Longsor di Area Proyek Pembangkit Listrik Simalungun, 1 Orang Hilang
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Simalungun, IDN Times -Hujan deras yang mengguyur sebagian Kabupaten Simalungun, khususnya di Nagori Bongguran Kariahan, Kecamatan Raya, Sumatera Utara menimbulkan longsor hebat yang menimbulkan korban. Peristiwa ini terjadi, Minggu (26/5) sore hari.
Longsor terjadi di sekitar proyek pembangkit listrik. Saat ini korban belum diketahui keberadaannya dan petugas masih mencari.
1. Korban adalah pekerja alat berat
Menurut Danramil Raya, Kapten (AMR) Muslim Saragih, korban merupakan pekerja yang mengoperasikan alat berat.
"Saat ini ada korban, yang positif jumlahnya masih satu orang. Itu operator alat berat. Kita dapat informasi dari warga sana. Saat ini kita sedang membantu warga mencari korban. Dia (korban) membentuk lerengan gunung untuk kebutuhan pembangkit listrik" jelasnya kepada IDN Times, Senin (27/5).
Baca Juga: Bupati Simalungun Berharap Pembangunan Jalan Tol Sampai ke Parapat
2. Dibutuhkan bantuan Basarnas
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pemkab Simalungun Mudahalam Purba yang dikonfirmasi membenarkan terjadinya longsor di sekitar proyek Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) Karai III. Sejauh ini posisi korban belum diketahui keberadaannya apakah tertimbun longsor atau ikut terjun ke sungai bersama alat berat yang dioperasikan
Melihat kondisi longsor yang cukup luas, Mudahalam Purba mengaku butuh bantuan dari Basarnas sehingga evaluasi dapat dilakukan. Kendala lain adalah, tebing di sekitar longsor perlu diwaspadai. "Kita dapat informasi ada longsor dan korban dan kita sudah meminta bantuan Basarnas untuk evakuasi korban," jelas Mudahalam.
3. Lokasi kejadian sulit diakses kendaraan
Kepala Desa Bongguran Kariahan Darfinson Purba mengakui, titik longsor cukup panjang dan sama sekali tidak bisa diakses kenderaan. Apalagi bekas pengorekan tanah saat ini cukup becek. "Hanya berjalan kaki bisa masuk ke lokasi longsor," terang Darfinson.
Sementara Koordinator SAR Danau Toba, Okto Tambunan mengakui bahwa informasi yang didapatkan, alat berat milik perusahaan terdorong tanah yang longsor ke dalam sungai. Sementara tebing atau lereng sungai cukup terjal.
"Kita sedang berkoordinasi dengan pihak perusahaan bagaimana mengevaluasi karena dari data yang kita kumpulkan cukup berbahaya. Alat berat itu posisinya di sungai dengan lereng yang menyempit," pungkasnya.
Baca Juga: Teman yang Bunuh Novita, Gadis Simalungun Baru Dikenal Lewat Facebook