang langsung menuju kawasan dermaga Belawan merupakan warisan era kolonial. Infrastruktur ini dibangun untuk mendukung ekspor tembakau Deli dari pedalaman Sumatera Timur ke pasar Eropa.
Hingga kini, jejak desain logistik tersebut masih dapat ditemui. Hal ini menjadikan Belawan sebagai salah satu pelabuhan dengan integrasi moda transportasi tertua di wilayah Sumatra.
5. Jejak Tjong A Fie dan Pulau Sicanang

Wilayah sekitar pelabuhan menyimpan sejarah sosial yang kuat. Salah satunya Pulau Sicanang, kawasan yang dibuka oleh Tjong A Fie, tokoh penting dalam perkembangan Medan dan sekitarnya.
Nama Sicanang merujuk pada kondisi geografis kawasan yang dahulu dikelilingi perairan. Fakta ini menunjukkan bahwa pembangunan wilayah pelabuhan sejak awal melibatkan berbagai kelompok etnis dan kepentingan ekonomi.
Terminal Penumpang Bandar Deli menjadi kesinambungan sejarah Belawan sebagai simpul transportasi penting. Perubahan yang terjadi berangkat dari kebutuhan nyata pengguna jasa transportasi laut.
Dengan kapasitas ribuan penumpang dan fasilitas yang semakin tertata, Bandar Deli menegaskan peran pelabuhan laut sebagai bagian dari sistem transportasi publik yang relevan dan layak diandalkan hingga hari ini.


















