Pemprov Sumut Klaim Tekan Inflasi Jadi 4,97 Persen

- Pemprov Sumut menerapkan strategi 4K untuk menekan inflasi, termasuk memperkuat produksi dan stok pangan serta menjaga kelancaran distribusi.
- Pemprov Sumut meminta setiap kabupaten/kota memasang informasi harga acuan di pasar sebagai langkah transparansi harga yang penting bagi masyarakat.
- Produksi beras dan cabai merah di Sumut diklaim melimpah, dengan surplus beras mencapai 102.990 ton dan surplus cabai merah mencapai 9.505 ton.
Medan, IDN Times - Upaya Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumatera Utara (Sumut) menstabilkan harga pangan diklaim menunjukkan hasil positif. Inflasi di Sumut pada Oktober 2025 tercatat turun menjadi 4,97 persen (y/y), dari sebelumnya 5,32 persen.
Penurunan ini disebut berkat kerja – kerja intervensi yang dilakukan bersama Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID), Satgas Pangan, pemerintah kabupaten/kota, dan sejumlah instansi lainnya.
“Komoditas penyumbang inflasi masih didominasi cabai merah dan emas perhiasan,” ujar Poppy Marulita Hutagalung, Kepala Biro Perekonomian Setdaprov Sumut, Rabu (5/11/2025).
1. Sumut bikin strategi 4K untuk menekan inflasi

Poppy menjelaskan, Pemprov Sumut menerapkan strategi 4K—Ketersediaan Pasokan, Kelancaran Distribusi, Keterjangkauan Harga, dan Komunikasi Efektif—sebagai pedoman utama menekan inflasi.
Untuk menjaga pasokan, pemerintah daerah memperkuat produksi dan stok pangan strategis lewat bantuan sarana pertanian serta akses pembiayaan bagi petani.
“Untuk kelancaran distribusi, Pemprov Sumut juga melakukan Kerja Sama Antar Daerah (KAD). Sedangkan keterjangkauan harga dijaga melalui Operasi Pasar Murah, sidak pasar dan distributor, serta optimalisasi penyaluran beras SPHP,” tambah Poppy.
2. Transparansi harga menjadi hal yang penting

Sebagai langkah tambahan, Pemprov Sumut meminta setiap kabupaten/kota memasang informasi harga acuan di pasar—baik Harga Eceran Tertinggi (HET) maupun Harga Acuan Penjualan (HAP).
Menurut Poppy, kebijakan ini penting agar masyarakat mengetahui harga yang wajar, sekaligus memperkuat monitoring harga di lapangan.
“Saat ini sudah ada 26 kabupaten/kota dengan 77 pasar yang memasang informasi harga tersebut,” katanya.
Selain itu, Pemprov melalui BUMD juga menyalurkan cabai merah dari Jawa. Langkah ini terbukti efektif menekan harga cabai yang selama ini menjadi penyumbang utama inflasi di Sumut.
3. Produksi cabai dan beras diklaim melimpah

Sekretaris Dinas Ketahanan Pangan, Tanaman Pangan dan Hortikultura Sumut, Yusfahri, mengungkapkan bahwa produksi pangan di Sumut menunjukkan tren positif.
“Perkiraan produksi beras pada November 2025 mencapai 243.832 ton, dengan kebutuhan 140.842 ton. Artinya, Sumut surplus beras 102.990 ton,” ujarnya.
Untuk cabai merah, produksi diperkirakan 19.417 ton dengan kebutuhan 9.912 ton—surplus 9.505 ton. Sentra produksi utama berada di Karo, Simalungun, Tapanuli Utara, Dairi, Pakpak Bharat, Humbang Hasundutan, dan Batubara.















.jpg)


