Kreatif! Napi Lapas Siantar Mampu Buat Miniatur dari Bambu dan Kayu

Kegiatan positif yang dilakukan di lapas bernilai ekonomi

Simalungun, IDN Times - Warga binaan alias narapidana Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Klas II Pematangsiantar disiapkan menjadi manusia yang produktif.  Bisa menjadi usahawan kelak menghidup udara bebas. Program yang dilakukan adalah melatih warga binaan menciptakan limbah kayu dan bambu bernilai ekonomi tinggi.

Sekarang ini, sebagian warga binaan yang berbakat telah berhasil membuat miniatur kapal layar, mesjid dan berbagai bentuk lainnya. Pastinya, apa yang dihasilkan warga binaan tersebut bisa memuaskan para pencinta hiasan ini. Cukup mampu menambah gaya dalam rumah maupun di ruang kantor kerja. Apalagi mendapat dukungan dari Kepala Lapas (Kalapas) Klas II Siantar Porman Siregar.

Baca Juga: Kala Napi dan Keluarga Bisa Berbuka Puasa Bersama di Lapas Siantar

1. Lapas sediakan fasilitas

Kreatif! Napi Lapas Siantar Mampu Buat Miniatur dari Bambu dan KayuIDN Times/Patiar Manurung

Porman Siregar melalui Humasnya Hiras Silalahi juga mengaku sangat mengapresiasi karya seni yang dibuat  warga binaannya dan pihaknya siap mengembangkan bakat warga binaan. Dalam proses pemasaran. Untuk fasilitas, pihaknya sudah menyediakan fasilitas yang dibutuhkan oleh warga binaan untuk mengaplikasikan imajinasinya. 

"Kita sediakan fasilitas dan peralatan. Di sini (Lapas, red) kita sediakan mesin las, pembuatan meubel, kerajinan seperti ini, salon dan lainnya. Tujuannya apa? Tujuannya agar warga binaan memiliki keahlian dan diterima ditengah-tengah masyarakat lagi dengan positif," katanya.

2. Awalnya untuk hilangkan stres, ternyata bisa menghasilkan nilai ekonomi

Kreatif! Napi Lapas Siantar Mampu Buat Miniatur dari Bambu dan KayuIDN Times/Patiar Manurung

Rudi Setiawan (29), salah seorang penghuni Lapas Klas II Pematangsiantar asal Labuhanatu menjelaskan, kreativitas yang bisa dikerjakan walau berada di dalam penjara sangat membantu dirinya menghadapi rasa jenuh dan melawan rasa stres. Apalagi apa yang dikerjakan menghasilkan nilai secara ekonomi.

Secara singkat dijelaskannya, kegiatan membuat miniatur awalnya iseng, merakit satu beda berbahan bambu yang tidak terpakai. Namun keisengan itu mendapat perhatian dari Lapas Pematangsiantar sampai akhirnya ia di-support untuk menciptakan berbagai macam replika benda-benda yang ada di sekitar Lapas.

3. Napi bersyukur untuk support yang didapat dari pihak Lapas

Kreatif! Napi Lapas Siantar Mampu Buat Miniatur dari Bambu dan KayuIDN Times/Patiar Manurung

Pria yang telah menjalani hukuman sekitar 3 tahun ini mengaku, kegigihannya juga mendapat perhatian dari sejumlah temannya sesama narapidana. "Kita bisa berbagai bentuk jenis miniatur, mulai membuat rumah, sepeda, sepeda motor, becak, masjid, rumah adat dan taman bermain. Pihak Lapas melihat dan memberikan suport dan mensponsorinya. Ada yang memberikan perlengkapan lainnya seperti lem, pernis dan peralatan lainnya. Ini kita syukuri," katanya.

Untuk penjualan ia menyebutkan bahwa dirinya bekerja sama dengan petugas Lapas untuk memasarkannya. Hanya saja, saat ini pemasaran masih minim dan pembelinya hanya sebatas keluarga warga binaan yang datang berkunjung. "Paling hanya sebatas keluarga sesama warga binaan yang beli. Kalau ke luar lapas kita meminta bantuan pegawai," terangnya.

Untuk membuat suatu replika biasanya memakan waktu dua hari hingga dua minggu tergantung kerumitan dan ukuran replika yang dibuatnya. "Kalau waktu paling cepat dua hari, tapi bisa juga sampai dua minggu, kaya membuat replika Masjid Baiturrahman ini," katanya sembari menunjukan replika yang sedang dikerjakannya itu.

4. Miniatur bisa bernilai hingga Rp500 ribu, tergantung jenis replikanya

Kreatif! Napi Lapas Siantar Mampu Buat Miniatur dari Bambu dan KayuIDN Times/Patiar Manurung

Sementara itu, Tedi Irwansyah (33) warga binaan yang juga menggeluti kerajinan yang sama mengatakan untuk harga yang ditawarkan beragam, mulai dari Rp50 ribu hingga Rp500 ribu tergantung kerumitan dan ukuran replika.

"Harga terjangkau kali. Mulai dari Rp50 ribu pun ada sampai yang ratusan ribu. Kita juga bisa buat replika lain sesuai dengan permintaan. Tetapi harus ada izin dari pihak Lapas, kami bisa buat apa saja asal ada foto objek yang mau dibuat," kata pria asal Medan ini.

Baca Juga: Hari Anak Nasional 2019, 71 Napi Anak di Sumut Dapat Remisi

Topik:

  • Doni Hermawan
  • Arifin Al Alamudi

Berita Terkini Lainnya