Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Riset: Gen Z Lebih Progresif Dukung Kesetaraan Gender Dalam Keluarga

Ilustri kesetaraan gender dalam rumah tangga (dok.IMGR 2025)
Ilustri kesetaraan gender dalam rumah tangga (dok.IMGR 2025)

Medan, IDN Times- Peran gender dalam keluarga semakin berubah di era modern ini. Pola tradisional di mana Ayah sebagai pencari nafkah tunggal kini mulai tergerus. Hal ini merangkul pendekatan yang lebih seimbang untuk berbagi tanggung jawab rumah tangga dan profesional antara peran Ayah dan Ibu. 

Semakin banyak perempuan yang memasuki dunia kerja. Ini menandai kemajuan menuju kesetaraan gender.

Memberdayakan perempuan untuk mengejar karier dan mencapai kemandirian finansial, memberi mereka perlindungan terhadap kekerasan dalam rumah tangga dan dinamika rumah tangga yang tidak sehat.

Tak sedikit kini, perempuan bekerja penuh waktu atau melalui pemanfaatan platform digital—seperti e-commerce, afiliasi, dan peran asisten virtual—para perempuan ini menunjukkan bahwa peran sebagai ibu dan ambisi profesional dapat hidup berdampingan secara harmonis.

Dari riset di Indonesia Milenial and Gen Z Report (IMGR) 2025, data menunjukkan baik Gen Z maupun Generasi Milenial sangat menghormati nilai-nilai tradisional, khususnya yang berkaitan dengan peran gender yang terus berkembang dalam keluarga.

Sebanyak 82 persen dari kedua generasi mendukung kesetaraan gender, mendukung perubahan dalam peran gender selama tidak mengganggu tradisi yang ada, jelas bahwa melestarikan norma-norma budaya tetap menjadi perhatian penting bagi kedua kelompok.

Hal ini menyoroti, meskipun ada penerimaan yang semakin meningkat terhadap evolusi peran gender, ada juga kecenderungan yang kuat untuk mempertahankan hubungan dengan praktik budaya yang mapan. Keseimbangan yang rumit antara merangkul modernitas dan menghormati tradisi ini menggarisbawahi pendekatan yang bijaksana dan bernuansa yang diambil kedua generasi terhadap perubahan dalam struktur keluarga.

 

1. Gen Z lebih progresif soal perubahan gender, milenial cenderung lebih menjaga keseimbangan antara pola tradisional dan modern

Riset soal kesetaraan gender dalam keluarga (dok.IMGR 2025)
Riset soal kesetaraan gender dalam keluarga (dok.IMGR 2025)

Meskipun ada kemajuan ini, beban ganda tanggung jawab domestik sering kali tetap ada. Menggarisbawahi perlunya suami untuk secara aktif mendukung dan berbagi tugas rumah tangga. Ayah modern semakin mengambil peran sebagai "suami rumah tangga". Seorang ayah kini dituntut mendukung karier pasangan mereka dan lebih terlibat dalam kehidupan keluarga.

Konsep ayah yang terus berkembang ini khususnya dianut Gen Z, yang lebih terbuka terhadap perubahan peran gender. Sementara Generasi Milenial sering kali menunjukkan perpaduan antara kepatuhan terhadap nilai-nilai tradisional dan penerimaan yang hati-hati terhadap harapan baru.

Dengan menantang stereotip dan mempromosikan peran yang adil, ayah saat ini berkontribusi pada lingkungan keluarga yang lebih seimbang dan mengasuh. Ini menguntungkan semua orang: anak-anak mendapatkan panutan yang beragam, wanita terbebas dari beban ganda, dan pria menemukan kepuasan dalam peran mengasuh.

Sejak tahun 1990, Indonesia telah membuat langkah signifikan dalam meningkatkan partisipasi angkatan kerja perempuan. Namun, kesenjangan gender masih cukup besar, terutama jika dibandingkan dengan negara-negara berpenghasilan menengah ke atas lainnya.

