Pengunjung Perpustakaan Sumut Masih Rendah, Gerakan Literasi Digeber

- Koleksi buku masih jauh dari ideal, tapi terus bertambah
- Perpustakaan keliling diakses 3.415 kunjungan
- Literasi jadi kunci peningkatan kualitas SDM Sumut
Medan, IDN Times – Di tengah derasnya arus digital dan konten hiburan instan, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumatra Utara (Sumut) terus berupaya menumbuhkan kembali budaya membaca di tengah masyarakat. Melalui Dinas Perpustakaan dan Arsip (Disperpusip) Sumut, pemerintah mendorong penguatan gerakan literasi lewat berbagai program inovatif, mulai dari peningkatan kapasitas pengelola perpustakaan, perluasan akses bahan bacaan, hingga pengembangan layanan digital berbasis e-book.
1. Koleksi buku masih jauh dari ideal, tapi terus bertambah

Sekretaris Dinas Perpustakaan dan Arsip Sumut, Alpian Hutahuruk, mengungkapkan bahwa pihaknya kini memiliki sekitar 200 ribu koleksi buku dengan rata-rata 60–70 pengunjung per hari, mayoritas berasal dari kalangan pelajar dan mahasiswa. Namun, jika dibandingkan dengan jumlah penduduk Sumut yang mencapai 15 juta jiwa, angka tersebut masih tergolong kecil.
“Dengan jumlah penduduk Sumut sekitar 15 juta jiwa, menurut standar UNESCO idealnya kita memiliki sekitar 30 juta buku, atau setara dua buku untuk setiap orang setiap tahunnya. Saat ini kami terus menambah koleksi melalui berbagai sumber, termasuk kerja sama dengan pihak swasta melalui program CSR,” jelas Alpian dalam, Rabu (29/10/2025).
Keterbatasan jumlah buku ini menjadi tantangan tersendiri bagi Disperpusip Sumut. Karena itu, mereka menggandeng berbagai pihak, termasuk lembaga pendidikan dan perusahaan, untuk memperluas ketersediaan bahan bacaan yang mudah diakses masyarakat.
2. Perpustakaan keliling diakses 3.415 kunjugan

Kesadaran akan rendahnya minat baca masyarakat membuat Disperpusip Sumut memperluas jangkauan layanannya. Salah satu langkah konkret adalah dengan mengoperasikan perpustakaan keliling di wilayah Kota Medan dan Kabupaten Deliserdang. Sepanjang tahun ini, tercatat 3.415 kunjungan pada layanan tersebut—angka yang menunjukkan bahwa masyarakat masih memiliki ketertarikan terhadap bacaan, jika aksesnya tersedia.
Tak hanya itu, layanan buku elektronik (e-book) juga terus dikembangkan agar masyarakat dapat membaca di mana saja. Saat ini sudah ada 14 titik baca digital dan 16 pojok baca digital di berbagai daerah di Sumut, dengan lebih dari 200 judul buku yang bisa diakses secara gratis.
“Dengan langkah-langkah ini, kami berharap budaya baca masyarakat Sumut terus meningkat, sejalan dengan visi dan misi Bapak Gubernur untuk memperkuat kualitas SDM,” tutur Alpian.
3. Literasi jadi kunci peningkatan kualitas SDM Sumut

Bagi Pemprov Sumut, literasi bukan sekadar aktivitas membaca, tetapi fondasi untuk membangun sumber daya manusia (SDM) yang unggul dan berdaya saing. Karena itu, gerakan literasi juga menyasar sekolah, keluarga, hingga komunitas masyarakat.
“Kami ingin budaya baca tumbuh dari sekolah, keluarga, hingga masyarakat. Literasi adalah kunci peningkatan kualitas SDM Sumut,” tegas Alpian.
Ia menekankan bahwa minat baca yang tinggi akan berdampak langsung pada kualitas pendidikan, produktivitas, dan kemampuan berpikir kritis masyarakat. Dengan membaca, masyarakat dapat memperluas wawasan dan memperkuat daya analisis di tengah banjir informasi digital yang sering kali sulit diverifikasi.

















