[UPDATE] Korban Terdampak Banjir Aceh 1,6 Juta, Meninggal 326 Jiwa

- Korban meninggal 326 orang, Aceh Utara terbanyak
- Korban terdampak capai 1,6 juta, Aceh Tamiang tertinggi
- Ratusan perkantoran hingga jembatan rusak
Banda Aceh, IDN Times - Banjir dan longsor melanda tiga provinsi di Pulau Sumatra. Khusus di Aceh, bencana ini telah terjadi sembilan hari lalu atau tepatnya sejak Rabu (26/11/2025) dini hari. Malah, di beberapa kabupaten kota di Tanah Rencong lebih dahulu diterpa.
Posko Tanggap Darurat Bencana Hidrometeorologi Aceh mencatat 18 dari 23 kabupaten kota di Bumi Serambi Makkah terkena langsung bencana hidrometeorologi tersebut. Lebih satu juta orang menjadi korban dan ratusan meninggal dunia.
1. Korban meninggal 326 orang, Aceh Utara terbanyak

Posko Terpadu Pemerintah Aceh merilis data terbaru laporan pentauan penanggulangan bencana alam hidrometeorologi mulai Rabu (26/11/2025) hingga Kamis (4/12/2025) sekira pukul 21.30 WIB.
Posko mencatat ada 3.433 dari 6.497 total gampong atau sekitar 227 kecamatan di Aceh mengalami dampak langsung bencana yang tersebar di 18 kabupaten kota.
Korban terdampak 344.018 kepala keluarga atau 1.680.886 jiwa. Sekira 1.435 mengalami luka ringan, 523 luka berat, 326 meninggal dunia, dan 167 hilang.
Kabupaten Aceh Utara paling banyak korban meninggal dunia, yakni 123 orang dan 90 masih hilang. Kemudian Kabupaten Aceh Tamiang 42 meninggal dunia serta Kabupaten Bener Meriah 34 meninggal dunia dan 28 hilang.
2. Korban terdampak capai 1,6 juta, Aceh Tamiang tertinggi

Juru Bicara Posko Tanggap Darurat Bencana Hidrometeorologi Aceh, Murthalamuddin, mengatakan warga yang mengungsi 297.964 kepala keluarga atau 813.017 jiwa, tersebar di 698 titik pengungsian.
Berdasarkan data Posko Tanggap Darurat Bencana Hidrometeorologi Aceh, tiga daerah dengan jumlah korban paling banyak terdampak, yakni Kabupaten Aceh Tamiang 64.897 kepala keluarga atau 310.480 jiwa.
Lalu Kabupaten Aceh Utara ada 68.461 kepala keluarga atau 215.057 jiwa dan Kota Lhokseumawe 24.000 kepala keluarga atau 197.339 jiwa.
3. Ratusan perkantoran hingga jembatan rusak

Sementara itu, posko mencatat jumlah fasilitas umum yang rusak, yakni 176 perkantoran, 64 tempat ibadah, 246 sekolah, 240 puskesmas maupun rumah sakit, dan enam pondok pesantren.
“Kemudian jalan rusak tersebar di 442 titik dan jembatan rusak ada 224 unit,” ujar Murthalamuddin.
Untuk kerusakan harta benda, rumah 111.430 unit, ternak 182 ekor, sawah 64.837 hektare, kebun 13.118 hektare, dan tambak 40.019 hektare.
4. Bantuan logistik darurat bencana disalurkan melalui darat, air, dan udara

Upaya untuk mendistribusikan bantuan darurat pascabencana terus dilakukan oleh pemerintah. Khususnya ke tempat-tempat yang hingga kini masih dinyatakan terisolir. Penyaluran bantuan dilakukan melalui darat, air, dan udara.
Sejumlah helikopter maupun pesawat hercules milik TNI maupun kepolisian dikerahkan untuk menyalurkan bantuan melalui via udara. Begitu juga Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) maupun kapal penyelamat lainnya, termasuk kapal cepat penumpang di laut.
Di darat, berbagai kendaraan milik instansi pemerintahan hingga swasta digunakan untuk menyalurkan bantuan ke daerah terkena banjir langsung.



