Meskipun terjadi peningkatan dalam pendidikan dan penurunan angka pernikahan dini, partisipasi perempuan dalam angkatan kerja hanya mengalami pertumbuhan marjinal atau minim. Hambatan utama yang terus menghambat kemajuan adalah terkait pengasuhan anak.

Survei di IMGR 2025, menemukan bahwa 40 persen perempuan meninggalkan pekerjaan mereka setelah menikah dan melahirkan, dengan hampir setengahnya menyebutkan tanggung jawab keluarga sebagai alasan utama

Soal ini, ada tingkat penerimaan dan antusiasme yang sedikit berbeda antara milenial dan gen z.  Generasi milenial, meskipun mendukung perubahan peran gender, cenderung mendekatinya dengan hati-hati. Sebanyak 48 persen menyatakan mereka butuh waktu untuk menyesuaikan diri.

Sebaliknya, Generasi Z menunjukkan sikap yang lebih progresif, dengan hampir setengah (48 persen) sepenuhnya mendukung keyakinan bahwa perubahan peran gender dapat membawa keseimbangan dan kebahagiaan bagi keluarga.

Kesenjangan generasi ini menggarisbawahi reputasi Generasi Z sebagai generasi yang berpikiran maju dan mudah beradaptasi, menunjukkan kemauan yang lebih besar untuk menerima perubahan signifikan dalam dinamika rumah tangga.

Keterbukaan Generasi Z kemungkinan besar berasal dari paparan yang lebih luas terhadap gagasan global tentang kesetaraan gender dan keyakinan yang kuat pada hasil positif dari perubahan tersebut, sedangkan Generasi milenial, meskipun mendukung, mungkin masih lebih menyukai keamanan adaptasi bertahap dan kenyamanan nilai-nilai tradisional.

2. Investasi dalam pengasuhan anak, membuka peluang ekonomi sehingga perempuan bisa bekerja lebih nyaman

Riset soal kesetaraan gender dalam keluarga (dok.IMGR 2025)
Riset soal kesetaraan gender dalam keluarga (dok.IMGR 2025)

Soal pengasuhan anak, investasinya bukan sekadar kebutuhan sosial, tetapi juga peluang ekonomi. Memungkinkan perempuan untuk tetap bekerja dapat meningkatkan perekonomian secara signifikan.

Menurut Bank Dunia, peningkatan kecil dalam partisipasi tenaga kerja perempuan dapat menambah hingga $62 miliar bagi perekonomian Indonesia.

Seiring dengan terus berkembangnya infrastruktur dan sistem sosial negara ini, meningkatnya jumlah perempuan yang bekerja akan semakin mendorong permintaan akan layanan pengasuhan anak, sehingga menciptakan peluang kerja tambahan di sektor ini.

Seorang penulis dan aktivis perempuan Kalis Mardiasih menyoroti, layanan penitipan anak bukan sekadar inovasi modern, tetapi juga kelanjutan dari warisan budaya Indonesia. Di banyak komunitas, anak-anak secara tradisional dibesarkan secara kolektif—tidak hanya oleh orang tua mereka, tetapi juga oleh kakek-nenek, tetangga, dan anggota keluarga besar.

“Penitipan anak bukan sekadar kebutuhan modern; hal ini sangat terkait dengan tradisi keluarga dan masyarakat dalam membesarkan anak bersama-sama. Seiring dengan semakin banyaknya perempuan yang memasuki dunia kerja, memastikan penitipan anak yang mudah diakses menjadi penting tidak hanya untuk kesetaraan gender tetapi juga untuk memberdayakan keluarga dalam membuat keputusan keuangan yang tepat. Memperluas layanan ini mendukung perempuan dalam karier mereka, sementara keluarga dapat merencanakan keuangan mereka dengan lebih percaya diri, karena mengetahui bahwa anak-anak mereka dirawat dengan baik," kata Kalis dalam riset IMGR 2025.

