Dulu Buruh Kasar di Kafe Kopi Melbourne, Kini Jadi Pemilik Miel Coffee

Ngopi dengan nuansa Tropical di Miel Coffee

Medan, IDN Times - Kota Medan salah satu kota metropolitan yang menyimpan beragam pesona tersendiri. Apalagi kaya akan kuliner, jajanan, dan tempat nongkrong.

Nah, dalam hal tempat nongkrong, Medan juga menjadi andalan. Namun, untuk tempat nongkrong di lingkungan tropis kota metropolitan ini sulit untuk ditemukan.

Tetapi jangan khawatir, karena ada tempat nongkrong anak muda dengan nuansa tropical bernama Miel Coffee di Jalan Dazam Raya No. 4 Medan, Sumatera Utara.

Yuk, simak ulasannya berikut ini:

1. Miel Coffee berbekal pengalaman di Melbourne

Dulu Buruh Kasar di Kafe Kopi Melbourne, Kini Jadi Pemilik Miel CoffeeIDN Times/Indah Permatasari

Terlihat dari luar, Miel Coffe yang imut ini hanya berukuran sekitar 2x8 Meter dengan cat biru bertuliskan Coffee yang sederhana dan 2 tanaman hijau. Tapi tunggu dulu, karena kita belum masuk ke dalamnya.

Ternyata, bentuk desain kafe yang minimalis bernuansa tropical dengan instagramable ini dirintis oleh seorang pemilik yaitu Hendrik Tanoto (28) sekaligus barista.

Hendrik merintis usahanya dari pembelajaran saat ia menjadi pekerja atau buruh di salah satu toko kopi Melbourne, Australia.

Tahun 2016, pemuda kelahiran Medan ini sangat berjiwa bisnis saat di Melbourne. Hingga akhirnya jarak satu tahun, ia berencana kembali ke Medan untuk membuka sebuah usaha kopi di kampung halamannya dengan hasil rantauan luar negeri.

Konsep tropis yang dilakukan Hendrik untuk menikmati suguhan kopi ke konsumen sangat asri, hal ini dilakukan karna mengingat pengalaman hidupnya saat masa kecil yang suka menanam tanaman hijau.

"Iya, jadi ini dibangun saat saya masih di Sei Rampah, karena disana saya dulu sering menanam. Jadi biar nampak kehijauannya di sini," ungkap Hendrik

Baca Juga: Kisah Roy Sirait, Berjuang Promosikan Kopi Lokal dari Danau Toba

2. Kata Miel berartikan Madu

Dulu Buruh Kasar di Kafe Kopi Melbourne, Kini Jadi Pemilik Miel CoffeeIDN Times/Indah Permatasari

Dalam bahasa Prancis, Miel mengandung arti Madu. Menurut Hendrik, setiap yang datang untuk menikmati kopi tersebut, maka konsumen itu merupakan madu. Sehingga para konsumen akan disambut dengan ramah.

Tak hanya itu, nama Miel yang berpengaruh besar dan mengandung arti ini ternyata juga ada ceritanya loh.

Kata Miel ataupun madu ini menceritakan tentang kisah masa kecil bersama neneknya yang suka memberikan madu padanya.

Uniknya lagi disini, Hendrik juga memberikan kertas saat menyuguhkan kopi. Isi kertas terdapat keterangan kopi yang sangat detail dengan tujuan untuk memicu interaksi para konsumen kepadanya.

"Setiap pesanan, gak sembarangan. Karena saya kasih kertas, agar yang minum bisa berinteraksi dengan saya, untuk nanya-nanya ke saya arti kertas yang saya buat," jelasnya.

3. Harga terjangkau, kualitas tinggi

Dulu Buruh Kasar di Kafe Kopi Melbourne, Kini Jadi Pemilik Miel CoffeeIDN Times/Indah Permatasari

Berbicara soal kualitas, maka Kopi ini pun gak nanggung-nanggung karna diroasted langsung dari Bali. Menurut Hendrik para penikmat kopi ditempatnya harus mendapatkan kualitas yang cukup tinggi.

Selain itu, seluruh kopi yang dipesan Hendrik merupakan kopi asli dari berbagai wilayah di Indonesia.

Untuk harga kopi dengan kualitas tinggi ini mencapai Rp28 ribu hingga Rp38 ribu, dengan 6 menu yang disajikan yaitu Black, White, Filter, Tea, Choc, dan Matcha, serta menu andalan di kafe ini yaitu bicololate.

Di sini masih ada yang unik sekali, yaitu Rose. Bunga Rose yang harum tersebut bisa kamu dapatkan didalam minuman tersebut dengan tambahan harga Rp5 ribu.

"Semoga Industri kopi makin maju dan untuk para anak muda jangan ragu buat melakukan sesuatu berdasarkan passion mereka. Karena bagaimanapun sesuatu yang berangkat dari passion itu pasti ada yang berbeda," jelas Hendrik

Baca Juga: Legendaris! Liang Teh Ayong di Medan Sudah Ada Sejak Tahun 1943

Topik:

  • Arifin Al Alamudi

Berita Terkini Lainnya