Tamu Lintas Agama Guyub Merayakan Imlek di Rumah Tokoh Tionghoa Sumut

Medan, IDN Times - Nuansa hangatnya Imlek tersaji begitu jelas kala memasuki rumah tokoh Tionghoa Sumatera Utara, Indra Wahidin. Tak hanya Indra dan keluarga saja yang merayakan momen tahun ular kayu ini, alih-alih tamu lintas agama juga ia undang.
Pintu rumah Ketua Harian Perhimpunan Indonesia Tionghoa (INTI) itu dibuka lebar-lebar. Semata ia ingin mewujudkan makna toleransi yang sesungguhnya antar elemen masyarakat.
1. Tamu lintas agama hadir di momen perayaan Imlek yang dihelat Indra Wahidin
Spirit keberagaman tercipta begitu hangat di rumah Indra Wahidin yang berada di Komplek perumahan Tasbih, Setia Budi. Kebahagiaan tahun baru Imlek ingin ia tularkan ke semua orang.
"Open house ini seperti tahun baru yang lain. Artinya, si pemilik rumah ingin menggunakan kesempatan itu untuk bersilaturahmi," kata Indra kepada IDN Times, Rabu (29/1/2025) siang.
Lebih lanjut Indra mengatakan bahwa ada banyak tamu yang ia undang. Seperti teman lama yang sudah tidak bertemu selama setahun, hingga tamu lintas agama.
"Bisa bertemu dalam kondisi sehat, itulah makna yang paling penting. Yang kami undang teman-teman lama, Komjen negara sahabat, Parpol, anggota dewan, tokoh masyarakat, hingga tokoh pendidikan. Tiap tahun ada begini, ya, dari lintas agama juga. Semoga suasana tahun baru Imlek itu kita berupaya untuk menciptakan segala sesuatu dengan sebaik mungkin," sebutnya.
2. Terselip misi menciptakan nilai toleransi antar umat
Bagi Indra, perayaan Imlek menjadi lebih berkesan. Terlebih ketika terwujudnya toleransi antar umat beragama.
"Iya, momen Imlek sebagai upaya merawat toleransi. Di Sumut ini juga termasuk yang kondusif (menjalankan perayaan Imlek). Sebenarnya (toleransi) itu kan tidak datang dari langit, tapi upaya dari berbagai tokoh agama yang punya niat sama, bisa kita bekerjasama," beber Indra.
Tahun baru Imlek 2576 Kongzili ini menjadi tahun shio ular dengan elemen kayu. Bagi Indra, setiap tahun akan menjadi berkesan jika tiap individu memiliki niat yang baik.
"Makna momen imlek ini tiap tahunnya tak ada yang khusus. Yang penting kita rajin beribadah dan rajin kerja. Kalau makna Imlek baik tapi gak rajin, ya, akan sia-sia nanti. Tidak ada niat yang buruklah, semua tergantung kita sendiri," tuturnya.
3. Perayaan Imlek di rumah Indra Wahidin dianggap menguatkan nilai persaudaraan
Pantauan IDN Times, tamu silih berganti mendatangi rumah Indra. Semuanya guyub menjadi satu bertukar tawa dan canda.
Tokoh Tionghoa Sumut itu juga menyediakan berbagai macam makanan halal yang bisa disantap siapa saja.
"Harapannya tentu di tahun ular ini semua dalam keadaan sehat. Semoga menjadi lebih baik, naik pangkat, semuanyalah," pungkas Indra.
Sementara itu Ketua Ikatan Pelajar Alwashliyah Sumut, Amril Harahap, hadir dalam perhelatan Imlek yang diadakan Indra Wahidin. Baginya kegiatan ini menjadi sebuah upaya memperkuat nilai persaudaraan antar umat.
"Pastinya kita sebagai masyarakat khususnya di Kota Medan yang terdiri dari multi etnis dan banyak agama, saling menghormati. Kita hari ini dalam momentum (merayakan) hari raya Imlek. Yang mana harapan kita saling silaturahmi dan menguatkan ukhuwah kita sesama manusia. Tiap tahun kita selalu datang ke sini," ujar Amril.