Karena semakin banyak wanita memasuki dunia kerja, perluasan akses ke penitipan anak sangat penting untuk mempromosikan kesetaraan gender. Namun, penting untuk memastikan bahwa layanan ini dapat diakses oleh semua orang, terlepas dari lokasi mereka. Dengan merangkul dan memperluas penitipan anak, Indonesia dapat menghormati tradisi pengasuhan bersama sambil memberdayakan wanita untuk mengejar tujuan profesional mereka tanpa mengorbankan peran mereka sebagai ibu.

 

3. Strategi mencapai kemandirian finansial juga berubah di milenial dan gen z

Riset soal kemandirian finansial dalam keluarga (dok.IMGR 2025)
Riset soal kemandirian finansial dalam keluarga (dok.IMGR 2025)

Dari data yang dihimpun, Indeks Ketimpangan Gender Indonesia, meningkat dari 0,499 pada tahun 2018 menjadi 0,447 pada tahun 2023. Indeks ini mempertimbangkan berbagai faktor, termasuk kesehatan reproduksi, inisiatif pemberdayaan perempuan, dan rasio perempuan terhadap laki-laki dalam angkatan kerja.

Misalnya, indikator kesehatan reproduksi seperti angka kematian ibu dan angka kelahiran remaja menunjukkan upaya masyarakat yang berkelanjutan untuk meningkatkan kesetaraan gender. Namun, meskipun ada kemajuan ini, Indonesia saat ini hanya mengalokasikan 0,04 persen dari PDB untuk perawatan dan pengembangan anak usia dini, jauh di bawah rekomendasi Organisasi untuk Kerjasama Ekonomi dan Pembangunan (OECD) sebesar 1 persen.

Seiring dengan perubahan peran gender, strategi yang digunakan Generasi Milenial dan Generasi Z untuk mencapai kemandirian finansial juga berubah.

Data menunjukkan, generasi milenial mengadopsi pendekatan yang lebih seimbang, dengan lebih menekankan pada menabung/berinvestasi dan membuat anggaran rumah tangga. Dengan 39 persen milenial memprioritaskan penganggaran dibandingkan dengan 34 persen generasi Z.

Terbukti generasi milenial lebih menyukai metode yang lebih terstruktur dan terorganisasi untuk mengelola keuangan mereka. Selain itu, kedua generasi menunjukkan minat yang kuat untuk meningkatkan pendapatan melalui pekerjaan sampingan atau usaha kecil.

Sebanyak 43 persen Generasi Z dan 44 persen Generasi Milenial menggunakan strategi ini. Pendekatan bersama ini mencerminkan pengakuan lintas generasi tentang pentingnya diversifikasi sumber pendapatan dalam lingkungan ekonomi saat ini.

Namun, sedikit perbedaan dalam prioritas keuangan menunjukkan adanya kesenjangan antargenerasi: Generasi Z lebih condong pada investasi dan akumulasi kekayaan sebagai strategi utama untuk mencapai keamanan finansial jangka panjang, sementara Generasi Milenial lebih fokus pada penganggaran dan perencanaan keuangan untuk mencapai stabilitas dan kemandirian.

IDN menggelar Indonesia Millennial and Gen-Z Summit (IMGS) 2024, sebuah konferensi independen yang khusus diselenggarakan untuk dan melibatkan generasi Milenial dan Gen Z di Tanah Air. Dengan tema Catalyst of Change, IMGS 2024 bertujuan membentuk dan membangun masa depan Indonesia dengan menyatukan para pemimpin dan tokoh nasional dari seluruh nusantara.

IMGS 2024 diadakan pada 22 - 23 Oktober 2024 di The Tribrata Dharmawangsa, Jakarta. Dalam IMGS 2024, IDN  juga meluncurkan Indonesia Millennial and Gen-Z Report 2025.Survei ini dikerjakan oleh IDN Research Institute bekerja sama dengan Populix sebagai Research Partner. Melalui survei ini, IDN menggali aspirasi dan DNA Milenial dan Gen Z Indonesia.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Doni Hermawan
EditorDoni Hermawan
Follow Us